Votenya jangan lupa 😭😭
Aldy
"Dan?"
Aku tidak mungkin mengatakan 'kamu' untuk melanjutkan ucapanku itu, karena Amanda pasti akan berpikiran jelek tentangku. Aku hanya bisa tersenyum saja.
"Kamu gimana? Apa yang kamu dapat sebagai gantinya kamu kehilangan papa kamu? Pasti ada sesuatu, kan? Tuhan itu selalu adil."
Amanda tampak lesu dan malas untuk menjawabnya. "Gue nggak tahu. Gue nggak tahu apa yang gue dapet setelah gue kehilangan Papa. Mungkin ... papa baru kali, ya?" Terlihat sekali kalau Amanda sangat tidak menyukai membicarakan tentang papa barunya itu. Dia cemberut.
"Sabar, ya." Entah dengan keberanian apa tangan kananku refleks menyentuh bahu Amanda. Aku pun kaget dan bingung dengan apa yang aku lakukan. Tapi ya sudahlah, memang seharusnya kan aku melakukan ini untuk seorang teman.
Amanda tiba-tiba memandangku dengan tatapan yang berbeda dari sebelumnya, seperti baru saja menemukan sesuatu yang sejak tadi tidak dia dapatkan. "Kayaknya bukan papa baru yang bakal gue dapetin."
"Terus?"
Senyuman manis Amanda yang selalu membuat jantungku berdebar-debar seperti seseorang yang lupa diri dia tunjukkan lagi sekarang. "Mungkin lo."
Aku terpaku mendengarnya. Benarkah itu?
🍁🍁🍁
Aku mengendarai motorku di halaman sekolah dengan kecepatan sedang. Saat aku melihat Amanda berjalan menuju pintu gerbang, seolah seperti ada magnet yang menarikku untuk menghampirinya. Dan aku pun sedikit mempercepat laju motorku dan berhenti di dekat Amanda. Membuat Amanda berhenti berjalan.
"Hai!" sapaku setelah menaikkan kaca helm.
"Eh, Al. Hai!"
"Lagi nunggu jemputan, ya?"
Amanda mengangguk. "Iya, nih. Tapi kayaknya agak telat soalnya macet katanya."
Kesempatan.
Aku sudah berpikir untuk menawarkan diriku mengantarkan Amanda pulang ke rumahnya lagi. Tapi sepertinya Tuhan tidak mengizinkannya karena sebelum aku berhasil mengatakan apa-apa pada Amanda, ada sebuah suara yang memanggilku.
"KAK ALDY!"
Aku dan Amanda menoleh mendengar suara itu. Aku kaget dan tidak percaya melihat Endhita berlari ke arah kami dengan masih mengenakan seragam sekolah lengkap. Kelihatannya dia baru pulang sekolah dan langsung datang ke sini.
"Lho? Endhita?" Aku terheran-heran melihat adikku yang tiba-tiba muncul di sekolahku.
"Hai, Kakakku," sapa Endhita dengan senyum cerianya.
"Kamu ... kamu kok bisa ada di sini, sih?"
"Ya aku naik taksi ke sini," jawab Endhita.
"Nggak dijemput sopir?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Boyfriend
Teen FictionCOMPLETE PREQUEL JANJI AMANDA Setiap orang pasti pernah mengalami sakitnya kehilangan. Dan bagaimana rasa sakit itu akan mulai memudar ketika kita mendapatkan sebuah kebahagiaan sebagai gantinya. Ketika kamu menemukan seseorang yang spesial dalam h...