Bab. 49 | 🌷 Hanya Sekali Saja ⚘

405 76 325
                                    

WARNING :

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yaudah sih cuma mau bilang gitu aja😁😁

Yaudah sih cuma mau bilang gitu aja😁😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Amanda

Aku duduk di lobi rumah sakit. Kenapa aku berada di sini dan untuk apa? Aku pun tidak bisa menemukan jawaban atas pertanyaanku sendiri. Apa yang aku lakukan di sini?

Kedua tanganku memegang sebuah benda pipih. Tapi benda itu bukan milikku. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan dengan benda yang sudah sejak tadi kupegang dan kupandangi sambil berpikir. Pihak rumah sakit sudah menghubungi Endhita atas saran dariku, lalu kenapa aku masih berada di sini?

Hari ini aku sudah membulatkan tekadku untuk membalas dendam. Bahkan aku rela tidak mengikuti latihan drama di sekolah demi mempersiapkan semuanya. Aku telah merencanakan hal ini sejak lama dan sudah berhasil aku lakukan.

Aldy sudah berhasil aku tabrak dan masuk rumah sakit. Kakinya terluka. Aku yakin dia tidak akan bisa mengikuti pertandingan basket besok di sekolah. Tapi pertanyaannya adalah kenapa aku yang membawanya ke rumah sakit? Apa yang aku pikirkan tadi saat aku turun dari mobil dan berlari menghampirinya seperti orang gila?

Benarkah aku mencemaskan keadaannya? Tidak mungkin.

Setelah lama bergulat dengan pikiranku sendiri, aku pun berdiri dan melangkahkan kakiku menuju ke sebuah ruang rawat biasa. Melihat keadaannya sebentar sebelum pulang dan mengembalikan ponsel ini.

Cowok ini pingsan. Atau dia tidur? Atau dia mati kah? Hanya itu yang aku pikirkan saat aku melihatnya. Aku tidak tahu bagaimana dia bisa pingsan saat aku hanya menyerempet motornya saja? Luka di kepalanya pun juga tidak parah. Lagi-lagi aku hanya bergulat dengan pikiranku sendiri.

Aku tak mau berlama-lama di sini. Jika dia bangun dan melihatku di sampingnya, semua rencanaku akan berantakan. Aku bahkan mengaku tak mengenalnya saat pihak rumah sakit menanyakan apa hubungan kami.

Inginku segera pergi dari tempat ini. Tapi seperti ada magnet yang menarikku. Entah kenapa aku tidak bisa meninggalkannya? Ini gila.

Beberapa waktu kemudian aku melihat Endhita datang bersama Raisa. Cewek itu bagaimana bisa tahu? Apa Endhita memberitahunya? Aku selalu tidak suka melihatnya berada di sekitar Aldy. Aku cemburu? Tidak mungkin.

Aku menunggu di luar ruangan dan mendengar pembicaraan mereka dari luar. Tadi Endhita juga mengabariku bahwa Aldy di rumah sakit, tentu saja aku harus memastikan waktu kedatanganku agar mereka tak curiga, serta memasang wajah kaget dan panik saat menemuinya nanti. Berakting? Itulah keahlianku.

My Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang