Chapter 2 : Dilema Vanessa

211 5 0
                                    

"Va, aku pikir kedekatan kita dulu akan ada artinya buat kamu. Aku pikir kita bisa punya rasa yang sama, tapi ternyata--"

"Pak Niko, tapi kita memang gak pernah punya hubungan apa pun selain antara guru dan siswi, memang gak pernah lebih dari itu kan, Pak?"

"Kenyataannya aku punya rasa lebih itu, Va. Aku sejak dulu berharap kita bisa punya hubungan lain selain guru dan siswi. Kata-kata sayang aku dulu ke kamu, itu bukan cuma candaan, itu serius dari hati aku. Tapi dulu kamu justru pergi. Dan kita--"

"Sekarang apa, Pak? Aku rasa semua itu gak penting lagi. Pak Niko tau kan, aku udah sama Pak Eksa sekarang."

"Vanessa.. Harusnya kita bisa--Va, setelah kedekatan kita selama ini, apa kamu yakin kamu juga gak punya rasa itu buat aku?"

Hening, Vanessa mendadak diam seribu bahasa, ia berlalu begitu saja meninggalkan pembicaraannya dengan Niko. Tampak raut wajah yang bingung bagaikan dilema dan wajah itu seakan mengatakan bahwa 'Aku mencintai dia dan dirinya'.

Dalam kegalauannya, suara dering ponselnya memecah semua lamunan. Siapakah yang ingin berbicara dengannya saat ini? Ternyata sang pangeran hatinya, Eksa.

"Halo... Vanessa, kamu lagi apa sayang?"

"Eksa, aku gak lagi ngapa-ngapain kok. Ada apa?"

"Ehm emangnya gak boleh ya telepon pacar sendiri di saat lagi kangen?"

"Gak, gak bukan gitu kok Eksa. Maaf..."

"Ya udah gapapa sayang. Oh ya, bentar lagi anniv kita yang kedua tahun kan? Pokoknya aku mau siapin sesuatu yang spesial buat kamu. Liat aja ntar ya sayang."

"Iya Eksa, yaa udah ehmm maaf ya Eksa, aku banyak tugas sekolah nih."

"Oke deh sayang. Semangat belajarnya yah! Aku jemput kamu besok. I love you sayang."

Eksa, dia sosok lelaki yang tampan, cerdas, bijak dan menyenangkan. Beberapa hari lagi peringatan hari jadinya dengan Vanessa yang kedua tahun. Waktu yang terhitung sejak Vanessa menerima cinta sang mantan gurunya.

•••

Semua yang Eksa lakukan dalam hidupnya hanya ia tujukan untuk satu tujuan yaitu membuat Vanessa bahagia. Mungkin tak ada cinta lain yang sebesar cintanya pada Vanessa.

Namun, hati Vanessa masih bergejolak. Ia masih memiliki perasaan yang membingungkan. Entah apa yang seharusnya dia lakukan. Hatinya tak bisa berdusta, cintanya saat ini bukan hanya untuk Eksa melainkan ada orang lain yang juga masih mengisi pikirannya.

"Vaness... Aku harus bicara sama kamu. Aku yakin kamu juga punya perasaan itu kan?"

"Maaf Pak Niko. Kita gak mungkin bisa."

"Aku gak mau kamu terus bohong sama aku kayak gini. Aku tau kamu juga sayang aku, Vanessa."

"IYA, AKU MEMANG SAYANG SAMA PAK NIKO. Tapi Pak--"

Vanessa mengakui rasa sayangnya pada Niko. Ia hampir terpengaruh untuk menjalin hubungan spesial dengan Niko karena terbawa perasaannya. Namun, Vanessa sadar bahwa itu semua salah.

"Pak Niko. Aku minta maaf. Aku sama sekali gak mau nyakitin perasaan Pak Eksa. Aku gak mau buat dia kecewa."

"Maksud kamu apa, Va? Kamu sendiri yang bilang kalo kamu juga sayang sama aku. Lalu apa salahnya ini?"

"Aku tau itu Pak. Tapi aku mohon, tolong... Mulai saat ini kita lebih baik berusaha lanjutin hidup kita masing-masing. Aku yakin kok, Pak Niko pasti akan dapetin kebahagiaan yang lebih besar, tanpa aku. Lupain aku Pak. Aku juga akan move on dan lupain Pak Niko. Tolong jangan ganggu aku lagi. Aku mohon Pak Niko."

Be My Romantic HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang