Bab. 32|🌷 Mie Ayam ⚘

513 78 660
                                    

Aku datang lagi🤧🤧 mau ngebut biar cepet kelar terus bisa leyeh-leyeh 😁😁 entahlah cerita ini akan kuapakan setelah semua ini berakhir *apasi😭*

Pict pembuka :

Belinda Anastasya calon masdepnya siapa ya🤣🤣

Belinda Anastasya calon masdepnya siapa ya🤣🤣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Amanda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Amanda

"Hoe, Man!" Benny datang dan langsung mengagetkanku. "Gimana kalo buat ngerayain kembalinya lo di kelas ini, ntar pas istirahat lo berdua gue traktir makan bakso di kantin sekolah?"

Natasha memukul Benny dengan kamus tebal. "Benny, lo apa-apaan sih? Ngaget-ngagetin orang aja. Nggak tahu apa, kalo gue lagi kangen-kangenan sama Amanda?"

Benny mengelus-elus kepalanya yang menjadi korban kamus Natasha. "Penjahat lo. Lo pikir kepala gue pajangan apa, main lo pukul-pukul pake buku segede ini?" Dia mengangkat kamus tebal milik Natasha.

"Itu kan salah lo sendiri. Dateng-dateng pake ngagetin orang segala." Natasha jelas tak mau disalahkan.

Mereka berdua pun adu mulut heboh sekali sampai-sampai Natasha nekat menjambak-jambak rambut Benny. Benny teriak-teriak sambil mengelus-elus rambutnya yang habis rebonding itu. Aku hanya bisa tertawa melihat kedua sahabatku yang akur ini.

Ternyata gue nggak sendirian di sini. Masih ada mereka.

Natasha dan Benny masih sibuk bertengkar dan adu mulut. Saat pandangan mataku beralih ke tempat lain aku melihat dia datang. Senyumanku karena senang melihat Natasha dan Benny pun lenyap saat aku melihatnya. Kedua mata kami saling bertemu dalam diam sampai Aldy berjalan melewatiku dan duduk di bangku belakang tempatnya biasa. Aku tidak tahu kenapa harus melihatnya di saat sedang senang seperti ini?

Apa yang dilakukannya di belakang? Apa dia masih melihatku? Entah kenapa aku sangat ingin tahu mengenai hal itu tapi aku tidak berani menolehkan kepalaku ke belakang hanya untuk sekedar memastikan apa yang sedang dia lakukan. Hubungan kami sudah berakhir dan aku sudah memutuskan untuk tidak akan memikirkannya lagi, jadi kenapa juga aku masih peduli dia melihatku atau tidak?

My Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang