19

542 23 2
                                    

.
.
.
.
.

Vannya, sedari tadi menatap Rangga sebal. Dia tak bisa keluar rumah sendiri. Kakak sepupunya itu mengekor dibelakang Vannya.

"Kak, nggak punya gebetan ya. Kok ngekor Vannya mulu." celetuk Vannya.

"Damn! Ucapanmu, dek." kesal Rangga. Bukannya Rangga tak punya gebetan. Rangga memilikinya namun tak di negara yang sama dengannya.

"Kenapa kakakku sayang. Kesal ya, kalo jomblo tuh bilang dong." ejek Vannya kembali.

"DIAM...Jangan buat malu kakak ditempat umum dong, Van." gerutu Rangga.

"Lah terus apa dong? Jomblo kan." ulang Vannya kembali.

Rangga tak membalas ucapan Vannya. Dirinya lebih memilih jalan duluan memasuki mini market untuk berbelanja kebutuhan Vannya selama tinggal sendiri. Vannya terkekeh dibelakang Rangga. Sedangkan Rangga lagi-lagi harus menatap sebal para gadis yang mencuri padang kepadanya.

Cogan mah bebas...

Vannya menarik tangan Rangga menuju tempat ice cream. Rangga berbinar saat melihat ice cream kesukaannya.

"Aku tahu kalo kakak suka ice cream. Ambil gih buat balikin mood yang aku rusak." ucap Vannya.

Rangga mengambil ice cream ditaruh dalam ranjang. Lalu Vannya kembali membuat mood Rangga turun kembali.

"Tapi bayar sendiri termasuk belanjaanku nanti, kakak." kekeh Vannya.

Rangga pun mengulas senyumnya. Vannya begidik ngeri. Rangga kembali menatap datar adik sepupunya itu. Vannya masa bodoh dengan Rangga. Salah siapa ngikut ke mini market. Banyak remaja wanita yang mencuri pandang kearah Genta. Vannya menghentakan kakinya kesal. Bisa-bisanya kakak sepupunya itu tebar pesona.

"Sayang, kamu kok ninggalin aku sih." ucap Vannya lebay lalu memeluk lengan kokoh Rangga mesra. Dalam diri Vannya tentu jijik dengan ulahnya sendiri. Banyak pasang mata yang menatap mereka iri. Sedangkan Rangga menahan tawanya agar akting adiknya itu tak terbongkar.

"Pingin jadi artis ga kesampean ya, dek. Akting yang wah. Kaya cacing dipanggang." bisik Rangga, Vannya melepas pelukannya pada lengan Rangga dengan keras. Hingga Rangga mengaduh sakit.

Seorang kasir wanita tersenyum melihat keduanya. Vannya menatap tajam kasir itu. Rangga pun mengacak rambut Vannya.

"Maaf mbak, pacar saya lagi merajuk." ucap Rangga dihadiahi injakan pada kakinya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Vannya.

'Mampus!' senyum misterius Vannya.

Rangga segera membayar belanjaannya. Ia menarik Vannya lembut kearah parkiran dan masuk kedalam mobil bersamaan. Didalam mobil Rangga tak menyalakan mesin mobil. Ia membuka kotak ice creamnya lalu memakannya. Sedangkan Vannya ia membuka dasbour mobil Rangga. Dengan iseng ia mengambil kotak bluduru berwarna merah. Vannya terperangah melihat isi kotak itu. Sebuah kalung liontin bertuliskan nama wanita.

"Xiya.." gumam Vannya selagi mengambil kalung itu.

Rangga menghentikan aktivitas makan ice creamnya. Setelah mendengar gumaman Vannya yang menyebutkan nama seseorang.

"Kenapa kamu keluarin kalung itu, dek." geram Rangga

"Iseng aja buka dasbour kakak. Ternyata ada benda indah ini." balas Vannya lalu memasukan kalung tersebut pada kotak dan disimpan kembali pada dasbour.

"Jangan kamu ulangi, buka benda itu. Kakak nggak suka!" pesan Rangga.

"Kenapa???!" tanya Vannya penasaran.

Wanita Tangguh✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang