48

273 17 0
                                    

Vannya baru tiba di Rumah sakit terkenal luar negeri. Tak hanya gadis manis kali ini Rangga pun ikut menemani. Rangga memaksa cuti tiga hari untuk bisa membesuk abangnya. Kesempatan langkah baginya. Gino sang papa mengizinkan tanpa Rangga adu debat seperti biasa.

"Bang, kira-kira kita betah nggak disini nanti."

Rangga mengalihkan pandangannya dari tab menatap adik sepupunya. Vannya terlihat cemas. Wajar pertama baginya mendatangi negara lain. Rangga menyentil kening Vannya pelan. Terkekeh.

"Apa yang kamu cemasin, hmmm?" Tanya Rangga.

"Enggak ada kok bang" jawab Vannya gugup.

Keduanya memutuskan ke hotel lebih dulu untuk istirahat. Ternyata Gino sudah menyediakan tempat tinggal sementara dan melindungi keduanya dalam pengawasan jarak jauh, sesuai permintaan Rangga.

"Kunci kamar kamu. Kalo ada apa-apa atau butuh sesuatu hubungi abang, oke."

Rangga menyerahkan kunci kamar Vannya. 1A VVIP. Kamar mereka bersebelahan. Milik Rangga 2A VVIP. Vannya mengangguk. Keduanya berjalan beriringan. Sesampainya di lorong menuju kamar. Mereka melihat pintu bertuliskan nomor kamar mereka. Vannya dan Rangga berpisah masuk kamar masing-masing.

"Hah, hari yang melelahkan." Gumam Vannya lolos dari bibirnya.

Vannya merebahkan dirinya diatas kasur empuk. Kelewatan empuk malah. Tak lama kesadarannya hilang karena kantuk dan lelah selama diperjalanan panjang menuju kesini.

*******

VANNYA PROVE.

Mata lentiknya terbuka. Menatap sekeliling. Tak lagi terkejut, bahkan senyuman kecil terbit di bibir nya.

Melihat ponsel menampilkan foto kebersamaannya bersama Ricky, Rangga, Vando serta kedua adiknya. Menatap angka dilayar menunjukan jika disini sudah malam. Bunyi bell pintu menyadarkannya untuk segera bangkit.

"Udah mandi?" Tanya Rangga langsung masuk ke kamarnya.

Aku menggeleng, wajah serta rambut acak-acakan. Rangga menatap datar.

"Buruan mandi, kamu ikut abang ke bang Ricky nggak?"

Aku cemberut. Perintah abangnya sama dengan titah Baginda Raja. Masa dia mau nggak diajak ke bang Ricky. Kalo gitu tujuannya kesini ngapain coba. Jelas tujuannya mau besuk serta ketemu Ricky. Ini yang ia mau. Sangat merindu kehadiran Ricky kembali. Terakhir bertemu kondisi abangnya itu memburuk. Aku langsung masuk ke salah satu bilik. Kamar mandi.

Rangga menunggu adiknya bersiap. Sudah biasa untuknya menunggu wanita. Bahkan mama dan bundanya sering menyuruhnya mengantar ke salah satu pusat perbelanjaan berakhir menunggu diparkiran.

"Ayo" ucapku.

Dia menatapku. Lalu mengangguk berjalan menuju pintu. Berbalik lagi. Tentu aku terhenti.

"Pakai jaket sama shall udara disini dingin."

Ah aku melupakan jika disini musim dingin. Salju turun dibeberapa wilayah. Pasti sangatlah dingin.

"Loh loh bang kemana sopirnya." Tanyaku bingung.

Pasalnya bang Rangga masuk ke tempat kemudi dan aku masih mematung di luar.

Wanita Tangguh✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang