Bab. 41| 🌷 Aku Maunya Kamu⚘

467 70 446
                                    

Eh aku datang lagi😁😁😁 biarpun sering muncul tapi wajah unyu nan byutipul author tetep gak luntur loh, ya kan☺☺

WARNING : Part ini panjang 1700 an + bacotan . Bisa jadi ini part terpanjang di cerita ini. Aku harap kalian gak mual, lemah, lesu, atau migren ya😶😶

Selamat menikmati adegan romantis ini wkwkwkwkwk

Selamat menikmati adegan romantis ini wkwkwkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raisa

Berkali-kali aku menampar pipiku sendiri. Bukan karena ada nyamuk yang hinggap di wajahku atau karena pipiku gatal, tapi karena aku bingung. Bingung membedakan ini mimpi atau kenyataan.

Aldy tiba-tiba datang ke rumah malam-malam dan mengajakku keluar. Aku kaget. Kenapa mendadak dia mengajakku keluar? Ada apa? Bukannya dia masih marah atas kejadian waktu itu? Atau dia sengaja mengajakku keluar untuk memberikan jawaban atas surat yang sudah berhasil kuberikan padanya?

Astaga! Memikirkannya saja sudah membuat jantungku hampir copot. Kira-kira Aldy akan memberikan jawaban seperti apa? Dia marah atau justru ... ah tidak. Sepertinya aku terlalu banyak berharap kali ini. Aku pun tahu bagaimana perasaan dia dan siapa orang yang dia cintai. Orang itu bukan aku, meskipun aku masih terus berharap jika aku diberikan kesempatan itu.

Aku tidak tahu Aldy mengajakku pergi ke mana. Aku hanya mengikuti ke mana dia berjalan. Kami hanya berjalan kaki saja karena Aldy bilang tidak akan jauh tempatnya dan juga hanya sebentar saja. Dan kami pun tiba di sebuah pasar malam yang terletak tidak jauh dari rumahku. Kira-kira hanya sekitar lima ratus-an meter.

Aku tahu ada pasar malam beberapa malam ini, hanya tidak menyangka saja Aldy akan mengajakku ke sini.

Aku melihat keramaian di pasar malam itu. Selain banyak pengunjung yang datang, juga banyak wahana permainan di sana. Banyak badut dan juga kembang api yang diluncurkan di langit. Sangat berisik tapi cukup menyenangkan. "Kita mau ngapain Al, ke sini?"

Aldy menggandeng tanganku membuat jantungku berdebar-debar. Sungguh, aku berharap selamanya dia akan memegang tanganku seperti ini tanpa melepaskannya lagi.

"Malem ini kita seneng-seneng di sini, yuk," ajak Aldy. "Untuk sementara kita lupain semua masalah di antara kita. Gue lagi kepengen seneng-seneng malem ini. Gimana? Setuju nggak?"

Aku mengangguk-angguk dengan cepat. Apa pun yang Aldy katakan aku tidak akan menolaknya malam ini. Hatiku sudah cukup bahagia hanya dengan berada dalam situasi seperti ini. Sudah lama aku tidak berduaan dengan Aldy dan jalan-jalan. Ini merupakan kebahagiaan tersendiri untukku.

"Yuk, kita ke sana." Aldy menarikku mengajakku untuk ikut dengannya.

Kami bergabung dengan rombongan pengamen kecil yang sedang bernyanyi-nyanyi. Dengan penuh keceriaan Aldy menyapa semua anak-anak itu dan ikut bernyanyi-nyanyi ria dengan mereka semua.

Aku tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan ini. Aku akhirnya melihat senyum dan tawa Aldy yang sangat kusukai. Senyuman yang sudah lama tak kulihat itu malam ini aku kembali melihatnya. Moment ini sangat berharga untuk aku lewatkan begitu saja, dan aku pun akhirnya hanya berdiri diam memandangi Aldy yang masih asyik bermain dengan anak-anak kecil.

My Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang