Seperti janji Eksa sebelumnya, hari ini Eksa pergi berjalan-jalan bersama Vanessa. Eksa hanya ingin menghabiskan waktu berdua dengan sang istri tercinta.
"Sayang, kita dah lama gak jalan berdua di taman ini ya?"
"Iya Eksa. Terakhir kali mungkin waktu aku lulus kuliah dulu."
"Aku pengin deh kita bisa kencan kayak gini tiap hari."
"Hm, kayaknya keinginan kamu itu gak bakal bisa terwujud deh.."
"Loh kenapa sayang?"
"Eksa-Eksa.. Aku pun masih harus bersaing sama kerjaan kamu di kantor kan? Tiap hari kan yang kamu pikirin kerjaan mulu, sibuk mulu."
"Vaness sayang, namanya juga kerjaan. Kamu tau kan, kalo aku gak kerja, terus perusahaan keteteran ntar yang kena marah sama papa siapa? Aku juga yang kena."
"Nah itu, makanya gak usah ngarep mau nge-date tiap hari sama aku."
"Sejujurnya aku beneran pengin banget sayang. Hm, walau itu gak terwujud, tapi kamu tau kan kalo prioritas aku itu tetep kamu."
"Iya percaya aja deh!"
"Loh kok percayanya kayak terpaksa gitu?"
"Gak kok. Sama sekali gak terpaksa, Mr. Eksa-ku sayang!!" Vanessa menampakan senyuman mautnya.
"Ihh makin gemes deh sama Mrs. Eksa.." Eksa mencubit gemas pipi istrinya.
Mereka terus berjalan berdua. Meski pernikahan mereka sudah berjalan beberapa tahun, mereka masih tampak seperti pengantin baru. Vanessa harusnya tak lupa, seseorang yang kini berada di sampingnya adalah mantan gurunya yang begitu romantis.
"Va, liat deh! Di sana ada yang jual es krim. Kamu mau?"
"Ehm boleh deh Eksa. Aku mau yang--"
"Vanilla kan? Aku masih inget kesukaan kamu sayang."
Vanessa pun tersenyum.
"Ya udah. Kamu tunggu di sini aja ya! Biar aku beli es krim-nya dulu. Ntar aku balik lagi ke sini. Oke!"
Eksa berlalu menuju ke tukang es krim seiring dengan anggukan Vanessa tandanya setuju.
---
"Sayang, nih aku udah dapet es krim--" belum selesai Eksa berucap, Eksa begitu terkejut melihat wajah muram Vanessa dan air mata yang mengalir di paras manisnya.
"Vaness.. Are you okay? What happen? Kenapa tiba-tiba kamu sedih kayak gini sayang?""..."
Vanessa masih bergeming, ia tak mau menjawab.Eksa begitu bingung. Namun, setelah melihat pemandangan di sekitarnya sekarang, Eksa jadi mengerti apa sebab sang pujaan hatinya murung seperti itu.
"Vanessa sayang.. Udah lah, kenapa kamu masih aja mikirin itu? Aku dah bilang kan, saat ini buat aku itu sama sekali gak penting."
"Maafin aku Eksa.." kini Vanessa menangis dalam dekapan Eksa.
"Ssttt.. Why you ask me to forgive you? Kamu gak salah apa pun. Now, jangan sedih lagi yaa! Aku gak suka liat istri tercintaku kayak gini. Don't cry! Please.."
Vanessa perlahan mulai tenang.
"Sayang. Kamu harus janji sama aku, jangan pernah lagi nangis di depan aku kecuali itu air mata bahagia! Kamu mau kan janji sama aku?"
Vanessa pun memberi respons berupa anggukan kepala. Eksa kemudian mengecup puncak kepala Vanessa dan mendekap istrinya lebih erat lagi.
"I love you, Va!"
"Love you too."
"Eh iya, nih es krim-nya keburu meleleh. Kita makan sekarang ya!"
Mereka menikmati es krim bersama. Eksa tahu, es krim vanilla bisa mengalihkan mood Vanessa jadi kembali baik.
Eksa pun kini mencoba mencari topik lain untuk pembicaraannya dengan sang istri agar tak teringat akan pemandangan keluarga kecil bahagia yang dilihatnya barusan.
"Ehem, oh ya sayang, gimana? Kapan aku bisa ketemu Risang?"
"Oh iyaa. Aku sampe lupa. Aku belum kabarin Risang kalo kamu udah pulang. Kalo gitu, aku telepon dia sekarang ya?"
"Boleh."
Vanessa mencari kontak Risang dan segera menekan tombol panggil. Beberapa saat kemudian, terdengar suara dari seberang.
"Halo Va."
"Hai Risang! Ehm kamu lagi sibuk gak?"
"Gak kok Va, kenapa emangnya?"
"Uhm, kalo aku ngajakin kamu buat ketemuan sama Eksa sekarang, kamu bisa gak?"
"Eksa? Dia udah balik dari luar kota?"
"Iya, dia balik tadi pagi dan pengin banget liat kembarannya sekarang."
"Aku pun penasaran Va!"
"Makanya, ayo meet-up!"
"Boleh banget. Kalo gitu aku otw ke rumah kalian ya?"
"Eh jangan. Aku sama Eksa lagi gak ada di rumah. Kami di Taman Apollo."
"Wah kebetulan aku lagi di arah deket-deket sana. Ya udah, aku samperin kalian di taman ya!"
"Okee sipp. Kabarin aja kalo udah sampe ya!"
•••
Setelah perjalanan Risang selama beberapa menit, mereka bertiga akhirnya bertemu.
"Va, maaf ya kalo nunggu lama!"
"Gak kok Risang. Oh iya, itu Eksa--"
"Sayang, gimana--"
Risang dan Eksa kini berhadapan. Wajah yang begitu identik saat ini tengah melihat satu sama lain. Mereka berdua begitu terkejut bahkan sampai ternganga. Mereka masih tak percaya, kenapa bisa mereka semirip itu.
Sementara Vanessa merasa geli melihat ekspresi Eksa dan Risang sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Romantic Husband
Romansa[ SUDAH TERBIT ] "Cukup menjadi mantan gurumu saja. Jangan sampai aku jadi mantan kekasihmu. Karena aku hanya ingin kita bersama selamanya ditemani dengan kisah kasih yang indah. Aku mencintaimu sampai kapan pun." -Mr. E- *** Vanessa Putri Ardian ke...