Risang mengajak Vanessa ke suatu tempat. Kini mereka berdua tengah berkendara bersama dengan mobil Risang.
"Sang, kamu bikin aku penasaran deh. Sebenernya tuh kita mau ke mana?"
"Va.. Udah tahan dulu rasa kepo kamu itu ya. Nanti kamu juga tau kalo kita udah sampe kan?"
Setelah berkendara sekitar tiga puluh menit, mereka akhirnya sampai. Hal pertama yang dilakukan Vanessa begitu melihat pemandangan di depan matanya ialah menganga takjub dan tak henti berdecak kagum.
"See.. Gimana menurut kamu Va?"
"Risang?? Ini nyata? Sumpah ini indah banget!!"
Risang tersenyum melihat Vanessa begitu bahagia di tempat itu.
Tempat itu memang sungguh indah bagi Vanessa. Seperti sebuah kebun bunga--tidak, bagi Vanessa itu bak istana bunga atau surga bunga yang begitu indah. Berbagai bunga berwarna-warni tertata dengan apiknya di sana. Harumnya begitu menenangkan, terlebih tempat itu cukup jauh dari keramaian.
Ditambah lagi hamparan rumput hijau di sisi yang lain. Terdapat jalan setapak yang jika terus ditelusuri akan membawa pada aliran sungai kecil dengan air begitu jernih. Ada pula jembatan kayu kecil yang menghubungkan tiap daratan di sisi sungai. Jembatan yang tiap sisi pegangannya berhiaskan bunga-bunga merambat. Jika dibayangkan seperti dunia fantasi.
"Va, kamu seneng kan?"
"Kamu bercanda? Mana mungkin aku gak seneng? Di tempat seindah ini."
"Iya memang indah Va.. Senyuman kamu," lirih Risang.
"Kenapa Sang? Kamu ngomong apa?"
"Eh gak kok Va. Kamu salah denger mungkin."
"Hm, oke. Eh Sang, kamu tau dari mana ada tempat sebagus ini?"
"Aku sering ke sini kok. Aku gak sengaja sampe ke tempat ini waktu aku lagi gabut keliling kota. Sejak itu aku sering ke sini buat cari suasana tenang."
"Kamu pasti sering ajakin gebetan-gebetan kamu ke sini biar mereka takjub kan?"
"Apa sih Va? Nah, mulai lagi kan? Itu gebetan-gebetan maksudnya apa? Aku masih jomlo."
"Ya kan aku bilang gebetan bukan pacar."
"Vaness.. Kamu tuh gak percaya banget sama aku ya. Aku bukan playboy Va. Sampe sekarang kamu masih mikir aku begitu?"
"Hehe.. Maaf. Habisnya kata-kata cewek yang di mall waktu itu cukup meyakinkan."
"Justru dia yang gak jelas terus kejar-kejar aku. Aku gak ada apa-apa sama dia. Untung aja berkat ada kamu waktu itu akhirnya aku terbebas dari cewek gila itu."
"Gak boleh gitu ih. Mungkin aja dia beneran suka sama kamu."
"Tapi aku gak suka dia Va. Udah deh, kenapa kita harus bahas dia sih? Percaya deh, aku selalu ke sini sendiri. Karena aku memang mau cari ketenangan."
"Ehm, terus kenapa kamu sekarang ajak aku ke sini?"
"Karena aku tau kamu akan suka. Dari awal aku tau kalo kamu itu beda Va."
"Beda maksudnya?"
"Kamu beda dari cewek yang lain. Itu sebabnya aku ajak kamu ke tempat ini."
Risang tak henti menatap wajah Vanessa. Itu tentu membuat Vanessa canggung sekarang.
"Risang? Kamu kenapa?" tanya Vanessa berusaha mencairkan suasana.
"Gak Va. Gapapa. Ehm, menurut aku kamu memang beda. Kalo cewek lain mungkin gak sebahagia kamu kalo aku ajak ke sini. Mereka pasti lebih suka kalo diajak ke mall, belanja, atau mungkin nonton. Tapi kamu justru sebaliknya kan? Kamu gak suka belanja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Romantic Husband
Romance[ SUDAH TERBIT ] "Cukup menjadi mantan gurumu saja. Jangan sampai aku jadi mantan kekasihmu. Karena aku hanya ingin kita bersama selamanya ditemani dengan kisah kasih yang indah. Aku mencintaimu sampai kapan pun." -Mr. E- *** Vanessa Putri Ardian ke...