Mobil Eksa sudah terparkir di depan kediaman keluarganya. Eksa masih melihat raut ragu Vanessa. Ia mengerti, dalam benak Vanessa pasti kini sudah berkumpul hal yang tidak-tidak.
"Sayang, masuk yuk!"
Vanessa mengangguk pelan.
"Kamu jangan khawatir ya. Semuanya akan baik-baik aja. Aku gak akan biarin siapa pun nyakitin kamu lagi. Yuk, kita turun."
Mereka memasuki rumah keluarga Eksa yang sudah tampak ramai dengan para tamu undangan. Eksa tak melepaskan genggaman tangannya dari tangan Vanessa sedetik pun.
Begitu melihat batang hidung putranya, mama papa Eksa langsung menyambut Eksa yang sejatinya jadi bintang acara malam ini. Mama Eksa langsung memeluk Eksa.
"Selamat ulang tahun ya, sayang. Mama kangen banget sama kamu."
"Makasih, Ma."
"Gimana kabar kamu?"
"Aku baik kok, Ma. Mama Papa sehat, kan? Hm, Mama gak kangen juga sama Vanessa?"
Dengan senyum yang agak dipaksakan, mama Eksa akhirnya menyapa menantunya.
"Iya, mama juga kangen sama istri kamu kok. Kamu apa kabar?""Aku juga baik kok, Ma," jawab Vanessa dengan lembut.
Setelah saling sapa, acara inti pun dimulai. Eksa meniup lilin dan memotong kue ulang tahun yang cukup mewah disaksikan para tamu. Mama Eksa sempat agak kecewa karena putranya memberikan potongan kue pertama justru pada Vanessa. Namun, ia tak berkata apa-apa sebab masih teringat banyaknya tamu yang hadir. Seusai acara potong kue, tanpa basa-basi mama papa Eksa mengumumkan bahwa mereka memberikan hadiah sebuah mobil mewah untuk Eksa.
"Pa, aku rasa Papa sama Mama gak perlu kasih aku mobil segala. Lagian mobil aku juga masih bagus kok, Pa."
"Eksa, ini kan ulang tahun kamu. Papa bebas dong nentuin mau kasih kamu hadiah apa. Anggep aja ini juga bonus dari papa buat kamu karena kerja kamu di kantor bagus."
"Oke deh, Pa, Ma, makasih ya."
"Kamu dapet hadiah apa dari istri kamu, Eksa?" tukas mama Eksa.
"Vaness orang pertama yang ngucapin selamat ke aku, bahkan dia kasih surprise tepat di pergantian hari tadi, Ma. Dia juga janji mau kasih hadiahnya nanti, tapi bagi aku, Vaness itu selama ini udah jadi hadiah terindah di hidup aku. Aku gak akan bener-bener bahagia tanpa Vanessa," sahut Eksa panjang lebar di depan mamanya, menekankan saat ini ia begitu membela dan memuji istrinya.
Mama Eksa hanya ber-'oh' ria sembari manggut-manggut.
Sejenak Eksa dan Vanessa berusaha menikmati acara yang telah disiapkan khusus oleh orang tua Eksa. Di acara itu pun ada beberapa rekan Eksa yang hadir, dari rekan bisnis maupun kawan Eksa semasa kuliah yang masih bisa dihubungi oleh orang tua Eksa. Ketika Eksa mengobrol dengan kawan-kawannya, Vanessa memilih tak ikut dalam obrolan.
"Ini istri gue, Vanessa," Eksa memperkenalkan Vanessa pada teman-temannya.
"Cantik. Lo emang pinter pilih pasangan, Sa. Sorry gue waktu itu gak bisa dateng ke acara nikahan kalian, ada kerjaan penting yang gak bisa ditinggal."
"Gue juga gak dateng waktu itu. Eh, tapi pernikahan kalian udah cukup lama dong ya. Udah punya berapa momongan nih?"
Pertanyaan salah satu teman Eksa membuat raut Vanessa berubah murung seketika. Setelah sejenak memandang wajah istrinya, Eksa mencoba menjawab dan menyikapi pertanyaan itu sesantai mungkin.
"Ehm.. Kalo momongan belum ada, belum rezekinya dikasih cepet mungkin. Lagi pula gue masih pengin nikmatin masa-masa berduaan aja sama Vaness kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Romantic Husband
Romance[ SUDAH TERBIT ] "Cukup menjadi mantan gurumu saja. Jangan sampai aku jadi mantan kekasihmu. Karena aku hanya ingin kita bersama selamanya ditemani dengan kisah kasih yang indah. Aku mencintaimu sampai kapan pun." -Mr. E- *** Vanessa Putri Ardian ke...