51

295 17 6
                                    

ENDING:)

Wanita bisa menjadi apa saja__
Wanita bukan hanya bertopang pada satu pijakan,
Wanita yang mampu berdiri dengan kakinya sendiri adalah wanita hebat,
Miliki lah mereka yang tangguh tak banyak mengeluh...

*********

Vannya prove

Beban pikiranku terangkat begitu saja. Lega rasanya, kembali normal tanpa ikatan pertunangan. Hubungan yang diawal dengan paksaan sudah bisa ditebak alurnya tak akan berjalan lancar. Mana ada hubungan penuh aturan dan selalu diawasi__ itu pasangannya atau tahanan lepas lapas sih. Jadi pingin tertawa keras tapi takut dosa.

Kini aku duduk santai menikmati udara malam. Teras dengan suasana sunyi. Langit malam penuh dengan bintang, sinar rembulan menyinari kegelapan.

"Sendiri aja dek."

Aku tersenyum menanggapi sapaan bang Rangga. Pria itu menginap dirumah ini. Tentu ayah dan ibu welcome menyambut keponakannya nomor dua itu. Bahkan diperlakukan istimewah dirumah ini. Jadi iri.

"Why?" Ucap bang Rangga.

Aku menatap bang Rangga dari samping. Bang Rangga berucap padanya dengan menatap lurus kedepan tanpa melihat wajahnya. Maksud kata why?____

"Kenapa meminta kami setuju dengan batalnya pertunangan kalian sesuai keinginan kalian?" Tanya bang Rangga diperjelas.

Aku tahu arah tujuan ini, tentu membahas batalnya pertunanganku dengan Ano. Memang harus karena diantara kita tidak seperti pasangan lain yang saling mencinta, hubungan itu tercipta dengan rencana sebelah pihak, Ano, dia lah yang berlaku seenaknya, pemaksa dengan dalil melindunginya dengan adanya ikatan tunangan.

"Hubungan kita memang bukan hubungan normal pada umumnya, bang. Kita nggak se indah dibayangan kalian. Kita dekat bahkan bisa romantis layaknya pasangan bahagia hanya didepan keluarga dan masyarakat__ terutama media yang selalu menggandrungi Ano. Abang tahu Vannya tersiksa adanya ikatan pertunangan itu, Vannya harus dipaksa jaga image, harus menjadi ini dan itu, bukan Vannya banget. Kalian pahami Vannya kali ini. Sakit bang__ sesuatu yang kita nggak minat dipaksa untuk menikmati dengan alur berdasar drama." Ucapku lirih.

Terdengar helaan nafas dari bang Rangga. Entah wajahnya tersirat ke khawatiran. Apa dia salah mengambil keputusan? Tidak ini sudah benar.

"Abang setuju saja dengan keputusan kalian. Tapi abang lebih khawatir pada seluruh keluarga besar kita. Abang merasa de javu dengan situasi ini. Persis seperti kisah seseorang namun bedanya kalian mengatakan secara langsung."

Bang Rangga berdiri. Membelakangiku. Aku tetap pada posisi berdiri. Beberapa detik setelahnya. Bang Rangga berbalik menghadapku sepenuhnya. Aku mendongak menatapnya juga. Tubuh atletis nenjulang tepat dihadapanku.

"Trauma itu sampai sekarang masih ada, dek. Membekas disini" (Ucap bang Rangga menunjuk dadanya)

Bang Rangga duduk bersila dilantai. Masih menatap kearahku. Tanpa takut celana yang ia pakai menjadi kotor. Bang Rangga santai dan tak peduli. Baginya berbicara tanpa menatap lawan bicaranya nggak afdol.

"Bang Ricky kecewa dengan keputusan kalian. Bang Ricky merasa menjadi panutan yang buruk buat adik-adiknya. Kenapa abang bilang gini? Karena yang ngalami hal sama dan lebih menyakitkan dari perpisahan sepihak itu adalah dia."

Bang Rangga mengatakan jika keluarga ini masih trauma. Apalagi bang Rangga menyangkut bang Ricky.

