11

697 24 0
                                    

HAPPY READING.....

.
.
.
.
.

VANNYA.

Dikiranya aku wanita apaan coba. Baru 1minggu hidupku tenang tanpa ada teror mantan bos. Eh, ini dia muncul lagi. Kenapa harus muncul? Nggak mati aja keseret ombak. Bunuh orang dosa nggak ya. Untung aku percaya adanya tuhan. Jika tidak, jangan harap mantan bos satu itu masih hidup sampai sekarang.

Huft, lelah hayati. Tolonglah hambamu ini, usir makhluk astral ini dari hadapanku. Dumelku dalam hati, di restoran tempatku kerja ada sosok pria sengklek nyasar. Ngomong apaan si loe Van, ngalantur deh. Orang itu mantan bosnya dulu, tiba-tiba datang ke restoran menggemparkan pengunjung dan para pelayan. Banyak yang memuji ke gatengannya. Kecuali aku, enggak! Ogah muji astral sepertinya.

"Apa lihat-lihat." sentakku menatap tak suka. Dia tampak menyerigai dihadapanku. Aku menatapnya menantang tak takut dengannya. Toh sekarang dia bukan atasanku lagi.

"Panggil manager tempatmu berkerja ini." ucapnya melihat-lihat interior resteron.

"Buat apa?, jangan bilang anda mau memblokade tempat saya kerja lagi." tanyaku menyelidik, kesal rasanya ingan sekali aku menampol wajahnya dengan nampan makanan. Dari tadi dia tersenyum sinis.

"Sekedar main-main." ucapnya santai.

"Tidak, stop bapak mengganggu saya. Ini pekerjaan saya, jangan seenaknya sendiri." Teriakku, tatapan pengunjung menatapku seperti menelanjangi diriku. Aku begidik ngeri membayangkan jika itu sampai terjadi. Aku menggeleng-gelengkan kepala, pria itu memanggil pelayan lain selain aku.

"Well, kita lihat. Siapa yang akan kalah?" ucapnya lagi dengan serigaian.

"Maaf pak, ada yang bisa saya bantu." tanya pelayan itu,

"Ada, panggilkan manager resto ini. Saya akan bicara." ucap pria menyebalkan itu. Pelayan tadi menatapku, namun aku menggeleng pelan agar dia bisa memberi alasan yang Adiano bisa percaya.

"Maaf pak, manager saat ini sedang keluar kota." balas pelayan itu, membuatku tersenyum dalam kemenangan. Tawaku mengejek seorang Adiano.

"Apa kau yakin, ku lihat dari tadi kau melihat Vannya terus. Ada konspirasi apa diantara kalian." tuduh Adiano pada pelayan itu, membuat pelayan itu gelagapan. Tubuhku sudah menenggang, berharap jangan sampai pria ini tahu.

"Anda sudah mengganggu kami, pak. Anda tahu jalan keluar kan." sahutku menunjuk pintu keluar. Wajah adiano mengeras, dia menggebrak meja.

"Panggilkan wakil manager resto ini, saya nggak yakin jika managernya diluar. Kalian mau alasan jika managernya nggak punya wakil. Bodoh, restoran ini besar tanpa ada wakil yang benar saja." ucapnya lantang. Pengunjung menatap meja kami penasaran.

"Saya mohon bapak Adiano pemegang Wiryatama group dengan hormat, anda sekarang pergi dari resto ini. Jangan mengganggu kenyaman pengunjung dan tentu anda mengganggu saya dan rekan saya sejak tadi." bentak Vannya mulai tak tahan dengan desakan Adiano, dirinya berdiri dengan masih menunjuk arah pintu keluar. Adiano berdiri dihadapan Vannya dengan menepuk tangan.

"Well well, seorang pelayan berani membentak saya. Sejauh mana seorang pelayan bersikap seperti ini kepada saya. Saya akan laporkan ini pada pemilik resto agar kamu dan teman kamu ini dipecat." pelayan disebelah Vannya menunduk takut, sedangkan Vannya berubah datar.

"Oh, anda mengancam saya. Siapa takut, tunjukan koneksi anda. Jadi gini ya, sifat asli pemimpin Wiryatama Group. Pria pengecut seperti anda tak pantas menjadi pemimpin." ejek Vannya, Adiano tentu kesal dengan ucapan Vannya. Sebisa mungkin dia menahan emosinya agar tak kelepasan seperti tadi.

Wanita Tangguh✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang