Eksa dan Vanessa kini berada di kamar mereka. Vanessa nampak kelelahan karena seharian berjalan-jalan dengan Eksa. Vanessa sedang bersandar di kepala ranjang sementara Eksa yang baru selesai mengganti bajunya kini menghampiri istri kesayangannya. Eksa duduk di tepi ranjang menghadap ke wanita pujaannya.
"Sayang, kamu kecapekan ya?" Eksa mengusap lembut pipi Vanessa.
"Ehm, iya Eksa, aku capek. Tapi gapapa kok. Aku seneng soalnya bisa jalan-jalan seharian sama kamu. Kan jarang-jarang kamu bisa punya waktu kayak gini buat aku."
"Vaness sayang, maafin aku yaa. Tapi kerjaan aku yang bikin aku--"
"Aku tau kok Eksa. Gapapa aku ngerti."
"Bulan depan aku bakal ambil cuti. Kita bisa liburan berdua. Ya anggep aja honeymoon kedua kita. Okee?"
"Kamu serius?"
"I'm so seriously honey! Kamu pengin kita liburan ke mana?"
"Uhm, ke Eropa lagi gapapa sih, meski udah pernah ke sana tapi rasanya pengin ke sana lagi."
"Jadi kita keliling Eropa lagi??"
"Hmm atau gimana kalo kita ke New York aja? Apa ke--Ahh aku bingung Eksa. Kamu aja yang nentuin tempatnya yaa! Ke mana pun asalkan sama kamu, aku mau kok."
"Of course sayang! Oke, aku akan cari tempat yang seindah dan seromantis mungkin buat honeymoon kedua kita."
Eksa memeluk erat tubuh istrinya, mengecup singkat puncak kepala Vanessa.
Kini Eksa bersandar di kepala ranjang dan Vanessa menyandarkan kepalanya ke dada Eksa. Posisi itu benar-benar dirasa paling nyaman untuk Vanessa saat ini.
"Eksa..."
"Iya sayang. Ada apa?"
"Aku boleh tanya sesuatu?"
"Tanya apa pun boleh sayang. Apa hmm?"
"Kamu se-romantis ini sama semua orang?"
"Haha.. Apa sih sayang? Itu pertanyaan macem apa? Kamu tau lah, aku cuma romantis sama kamu. Kamu kan cinta pertama aku. Aku pun cuma mau kamu yang jadi cinta terakhir aku." Eksa mengecup tangan Vanessa yang sedari tadi dalam genggamannya.
"Berarti aku wanita pertama yang dapet perlakuan romantis kamu?"
"That's right baby! Pertama dan satu-satunya."
"Hmm gitu yaa!"
"Kenapa sayang? Apa kamu gak suka sama sikap romantis aku?"
"Mana mungkin Eksa? Semua cewek pasti suka kalo pasangannya romantis. Cuma--"
"Cuma??"
"Kadang kamu suka berlebihan."
"Berlebihan??"
"Iya, jatuhnya bukan romantis lagi tapi jadi lebih ke possessive."
"Vaness, aku kayak gitu juga punya alasan sayang."
"Alasan?"
"Ya, aku gak mau kehilangan kamu. Aku telanjur sayang sama kamu. Kamu milik aku sayang."
"Eksa..."
Eksa menatap lekat kedua mata istrinya. Tangannya mengusap lembut wajah Vanessa dari kening, pipi hingga bibirnya.
"Aku akan jadi sosok suami seperti yang kamu harapkan. Aku janji. Kamu gak akan kecewa sama aku Va! Meski aku bukan cinta pertama kamu, aku harap kamu berkenan jadiin aku satu-satunya cinta kamu sekarang. Kamu sayang aku kan?"
"Eksa, aku gak mungkin di sini sama kamu sekarang kalo aku gak sayang sama kamu."
Eksa mencium kening Vanessa sesaat. Ia kembali memandangi wajah Vanessa dan mulai menghapus jarak antara wajah mereka berdua.
Vanessa memejamkan matanya, merasakan kelembutan bibir Eksa yang kini menyentuh bibirnya. Vanessa mulai nyaman dengan ciuman itu. Ia menerima setiap perlakuan Eksa padanya. Eksa menarik tengkuk istrinya untuk memperdalam ciumannya.
Eksa sempat melepaskan ciumannya dan mengatakan sesuatu pada Vanessa.
"Cukup aku yang sentuh bibir kamu. Jangan biarin pria lain lakuin ini ke kamu sayang!"
"Iya Eksa. Aku tau. Ehmmph--"
Eksa kembali membungkam bibir Vanessa dengan ciumannya.
Setelah merasa cukup, mereka membaringkan tubuh di ranjang. Eksa mulai memeluk tubuh Vanessa karena ia tahu Vanessa tak bisa tidur tanpa pelukannya.
"Vaness sekarang kita tidur yaa! Good night sayang. Have a nice dream! Jangan mimpiin cowok lain ya! Kamu cuma boleh mimpiin aku. Love you honey!"
"Love you too Pak Eksa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Romantic Husband
Romance[ SUDAH TERBIT ] "Cukup menjadi mantan gurumu saja. Jangan sampai aku jadi mantan kekasihmu. Karena aku hanya ingin kita bersama selamanya ditemani dengan kisah kasih yang indah. Aku mencintaimu sampai kapan pun." -Mr. E- *** Vanessa Putri Ardian ke...