Aku nongol lagi saudara-saudara 😁😁 kita sudah sampai di part 25 nih. Umurnya udah seperempat abad ya si Aldy🤣🤣
Ini udah setengah jalan menuju ending loh. Dan makasih buat yang masih setia ama cerita ini😭😭😭
Daripada ngebacot gak kelar-kelar, mending langsung baca aja silahkan🙏🙏 partnya pendek kok tapi bacotan panjang seperti biasa🤣 maap ya😭😭
Aldy
Aku mendatangi rumah Amanda dan langsung mengetuk-ngetuk pintu rumahnya. Untuk kali ini aku rela akan dicap sebagai orang yang tidak tahu sopan santun karena datang ke rumah orang dan mengetuk pintu sekeras ini, tapi aku terpaksa melakukannya. Aku begitu khawatir dengan Amanda. Kejadian di sekolah tadi pasti sangat membuatnya tertekan.
"Amanda, Amanda buka pintunya. Aku mau ngomong sama kamu." Aku berbicara dari luar pintu sambil sesekali mengetuk-ngetuk pintu rumah.
Tidak ada sahutan dari dalam rumah, tapi aku tahu Amanda ada di dalam. Dia tidak mau menyahutku.
"Man, please kamu buka pintunya. Aku bisa jelasin semuanya ke kamu. Bukan aku yang ngelakuin itu. Kamu harus percaya sama aku."
Tetap tak ada sahutan apa pun dari dalam.
Aku pun akhirnya menyadari bahwa Amanda memang sedang tak ingin diganggu sekarang. Aku berhenti mengetuk pintu dan memutar tubuhku, menyandarkan punggungku pada pintu. Aku masih tak ingin meninggalkan rumah itu.
"Bukan aku yang ngelakuin itu." Aku kembali mengatakan kalimat itu, kali ini dengan nada suara yang sedikit rendah. Aku tak tahu lagi apa yang bisa aku katakan untuk meyakinkan Amanda akan hal ini.
"Aku nggak mungkin setega itu sama kamu. Aku nggak akan ngelakuin hal-hal kayak gitu sama kamu, Man. Please, percaya sama aku."
Entah Amanda mendengarnya atau tidak, aku tetap berusaha untuk menjelaskan. Meskipun tidak ada sahutan dari dalam, tapi entah kenapa aku yakin Amanda pasti mendengar ucapanku.
Aku kembali memutar tubuhku dan mengetuk pintu dengan lebih pelan dari sebelumnya. Keputusasaan melandaku sekarang, apalagi Amanda masih saja tidak mau membukakan pintunya. Aku kembali menyerah dan berhenti mengetuk pintu.
"Iya, nggak apa-apa kalo emang kamu masih nggak mau ketemu sama aku." Aku menghela napas dan mencoba untuk memahami Amanda. Tidak akan memaksanya lagi. "Tapi ... kamu harus tahu satu hal. Kalo aku nggak akan pernah ninggalin kamu. Apa pun yang terjadi. Bahkan kalo suatu saat nanti kamu ninggalin aku, aku akan tetap berada di tempat semula buat nunggu kamu kembali."
Aku menolehkan kepalaku ke arah pintu seolah melihat Amanda dari balik pintu kayu itu. "Aku pulang. Maaf udah ganggu kamu."
Dengan langkah berat, aku berjalan meninggalkan rumah itu. Baru beberapa langkah aku pergi, aku merasa ada seseorang yang memperhatikanku. Saat aku menoleh aku seperti melihat bayangan seseorang dari dalam rumah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Boyfriend
Teen FictionCOMPLETE PREQUEL JANJI AMANDA Setiap orang pasti pernah mengalami sakitnya kehilangan. Dan bagaimana rasa sakit itu akan mulai memudar ketika kita mendapatkan sebuah kebahagiaan sebagai gantinya. Ketika kamu menemukan seseorang yang spesial dalam h...