"Jadi?" Beo ku penasaran.

"Keluarga kita pernah merasa malu dengan putusnya ikatan pertunangan dari putra tetuanya. Bang Ricky." Perkataan bang Rangga menjawab semua tatapan kecewa bercampur sedih dari abang lainnya, bang Rangga.

Memang saat dirinya dan Ano mengatakan maksud di acara makan malam seluruh keluarga besar. kemarin membuat semua keluarga terkejut. Putusnya pertunangan secara tiba-tiba, pasti kejadian kemarin memutar memori kilas di masa lalu namun beda tokoh pemerannya dan beda masalah.

"Jadi tatapan bang Ricky kemarin ke Vannya menyiratkan kekecewaan, bang Rangga gimana ini." Ucapku merasa bersalah. Bang Rangga menggeleng lemah.

"Abang nggak tahu jelas yang bang Ricky rasakan. Kalo penasaran tanya bang Ricky sendirilah." Balas bang Rangga terkekeh geli.

Aku mendengus sebal. Disaat serius gini abangnya pasti membumbui dengan candaan.

"Nyari mati__" ucapku dengan cibiran.

Menanyakan langsung pada bang Ricky sama saja nyari mati.

"Bang, boleh nanya?" Tanyaku ragu.

Bang Rangga merespon dengan anggukan kepala.

"Emang putusnya pertunangan bang Ricky dimasa lalu apa sih?"

Bang Rangga menutup kedua matanya. Membuka mata dan berdiri. Lah ini ditanya malah nggak jawab. Eh kok melangkah masuk rumah.

"Bang__"

"Abang juga nggak tahu pasti. Tapi putusnya pertunangan sekaligus batalnya pernikahan mereka tanpa alasan yang jelas. Bang Ricky mengurung diri setelah kejadian itu. Tak jarang melamun menatap foto mereka saat preweeding. Diela membatalkan pernikahan itu tepat dimalam besoknya mereka mengadakan resepsi, undangan, gaun dan gedung sudah clear. Setiap bang Ricky kita tanya alasannya apa. Bang Ricky pasti diam bak patung. Pada dasarnya abang kan emang dingin, Van. Ditambah kejadian buruk itu keceriaan dan tawanya hilang terkikis tanpa sisa untuk keluarga."

Rangga menjeda ucapan, aku sangat penasaran dengan itu.

"Yaudah abang masuk mau istirahat. Kamu jangan begadang."

Bang Rangga masuk dalam rumah. Sudah ku duga pasti bang Rangga nggak menuntaskan ceritanya seperti sebelumnya. Bikin penasaran saja.

Jadi ini secara nggak sadar aku dan Ano melakukan kesalahan dengan membuka luka lama dikeluarga Viska. Bang Ricky pasti saat ini saat tersiksa menyimpan masalahnya sendiri. Bodoh sih Van___ kalo tahu gini dia bicara dulu sama keluarganya. Mengutarakan niatnya. Nasi sudah menjadi bubur. Jadi ingat kata petuah cinta saat bang Rangga bicara perihal kenangan menyedihkan yang dialami bang Ricky.

"Not everyone can say the reason behind his failure---- kenangan buruk dari gagalnya sebuah hubungan tidak harus menjelaskan kenapa dan apa alasannya :) "

Yang nikah aja bisa cerai. Boro-boro yang masih digantung dapat kepastian. Yang udah tunangan aja bisa berhenti dan batal sampai pelaminan. Nah loh apa kabar dengan mereka yang selalu main-main sama perasaan orang. Ganjarannya karma.

Kata Tangguh akan tersemat pada mereka yang pernah tersakiti

Bagi mereka yang belanjar dari pengalaman untuk memperbaiki masa depannya

Keteguhan hatinya menjadikan kekuatan tersendiri

Tangguh bukan berarti tahan banting

Mereka juga bisa rapuh kapan saja

Mereka yang Tangguh bukan berarti tidak bisa meneteskan air mata

Bisa? Bahkan sangat bisa dikala hati dan pikiran mereka tak sejalan lagi


Wanita Tangguh✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang