Chapter 4 : Antara Jantung dan Rasa

111 2 0
                                    

Pertemuan Vanessa dan Zen di kampus mengawali kisah baru mereka.

"Ehm Pak Zen??"

"Kamu? Vanessa ya?"

"Iya Pak. Ternyata Pak Zen masih inget sama saya. Pak Zen kuliah di sini juga?"

"Iya, gedung kampus saya di sebelah gedung ini, jadi saya sering main ke sini."

"Oh gitu."

"Kamu apa kabar? Apa masih sering kambuh sakitnya? Kalo iya berarti kamu bener-bener gak boleh berkegiatan yang berat-berat."

"Pak Zen tenang aja. Sekarang saya gak perlu lagi khawatir soal penyakit jantung saya karena saya udah punya jantung yang baru."

"Jantung baru? Maksud kamu?"

"Iya Pak. Jadi beberapa minggu yang lalu saya operasi jantung. Ada orang baik yang donorin jantungnya ke saya, jadi saya sembuh dan masih bisa hidup sampe sekarang."

Mendengar hal itu, Zen jadi teringat akan Tasya. Karena keluarga Tasya pernah bilang sebelum Tasya pergi untuk selamanya, ia telah memberikan jantungnya kepada orang yang sangat membutuhkan donor jantung.

Zen mulai curiga, ia berpikir jangan-jangan jantung baru Vanessa adalah pemberian dari Tasya kekasihnya.

"Vanessa..."

"Iya Pak Zen?"

"Kalo boleh tau, kapan tepatnya waktu kamu operasi?"

"Ee... Saya agak lupa sih Pak. Tapi kenapa Pak Zen pengin tau soal itu? Apa ada sesuatu?"

"Ahh, gak kok Sa. Saya cuma pengin tau aja."

"Hemm, bentar. Kalo gak salah sih mungkin dua minggu yang lalu. Tepatnya tanggal 10 Juli. Tapi itu kalo saya gak lupa sih Pak. Iya... Kayaknya beneran hari itu deh."

"Jadi... Beneran 10 Juli?"

"Yah mungkin Pak..."

"..."

Zen terdiam mendengar jawaban dari Vanessa. Hari yang disebutkan Vanessa itu tepat saat di mana kecelakaan Tasya terjadi dan di mana saat itu juga kekasih Zen memutuskan memberikan jantungnya untuk orang lain. Namun, Zen tak ingin menerka-nerka. Ia memutuskan mencari fakta itu sendiri.

Zen langsung berlalu begitu saja meninggalkan Vanessa. Hal itu membuat Vanessa bingung sendiri, tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

•••

Pertemuan pertamanya dengan Zen di kampus membuat Vanessa terus terbayang akan wajah Zen. Entah mengapa ia jadi selalu ingin bertemu dengan Zen. Bahkan saat di dekat Zen, jantung Vanessa mendadak berdegup dengan kencang. Padahal sebelumnya Vanessa hanya merasa seperti itu ketika bersama Eksa.

"Vanessa?"

"Eh Pak Zen?"

"Kamu sendirian aja?"

"Iya Pak."

"Ehm jangan panggil Pak lah. Saya bukan guru olahraga kamu lagi."

"Oke, ehm kak Zen..."

"Perasaan kamu setelah dapet jantung baru itu gimana Sa?"

"Yah, saya seneng. Akhirnya saya sembuh. Jadi saya gak perlu sering-sering ngerepotin orang lagi. Tapi--"

"Tapi apa Sa??"

"Saya ngerasa hidup saya jadi aneh aja. Rasanya beda. Jantung ini bisa berdegup kencang secara tiba-tiba di situasi yang sama sekali saya gak ngerti gitu. Mungkin karena saya memang belum bisa terbiasa sama jantung ini. Padahal udah sebulan lebih saya hidup dengan jantung ini."

Be My Romantic HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang