Chapter 14 : Salah Sangka

56 2 0
                                    

Keesokan harinya, Vanessa mencoba menghubungi Eksa lagi. Namun, hasilnya nihil. Eksa belum juga merespons panggilan dari istrinya. Bahkan Vanessa sudah mencoba mengirim pesan berkali-kali pada Eksa, tapi tak ada satu pun yang dibaca oleh Eksa.

Vanessa ingin menjernihkan pikirannya. Ia memutuskan pergi keluar rumah. Vanessa menuju ke sebuah mall untuk sekadar cuci mata karena ia memang tak suka berbelanja kecuali jika memang ada kebutuhan yang harus ia beli.

Vanessa menyusuri mall itu tanpa tahu apa yang ingin ia lakukan. Ia tertarik ke stand boneka karena Eksa sering mengajaknya ke sana dulu. Vanessa masih sangat suka dengan boneka apalagi boneka beruang. Tak heran jika di kamarnya saat ini terpajang begitu banyak koleksi boneka.

Sesampainya Vanessa di tempat itu, ia terkejut begitu pandangannya menangkap sosok pria yang ditemuinya kemarin. Pria itu tengah berdebat dengan seorang wanita entah karena persoalan apa. Wajah pria itu benar-benar wajah Eksa. Vanessa bahkan sampai saat ini belum mendapat kabar dari Eksa. Apa pria yang sedang bersama wanita lain di hadapannya saat ini memang Eksa atau bukan.

Vanessa mendekat ke arah mereka.

"Kamu??" pria itu terkejut melihat Vanessa, ia masih mengingat pertemuannya dengan Vanessa kemarin.

"Dia siapa Sang? Apa kamu kayak gini sama aku karena wanita ini?" wanita itu menunjuk ke arah Vanessa.

Vanessa hanya terdiam, ia sungguh bingung dengan situasi sekarang.

"Salsa, ini gak ada hubungannya sama dia atau siapa pun. Kita emang gak ada hubungan apa-apa kan. Aku gak suka sama sikap kamu ini. Aku gak bisa sama kamu. Aku gak cinta sama kamu."

"Risang... Tapi aku sayang sama kamu. Oh atau kamu lebih suka sama dia makanya kamu terus nolak aku? Iya kan?"

"Sal kamu gak ngerti. Dia--"

"Apa? Buktinya kalian saling kenal dan dia ada di sini."

"SALSA!! Oke kalo aku emang lebih suka dia terus kenapa? Hak aku kan buat suka sama siapa aja? Jadi lebih baik kamu jangan ganggu hidup aku lagi Sal!"

"Ohh gitu ya. Jadi akhirnya kamu ngaku, kamu lebih pilih dia daripada aku. Oke, semoga kalian bisa bertahan lama yaa! Aku pergi!!"

Sebelum wanita itu pergi, ia sempat berbicara sesuatu kepada Vanessa.

"Kamu--aku gak tau apa yang bikin Risang lebih tertarik sama kamu. Yang pasti aku nyesel udah ketemu sama cowok itu. Semoga aja kamu gak ngalamin apa yang udah aku alamin. Cuma mau ngingetin hati-hati aja sama cowok kayak dia, Risang itu playboy kelas berat, cewek dia banyak. Mungkin kamu salah satu korbannya. Bye! Take care for you girl!"

Wanita bernama Salsa itu berlalu meninggalkan Vanessa dan pria di sampingnya hanya berdua. Mereka nampak canggung sekarang. Pria bernama Risang itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal kemudian mulai bicara pada Vanessa.

"Uhm, maaf ya, aku gak bermaksud libatin kamu dalam masalah aku. Tapi... Makasih karena berkat kamu, aku jadi terbebas dari Salsa--cewek tadi."

"Kamu Eksa kan?" Vanessa bertanya dengan tatapan penuh kebingungan.

"Ehh kayaknya kamu masih salah paham, aku bukan Eksa atau pria yang kamu maksud itu. Nama aku Risang. Kalo kamu gak percaya, nih liat KTP aku." Risang memberikan KTP-nya pada Vanessa.

Di sana tertulis jelas nama Risang Aditya Sidharta. Vanessa makin bingung.

"Gak mungkin. Kamu--"

"Ehm, kamu baik-baik aja kan?"

Vanessa mulai hilang kesadaran, ia jatuh pingsan di pelukan Risang.

Risang membawa Vanessa ke apartement tempat tinggal Risang selama ini. Vanessa belum juga sadar. Risang membaringkan tubuh Vanessa di sofa.

"Sebenernya dia siapa sih? Kenapa dia terus bilang aku ini Eksa? Siapa Eksa?"

Risang menatap dalam Vanessa yang masih memejamkan matanya. Ia merapikan rambut Vanessa yang menutupi sebagian wajah Vanessa.

"Hm, kalo diliat-liat cewek ini manis juga. Dia cantik..."

Beberapa menit kemudian Vanessa tersadar. Begitu ia membuka mata dan melihat sosok pria di hadapannya, ia refleks memeluk erat pria itu. Risang justru membiarkan Vanessa memeluknya, sepertinya Risang mulai nyaman dengan Vanessa.

"Eksa..."

Begitu mendengar nama yang keluar dari mulut Vanessa, Risang mulai melepaskan pelukannya.

"Eksa??"

Risang mencoba bicara dan menenangkan Vanessa.

"Maaf ya, tapi aku bukan Eksa. Aku Risang. Ehm, siapa nama kamu? Va-Vanessa kan? Kamu salah orang Vanessa."

"Tapi gimana bisa? Kamu Eksa."

"Bukan. Aku Risang."

Vanessa mengambil ponselnya, ia menunjukkan foto pernikahan yang tersimpan di dalamnya kepada Risang.

"Liat ini! Ini kamu kan?"

Risang pun bingung. Ia melihat wajahnya sendiri ada di foto itu. Tapi itu bukan dirinya.

"Kenapa bisa semirip ini? Pantes aja Vanessa pikir aku ini suaminya." Risang bergumam dalam hati.

"Vanessa, ini bukan aku. Oke aku akuin wajahnya bener-bener mirip sama aku. Tapi aku ini Risang, bukan aku yang ada di foto itu."

"Jadi kamu beneran bukan Eksa??"

"Iyaa. Aku bukan Eksa."

"Maaf--maafin aku. Aku udah--"

"Gapapa kok. Sans aja. Wajar kamu kayak gitu, wajahnya ternyata bener-bener mirip sama aku. Tapi aku juga heran, kok bisa yaa? Perasaan aku gak punya saudara kembar.."

"Eksa juga anak tunggal, dia gak punya saudara."

"Hm yaudah lah, mungkin memang kebetulan mirip aja. Tapi ngomong-ngomong emang Eksa sekarang di mana?"

"Dia di luar kota, ada urusan bisnis. Tapi dari kemarin aku belum bisa hubungin dia."

"Mungkin dia sibuk."

"Yah mungkin. Emm yaudah kalo gitu lebih baik aku pulang sekarang."

"Kamu dah gapapa kan?"

"Iya aku baik-baik aja kok."

"Oke, biar aku anter kamu yaa!"

Be My Romantic HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang