Jangan lupa mampir dulu di pojok ya 😂😂 ada tanda bintang yang wajib diisi😭
Aldy
Saat bel istirahat berbunyi, Amanda buru-buru bangkit dari bangkunya dan berjalan keluar kelas tanpa mempedulikan sahabatnya yang memanggil-manggil dia.
"Amanda! Amanda, tunggu dong!" Dia berlari mengejar Amanda.
Aku yang melihatnya hanya bisa bertanya-tanya dalam hati. Sebenarnya ada apa dengan gadis itu? Sikapnya aneh sekali sejak tadi pagi? Atau memang dia selalu seperti itu? Entahlah.
"WOI!"
Tepukan keras di pundak mengagetkanku, dan ternyata Benny yang melakukannya. Ya, dia memang hobi sekali mengagetkan orang dengan memukul tubuhku keras-keras, seperti tadi tentunya.
"Ngapain lo bengong aja ngelihatin si Amanda?"
"Hah?" Aku tidak menyangka kalau sikapku ini ternyata membuat kecurigaan terhadap Benny. "Enggak."
"Ya udah, yuk. Kita cabut ke kantin. Perut gue laper." Benny mengelus-elus perutnya yang keroncongan kemudian menarikku keluar kelas.
Di depan kelas, aku masih bisa melihat Amanda dan seorang sahabatnya yang tadi aku sudah sempat membaca name tag di seragamnya. Namanya Natasha.
Mereka sedang mengobrol serius sambil berjalan santai menuju suatu tempat. Aku dan Benny berjalan pelan di belakang mereka, kelihatannya Benny juga tidak mengajakku buru-buru lagi.
"Nggak jadi ke kantin?" tanyaku pada Benny.
"Sssssttt." Benny justru memberikan isyarat padaku untuk diam. "Jangan keras-keras."
Aku bingung dibuatnya. Benny menahan langkahku supaya berjalan lebih pelan tetap berada pada posisi di belakang Amanda dan Natasha. Dalam jarak wajar tapi bisa mendengarkan pembicaraan mereka. Apa Benny mau menguping pembicaraan mereka? Dan kenapa juga aku harus ikut menguping?
"Man, lo kenapa sih hari ini? Muka lo kok jelek amat sejak pagi?" tanya Natasha yang cemas dengan keadaan sahabatnya yang kelihatannya tidak seperti biasanya itu. "Kalo ada masalah cerita sama gue, dong. Jangan kayak gini. Bikin gue khawatir aja, deh."
Amanda menghela napas. "Iya, nih. Gue emang ada sedikit masalah di rumah."
"Masalah apa?"
"Nyokap gue mau nikah lagi."
Aku membelalakkan mataku, sepertinya aku sudah menguping sesuatu terlalu jauh yang seharusnya tidak boleh aku dengar. Itu urusan pribdi keluarga Amanda dan aku tidak sepantasnya menguping seperti ini. Saat aku mau berbalik dan kabur, nasib naas yang tidak disangka-sangka justru menghampiriku.
DUAGH!
Entah karena gugup atau terlalu takut terlibat terlalu jauh, aku menabrak dinding di belakangku dan menimbulkan bunyi berisik yang aku yakin Amanda dan Natasha pun mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Boyfriend
Teen FictionCOMPLETE PREQUEL JANJI AMANDA Setiap orang pasti pernah mengalami sakitnya kehilangan. Dan bagaimana rasa sakit itu akan mulai memudar ketika kita mendapatkan sebuah kebahagiaan sebagai gantinya. Ketika kamu menemukan seseorang yang spesial dalam h...