Chapter 12 : Tak Ingin Jauh

50 2 0
                                    

Hari itu Eksa baru saja pulang dari kantor. Raut wajahnya begitu lesu. Sepertinya ada beban berat yang sedang dipikulnya. Tidak salah lagi pasti ada masalah yang menyangkut pekerjaannya di kantor.

Vanessa yang melihat Eksa seperti itu tak mau tinggal diam. Sebagai istri yang baik, Vanessa merasa bahwa sudah kewajibannya untuk menghibur dan menemani di saat suaminya sedang mengalami kesulitan.

"Eksa, kamu dah pulang?"

"Oh, iya sayang. Aku kangen sama kamu." Eksa menaruh tas kerjanya lalu beranjak memeluk dan mengecup puncak kepala istrinya.

"Eksa kamu pasti capek. Aku udah siapin air hangat buat kamu mandi. Oh ya, kamu belum makan malem kan? Abis ini aku mau bantuin bibi buat siapin makan malem kita."

"Kamu kok udah semalem ini belum makan?"

"Kan aku nungguin kamu pulang. Jadi aku sengaja minta bibi siapin makan malemnya nanti aja waktu kamu pulang."

"Sayang aku kan dah pernah bilang, kalo dah waktunya makan malem kamu bisa makan duluan aja. Kenapa nungguin aku? Ntar kalo kamu telat makan kamu sakit lagi loh."

"Biarin, kalo aku sakit kan kita bakal sakit bareng karena kamu belum makan juga. Lagian aku gak suka makan sendirian."

"Vaness..."

"Apa? Udah deh, kamu mandi dulu terus abis itu langsung turun, aku tunggu di bawah buat dinner kita. Oke?"

"Ya udah sayang."

Eksa bergegas untuk mandi. Sementara Vanessa pergi ke dapur membantu bibi yang sedang menyiapkan makan malam untuk mereka. Sebenarnya Vanessa sudah bisa jika harus masak sendiri, rasa masakan yang pernah dibuat Vanessa tidaklah buruk. Tetapi Eksa melarang Vanessa masak sendirian di dapur karena takut istrinya itu kelelahan.

Begitu Eksa selesai mandi, mereka makan malam bersama. Saat makan pun Eksa terlihat tidak fokus seperti memikirkan sesuatu yang benar-benar mengganggu pikirannya. Vanessa memutuskan akan menanyakan hal itu pada Eksa nanti saat mereka di kamar.

Makan malam pun selesai. Eksa dan Vanessa naik menuju ke kamar mereka. Ini saatnya Vanessa mencari tahu sebenarnya terjadi masalah apa pada Eksa.

"Eksa??"

"Vanessa sayang, kamu tidur duluan aja ya! Aku mau lanjutin kerjaan aku sebentar. Ntar aku nyusul kok."

"Gak Eksa. Aku nungguin kamu aja."

"Kamu yakin?"

"Iyaa."

"Ya udah. Up to you my princess." Eksa mengacak rambut Vanessa.

"Hmm Eksa..."

"Apa sayang?"

"Aku boleh tanya sesuatu?"

"Iya. Kenapa Vaness?"

"Kamu lagi ada masalah ya? Dari pulang kantor aku liat kamu kayak lagi banyak pikiran."

"Sayang aku cuma capek aja kok."

"Gak. Aku tau pasti ada masalah kan?"

"Gapapa sayang, cuma masalah kerjaan di kantor kok."

"Kamu bisa cerita ke aku Eksa! Aku kan istri kamu."

"Hmm, Vaness... Kamu gak perlu ikut pikirin ini ya! Aku bisa atasin semuanya kok."

"Serius banget ya masalahnya?"

"Gapapa sayang." Eksa mengalihkan pandangannya ke istrinya dan mengusap lembut pipinya.

"Please, Eksa kamu cerita aja! Aku mohon. Meski aku tau kalo aku emang belum tentu bisa bantu kasih solusi buat masalahnya tapi setidaknya kamu sedikit lega karena bisa bagi masalah kamu ke orang lain kan?"

"Tapi kamu kan bukan orang lain buat aku. Kamu istri aku."

"Ish, iya maksud aku orang selain diri kamu sendiri Eksa."

"Oke-oke iya deh sayang. Kalo kamu pengin tau, aku cerita nih ya. Jadi tuh perusahaan papa saat ini memang lagi koleps. Makanya aku lagi puter otak buat balikin kejayaan perusahaan papa lagi. Banyak investor yang mundur entah karena apa. Jadi perusahaan rugi banyak."

"Ehm ini sama kayak waktu kejadian papa kamu batal kerjasama proyek besar karena meninggalnya papa aku?" raut wajah Vanessa mendadak sedih karena teringat papanya.

"Va, ini beda kejadiannya sayang. Kenapa kamu sangkut pautin sama hal itu. Itu dah berlalu, bahkan waktu itu emang bukan kesalahan pihak keluarga kamu. Sekarang jauh lebih buruk dari waktu itu sayang." Eksa memeluk erat Vanessa karena ia tahu istrinya saat ini sedang sedih mengingat kepergian mendiang papanya.

"Terus gimana Eksa??"

"Aku masih coba atasin itu sayang. Kamu gak perlu khawatir ya!"

"Aku bisa bantu apa Eksa?"

"Hmm, kalo istri aku ini mau berbuat sesuatu, cukup dengan terus tersenyum di sisi aku. Itu udah jadi kekuatan tersendiri buat aku. Cuma kamu yang bisa hilangin rasa capek aku sayang."

Eksa mencubit pipi Vanessa.

"Ahh Eksa! Ishh sakit tau."

"Hehe, abis aku gemes sama pipi tembem istri aku ini."

Vanessa cemberut.

"Maafin deh yaa..." Eksa membelai lembut rambut Vanessa.

Setelah obrolan mereka berhenti sejenak, Eksa kembali berbicara.

"Sayang, minggu depan aku harus ke luar kota. Ada proyek yang harus aku urus di sana."

"Eksa? Kamu bakal pergi?"

"Cuma lima hari kok sayang, weekend aku bakal balik lagi."

"Lima hari itu lama Eksa..."

"Vaness sayang, ya udah kamu ikut aku aja gimana? Ntar kita di sana bisa nginep di hotel. Jadi kita gak jauh-jauh, gimana hmm? Kamu mau?"

Vanessa terdiam, ia berpikir sesaat. Eksa saat ini sedang frustrasi memikirkan perusahaannya yang kacau. Pasti di sana Eksa harus fokus mengurus pekerjaannya. Ia tak mau menambah beban pikiran Eksa. Bila Vanessa ikut, pasti Eksa harus membagi perhatian antara pekerjaan dan dirinya.

"Gimana sayang?"

"Uhm, aku gak jadi ikut deh Eksa. Kamu pergi sendiri aja."

"Kamu serius?"

"Iya Eksa, lagian percuma kalo aku ikut. Kamu di sana pasti bakal lebih sibuk sama kerjaan kamu. Sama aja bohong."

"Va, aku gak akan cuekin kamu kok sayang."

"Gapapa Eksa. Aku di rumah aja ya..."

"Sebenernya aku gak suka ninggalin kamu sendiri di rumah sayang."

"Aku kan dah biasa Eksa, tiap hari kamu juga ninggalin aku kan?"

"Tapi kan setidaknya malem kita bisa ketemu. Aku masih bisa tidur sama kamu. Nah ini kita harus terpisah, bener-bener terpisah selama lima hari. Aku gak akan kuat nahan rindu sayang."

"Ihh Eksa, kamu lebay deh."

"Aku serius sayang. Aku gak bisa lama-lama jauh dari kamu." Eksa memeluk erat Vanessa lagi.

Ketika pelukan mereka terlepas, Vanessa mencium pipi Eksa. Eksa pun terkejut. Jarang-jarang Vanessa melakukan itu.

"Sayang?"

"Biar kamu semangat kerjanya."

"Kamu bisa aja sih sayang! Tapi makasih yaa..."

Be My Romantic HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang