Bab. 27| 🌷Ombak & Batu Karang⚘

486 83 515
                                    

Part ini pendek ya semuwanyah, aku sengaja pendekin biar kalian bisa fokus bacanya 😹😹

Jangan lupa nyiapin popcorn kalian wkwkwkwk

WARNING :
Mohon dibaca pelan-pelan. Cuma 1070 - an kata kok😁

 Cuma 1070 - an kata kok😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aldy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aldy

"Mau ngapain lagi lo ke sini? Pulang sana." Amanda mengusirku dengan kasar. "Gue nggak mau lihat muka lo di sini lagi."

"Kamu masih marah sama aku?"

Amanda menatapku. Akhirnya dia memandangku juga. Tapi tatapan macam apa yang dia berikan padaku. Tatapan sinis dan marah. "Lo tanya gue masih marah sama lo apa enggak? Ya lo pikir aja sendiri, gue pantes marah apa enggak sama lo?"

Amanda benar-benar marah. Mungkin aku bodoh mengira bahwa kemarahan seseorang akan mereda seiring dengan berjalannya waktu. Tapi tidak untuk seorang Amanda. Dia tidak bisa semudah itu melupakan sesuatu yang membuatnya marah hanya dengan hitungan hari saja. Aku tahu hal itu tapi aku masih mengharapkan itu?

"Kamu masih percaya kalo aku yang melakukan itu?" tanyaku yang dengan terpaksa mengungkit tentang kejadian mading beberapa hari yang lalu. "Kamu nggak percaya kalo bukan aku pelakunya? Aku nggak mungkin ngelakuin itu sama kamu, Man. Aku sayang sama kamu. Bahkan kalo perlu aku akan jaga rahasia kamu sampai kapan pun."

"Diem!" seru Amanda menghentikan kalimat ang kuucapkan. "Mau lo jelasin sampe mulut lo berbusa-busa pun jangan lo pikir gue bakal percaya gitu aja ya, Al. Cuma lo satu-satunya orang yang tahu tentang keluarga gue, selain lo emang siapa lagi yang tahu? Nggak ada! Gue udah susah payah nyimpen rahasia ini selama bertahun-tahun, dan sekarang dengan gampangnya lo bocorin gitu aja ke orang-orang. Seolah-olah semua usaha gue selama ini tuh nggak ada hasilnya, tahu nggak."

Harus bagaimana lagi aku berusaha menjelaskan semuanya ke dia? Amanda tetap tidak mempercayaiku. Yang dikatakan dia memang benar adanya, hanya aku yang mengetahui tentang rahasianya, tapi itu bukan berarti bahwa akulah pelakunya. Bukan aku yang melakukannya. Aku tidak akan setega itu untuk menyakiti orang yang aku sayangi seperti ini.

My Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang