"Ini rumah kamu?"
"Iya. Hmm, Risang makasih ya karena udah anterin aku pulang. Maaf karena aku salah paham, kamu jadi repot kayak gini."
"Santai aja Vanessa, gapapa kok. Emm Va, kamu keberatan gak kalo aku minta kontak kamu? Ya buat nambah temen aja. Jadi ntar kalo ada apa-apa kamu bisa hubungin aku. Lagian aku juga penasaran sama suami kamu, emm--Eksa iya. Kapan-kapan kamu bisa kabarin aku dan kenalin aku ke dia. Aku yakin dia pasti juga bakal shock ngeliat aku. Hehe."
"Oh iya boleh kok."
Vanessa memberikan nomor ponselnya pada Risang.
"Makasih Va. Udah aku save, ntar aku hubungin kamu."
"Oke, kalo gitu aku masuk dulu ya!"
"Eh iya, ya udah aku juga harus balik sekarang. Daa Vanessa."
"Daa Risang, makasih. Hati-hati di jalan!"
Terjawab sudah kebingungan Vanessa selama ini. Risang memang bukan Eksa. Perasaannya saat bersama Risang pun berbeda dengan saat ia bersama Eksa. Vanessa jadi merindukan Eksa sekarang.
Vanessa mencoba menghubungi Eksa lagi, ia berharap kali ini Eksa menjawab teleponnya.
"Halo sayang!"
"Eksa, akhirnya kamu angkat telepon aku juga. Kamu ke mana aja sih? Dari kemarin aku hubungin kamu tapi gak ada respons juga."
"Maaf sayang. Kemarin aku matiin ponsel karena banyak pertemuan penting sama klien. Maafin aku ya, aku gak akan kayak gitu lagi. Tapi kamu baik-baik aja kan?"
"Iya Eksa, aku gapapa kok. Ehm sebenernya aku mau cerita sesuatu sama kamu."
"Vaness, kamu mau cerita apa sayang? Cerita aja!"
"Kamu beneran mau dengerin aku? Kamu lagi gak sibuk?"
"Gak kok sayang. Ayok sekarang cerita aja!"
"Jadi Eksa, kamu pasti gak akan percaya. Aku barusan ketemu sama orang yang mirip banget sama kamu."
"Oh ya? Emang semirip apa?"
"Mirip banget Eksa. Gak ada bedanya. Malah kemarin aja aku sempet ngira dia itu kamu yang gak jadi pergi buat kerjaan kamu, abis kamu juga gak bisa dihubungin. Tapi begitu orang itu ngejelasin semuanya, ternyata aku udah salah orang. Dia orang lain, bukan kamu. Aku sampe malu sendiri Eksa."
"Really? Seriusan?? Jadi dia semirip itu sama aku? Sampe bikin kamu salah paham gitu."
"Iyaa. Aku aja heran Eksa. Setau aku kan kamu anak tunggal, masa' dia kembaran kamu?"
"Aku gak punya saudara kembar sayang. Hm, aku jadi penasaran deh sama dia."
"Namanya Risang. Kapan-kapan aku bisa kenalin kamu sama dia. Dia juga penasaran sama kamu soalnya."
"Oke deh. Tunggu aku pulang ya sayang! Eits, tapi inget ya.. Bukan berarti dia mirip sama aku terus kamu bisa anggep dia itu aku ya! Aku gak mau istri aku deket-deket sama cowok lain sekalipun dia mirip sama aku."
"Oke Eksa. Siap deh. Gak mungkin lah, kan suami aku cuma kamu."
"Ya udah, kamu istirahat aja ya! Kalo ada apa-apa kabarin aku. Okee?"
"Ntar gak bisa dihubungin lagi.."
"Gak kok sayang. Aku gak akan matiin ponsel lagi. Janji deh."
"Iya deh. Daa Eksa."
Vanessa merasa lega setelah mendengar suara Eksa. Sekarang semakin jelas kalau Risang memang bukan Eksa. Tapi Vanessa masih tak habis pikir. Jika keduanya bukan saudara kembar, bagaimana bisa mereka begitu mirip satu sama lain. Atau sebenarnya ada suatu rahasia tentang Eksa dan Risang di masa lalu yang saling berhubungan. Entahlah, Vanessa sedang tidak tertarik menjadi seorang detektif sekarang.
Biarkan waktu yang mengungkap semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Romantic Husband
Romantizm[ SUDAH TERBIT ] "Cukup menjadi mantan gurumu saja. Jangan sampai aku jadi mantan kekasihmu. Karena aku hanya ingin kita bersama selamanya ditemani dengan kisah kasih yang indah. Aku mencintaimu sampai kapan pun." -Mr. E- *** Vanessa Putri Ardian ke...