Bab. 50 | 🌷 Akhirnya ⚘

495 85 368
                                    

Akhirnya sampai di part ini 😭😭😭😭 terhura akoh🤧🤧🤧

Akhirnya sampai di part ini 😭😭😭😭 terhura akoh🤧🤧🤧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Amanda

Aku memandangi diriku sendiri di depan cermin. Sekarang aku berada di ruang rias dan sudah siap untuk pementasan drama sekolah. Gaun panjang putih yang kukenakan membuatku terlihat seperti seorang putri sungguhan, dengan mahkota terbuat dari bunga-bunga yang kini melingkar di kepalaku.

Seandainya saja Aldy ada di sini sekarang, aku akan bertanya apakah aku cantik atau tidak di matanya? Aku juga ingin dia berada di barisan depan kursi penonton untuk melihat pertujukanku, meskipun aku tahu dia pasti akan protes saat adegan pelukan dimulai. Dia adalah satu-satunya orang yang tidak setuju dengan adegan itu. Aku tersenyum memandangi diriku sendiri.

Aku yakin Aldy pasti akan mengatakan kalau aku cantik.

Aku mengambil ponselku dan kupotret diriku sendiri. Saat melihat hasil foto di ponsel, aku tersenyum puas. Foto ini akan aku tunjukkan pada Aldy setelah dia bangun nanti dan aku akan meminta pendapatnya tentang penampilanku hari ini. Ya, aku tak pernah berhenti berharap meski kemungkinannya nol persen sekali pun.

"Man, Man!" Natasha berlari masuk ke ruang rias dengan tergesa-gesa.

"Ada apa?" tanyaku.

"Itu, udah waktunya lo tampil. Cepetan sana siap-siap."

"Oh, oke. Bentar lagi gue keluar."

Natasha kembali berlari keluar.

Sebelum naik ke atas panggung, aku perlu mempersiapkan diriku terlebih dahulu. Kembali kupandangi diriku di cermin, memperbaiki tatanan rambut dan lain-lain. Setelah aku rasa cukup sempurna, aku pun tersenyum dan menyemangati diriku sendiri.

Walaupun Mama tidak bisa hadir hari ini, tapi aku akan tetap berusaha sebaik mungkin. Aku tahu beliau sibuk, ya sudahlah.

"Pasti bisa."

Adegan demi adegan aku lakukan dengan sangat baik. Meskipun ini sudah bukan pertama kalinya aku tampil di atas panggung seperti ini, tapi tetap saja aku gugup. Apalagi jika aku melirik ke arah bangku penonton aku sangat takut mereka semua tidak menyukai aktingku dan menganggap aku tidak bisa berakting. Karena itu aku sebisa mungkin berusaha menganggap kalau sekarang ini aku sedang berada di tempat yang tidak terdapat banyak penonton. Semua penonton itu tidak ada. Itu yang selalu aku yakini sepanjang perjalanan drama ini.

🍁🍁🍁

"Amanda? Amanda, lo nggak apa-apa, kan?"

Aku tidak tahu aku berada di mana. Yang aku rasakan adalah sekarang ini seperti ada seseorang yang memanggil-manggil namaku. Suaranya kurang begitu jelas tapi aku yakin orang itu memanggilku.

"Amanda? Amanda!"

Suara siapa? Natasha. Seperti suara Natasha.

"Amanda, lo baik-baik aja, kan? Lo bisa denger suara gue nggak?"

My Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang