"Risang, kamu kenapa? Kok muka kamu kayak aneh gitu? Kamu heran ya, kok aku tetep bisa ngenalin Eksa meski baju kalian sama. Ya kan?"
Vanessa sengaja bertanya pada Eksa dengan tetap menyebutnya sebagai Risang. Padahal dari awal ia sudah tahu kalau itu Eksa.
"Eh udah-udah, cukup ya!" ucap Eksa sembari menjauhkan Vanessa dari Risang, sepertinya ia sudah tak tahan.
Pelukan Vanessa dan Risang pun terlepas.
"Loh, kenapa sih? Emang aku gak boleh peluk suami aku sendiri?"
"Va, udah deh. Tuh, kasihan Eksa dah kesel banget kayaknya. Aku gak mau dibantai sama dia nanti, Va."
"Biarin aja dia kesel, siapa suruh pake main-main mau ngerjain istri sendiri!"
"Astaga! Apa ini? Vaness, jadi sebenernya dari tadi kamu itu udah tau kalo yang kamu peluk itu Risang?" tukas Eksa.
"Hm, kalo iya memang kenapa? Justru karena aku tau itu bukan kamu makanya aku peluk dia. Ngapain juga aku mau peluk suami yang suka jahil sama istri?"
"Vanessa.. Kok kamu begitu sih? Sumpah ya, kamu tadi bener-bener buat aku kesel banget. Oke deh, aku gak akan coba-coba begini lagi. Aku sendiri yang kena tulahnya. Maaf ya, sayang."
"Sorry nih, Sa. Gue gak ikut-ikutan ya. Ini kan ide lo tadi. Lo juga dari awal udah janji gak akan nyalahin gue kan?" sergah Risang.
"Ah elo apaan, Sang. Lo terima-terima aja dipeluk sama Vanessa. Oke, santai Sang, gue gak marah kok. Cuma agak panas dikit sih."
Vanessa justru tertawa kegirangan.
---
Waktu hampir menunjukkan jam dua belas tengah malam, Vanessa diam-diam bangun dari tidurnya berusaha agar tak mengusik tidur Eksa. Setelah pulang dari kantor semalam, Eksa terlihat begitu lelah. Itu sebabnya mereka memutuskan untuk langsung tidur tanpa melakukan 'ritual' seperti biasa.
Vanessa berhasil, ia mengendap-endap menuju ke dapur. Ditemani bibi yang bekerja di rumahnya, Vanessa sibuk menyiapkan segala sesuatu untuk kejutannya malam ini. Ini kejutan untuk hari ulang tahun Eksa.
Sebuah cake yang terlihat cantik sudah siap. Setelah menata beberapa lilin di atas cake itu dan menyalakannya, Vanessa dan bibi segera menuju kamar. Mereka bersiap membangunkan Eksa dari tidurnya dan mengejutkannya.
"Ayo Bi, satu dua tiga.. Happy birthday, Eksa!!"
Lagu ulang tahun pun mengalun. Disertai suara gaduh terompet yang dibunyikan. Sudah pasti tidur Eksa terusik. Begitu Eksa membuka mata, tak ada hal lain yang ia lakukan selain terkejut dan tersenyum.
"Va.. Bibi.. Kalian ini, astaga ini jam berapa? Kalian ngapain sih?" gumam Eksa.
"Hehe. Maap Eksa, tapi kalo mau kasih surprise waktunya harus pas kan? Makanya aku minta bantuan bibi jam segini."
"Sayang, kenapa harus repot-repot begini sih?"
"Gapapa Eksa. Aku gak repot kok. Aku seneng. Selamat ulang tahun ya, Pak Eksa!"
"Makasih sayang." Eksa langsung memeluk Vanessa.
"Ehm, selamat ulang tahun, Den Eksa. Semoga langgeng terus sama Non Vaness." ucap bibi.
"Ehh amiin. Makasih ya Bi. Maaf juga karena Vaness jadi ngerepotin Bibi jam segini cuma buat kasih kejutan ke saya."
"Gapapa Den, bibi seneng kok kalo bisa bantu dan liat Den Eksa sama Non bahagia."
Seperti perayaan ulang tahun pada umumnya, Eksa pun melakukan hal yang sama. Membuat permintaan, meniup lilin, memotong kue. Setelah semua prosesi terlaksana, bibi pamit keluar agar Eksa dan Vanessa bisa bicara berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Romantic Husband
Romance[ SUDAH TERBIT ] "Cukup menjadi mantan gurumu saja. Jangan sampai aku jadi mantan kekasihmu. Karena aku hanya ingin kita bersama selamanya ditemani dengan kisah kasih yang indah. Aku mencintaimu sampai kapan pun." -Mr. E- *** Vanessa Putri Ardian ke...