Chapter 9 : Envy

65 3 0
                                    

Eksa pulang dari kantor, ia mendapati istrinya sedang berbaring di tempat tidur kamar mereka. Eksa segera mendekati Vanessa, ia duduk di tepi ranjang dan mulai mengusap lembut rambut Vanessa.

"Hey istriku sayang! Suami kamu dah pulang nih." Eksa mencium kening Vanessa.

Vanessa pun membuka matanya, ia terbangun karena merasakan sentuhan dan mendengar suara lembut Eksa.

"Eksa... Ehm kamu dah pulang? Maaf aku ketiduran."

"Hmm tumben jam segini dah ngantuk? Kamu pasti kecapekan. Tadi kamu pergi ke mana aja? Bibi bilang kamu pergi dari pagi dan baru balik sekitar jam 7 malem."

"Kan aku dah bilang sama kamu tadi pagi kalo aku mau jalan-jalan, aku bosen sendirian di rumah. Kamu juga udah izinin aku pergi tadi kan?"

"Iya aku tau sayang, tapi kan gak seharian juga. Kalo kamu capek terus ntar sakit lagi gimana?"

"Tapi kan aku sekarang baik-baik aja Eksa."

"Oke, i know honey. Jadi kamu ke mana aja?"

"Aku cuma jalan-jalan ke mall aja kok. Oh ya, aku beliin sesuatu juga buat kamu. Ini..."

Eksa menerima paper bag dari Vanessa. Ia pun membukanya.

"Kemeja?? Aku udah punya banyak sayang."

"Yah abisnya aku bingung mau beli apa Eksa, aku inget kamu jadi aku beliin itu aja."

"Haha... Vaness.. Vaness. Aku tau dari dulu kamu gak pernah suka belanja. Ngapain juga harus pergi ke mall? Kan bisa ke tempat lain sayang!"

"Ya udah deh, kalo kamu gak suka sama kemejanya, sini biar aku kasih ke orang lain aja!"

"Hey hey sayang, jangan ngambek gitu dong! Istri aku udah beliin ini buat aku dengan penuh rasa cinta kan? Mana mungkin aku gak suka. Aku suka banget kok sayang. Makasih yaa."

Perlahan Vanessa kembali menampakkan senyumnya.

"Oh ya, kamu dapet salam dari seseorang. Aku tadi ketemu dia waktu di mall."

"Siapa sayang?"

"Temen lama kamu."

"Temen lama? Siapa sih? Jangan buat aku penasaran lah! Kasih tau aja..."

"Tebak dong Eksa!!"

"Come on honey, aku lagi gak pengin main tebak-tebakan sekarang. Kasih tau aku atau..." Eksa mendekatkan dirinya ke tubuh Vanessa, memandang Vanessa dengan senyum jahilnya seperti bersiap untuk langsung menerkam mangsanya.

"Eh eh Eksa... Apaan sih? Jangan macem-macem! Oke aku kasih tau, tadi aku ketemu sama Pak Farel."

"Farel?? Kamu serius?"

"Iya, tadi dia ada di mall juga."

"Hmm, udah lama banget aku gak tuker kabar sama dia. Terakhir ketemu waktu dia bantu urus pernikahan kita sayang."

"Iya makanya, Pak Farel pengin ketemuan sama kamu lagi Eksa. Tapi aku bilang kalo kamu itu sibuk mulu."

"Yah dia kan juga sibuk Va."

"Sekarang Pak Farel jadi dosen di sebuah kampus, tapi bukan dosen tetap. Makanya dia punya waktu free lebih banyak daripada kamu. Tadi aja Pak Farel yang nemenin aku jalan-jalan."

"Jadi tadi kamu jalan sama Farel?"

"Iyaa."

Ekspresi Eksa mendadak berubah kecut. Mungkin ia merasa cemburu mendengar kedekatan istrinya dengan pria lain.

"Vanessa..."

"Hmm,"

"Lain kali kalo kamu mau jalan-jalan, sama aku aja ya?!"

"Gak mungkin lah Eksa, kamu aja sibuk mulu. Gapapa kok Eksa, aku sama siapa pun gapapa asal gak sendirian."

"Pokoknya harus sama aku sayang. Aku janji mulai sekarang aku bakal kurangin waktu kerja aku dan luangin waktu aku buat nemenin kamu biar kamu gak ngerasa kesepian lagi."

"..."

Vanessa hanya terdiam, kini Eksa memeluknya dengan erat, penuh cinta dan rasa takut akan kehilangan.

"Please sayang, aku mohon jangan sebut nama pria lain di depan aku lagi, apalagi bilang kalo kamu pergi jalan sama pria lain. Kamu tau, aku gak suka sayang."

"Astaga Eksa. Jangan bilang kamu cemburu sama Pak Farel??"

"Kalo iya emang kenapa? Wajar kan kalo aku cemburu? Itu tandanya aku sayang banget sama kamu. Aku gak mau kehilangan kamu Vaness!"

"Eksa sayang, aku sama Pak Farel gak ada apa-apa. Orang gak sengaja ketemu di mall aja kok. Kebetulan aku sendiri dan dia juga sendiri jadi gak ada salahnya kalo pergi bareng kan?"

"Kan kamu juga harus mikirin perasaan suami kamu sayang."

"Oke iya deh maaf."

"Lagian dia jalan sama kamu emang gak takut kalo istri atau anaknya tau?"

"Eksa, boro-boro ngomongin istri apalagi anak, orang pacar aja belum ada. Pak Farel bilang ke aku, sampe sekarang dia masih jomlo."

"What??"

"Kenapa Eksa?"

"Itu yang bikin aku makin kesel sayang. Kalo dia jadiin kamu targetnya gimana coba?"

"Ya gak mungkin lah Eksa, Pak Farel kan temen kamu. Dia aja kangen pengin ketemu kamu lagi. Gak mungkin dia nikung kamu."

"Kali aja kalo dia khilaf gimana? Otak cowok gak ada yang bisa dipercaya Va."

"Termasuk kamu?"

"Gak Va, pengecualian karena aku suami kamu."

"Hmm."

Vanessa mencoba menanggapi ocehan Eksa dengan nada bicara yang dibuat sesantai mungkin. Sebenarnya dalam hati ia begitu gugup. Ia berpikir jika Eksa sudah bersikap seperti itu dengan hanya mendengar bahwa dirinya jalan bersama Farel melalui pertemuan yang tak disengaja, bagaimana jadinya kalau Eksa tahu Farel masih mencintai Vanessa hingga detik ini. Mungkin bisa-bisa akan terjadi pertumpahan darah akibat peperangan antara dua orang mantan guru Bahasa Inggris-nya itu.

Be My Romantic HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang