49

254 17 0
                                    

Vannya termenung disebuah coffeeshop samping rumah sakit tempat Ricky dirawat. Besok dia dan Rangga sudah terbang ke Indonesia lagi. Rangga? Pria itu kebetulan ada janji klien di negara ini. Dia ditinggal sendiri di ruangan Ricky. Vannya meminta izin mencari makan pun boleh dengan syarat keluar bersama salah satu bodyguard yang memang bisa berbahasa negara ini.

"Nona sudah malam. Apakah anda tidak kembali ke kamar rawat tuan?" Tanyanya.

"Tunggu sebentar, setengah jam lagi kamu kembali kesini."

Orang berbaju hitam itu pergi. Vannya kembali membuka ponselnya. Rentetan pesan dari Vando, Wina, keluarganya, serta teman kuliahnya hampir memenuhi kolom pesan miliknya. Namun Vannya tak berminat sama sekali. Dia memikirkan Bella. Yah, Bella. Kemarin wanita itu menemuinya. Vannya sendiri terkejut dengan kedatangan Bella di taman hotel tempatnya singgah. Perkataan demi perkataan yang keluar dari mulut Bella membuatnya memikirkan semuanya.

"Cinta tak harus memiliki, Van. Begitupun rasaku pada Ricky tak harus dipersatukan." Ucap Bella.

"Why?" Tanya Vannya.

"Jika masalalu masih mencampuri hubungan kita. Buat apa kita bersatu dengan bayang-bayangnya."

Perkataan Bella membuat Vannya menatap bola mata wanita itu. Disana terdapat kesedihan. Vannya ingin bertanya lebih lanjut. Namun Bella memunculkan fakta baru. Mungkin sebagai pengalihan.

"Bang Ano menyukaimu."

Vannya membelalak. Terkejut. Tersipu malu. Eh-- masa dia mengakui sekarang. No, tidak seharusnya begitu.

"Ini bukan tentang aku,Bella dan kamu nggak seharusnya membuat pengalihan seperti ini. Nggak lucu." Ucap Vannya membalas perkataan Bella sedikit meninggi menghilangkan embel-embel Mbak pasalnya ia sendiri kelepasan.

"Aku nggak habis pikir sama kamu. Bukan bang Ricky yang salah, tapi kamu sendiri tidak menyadari setiap kode yang diberi abang ke kamu. Masa lalu? Lebih baik tanyakan ke abang dari pada saling menjauhi seperti ini. Kalian saat ini hanya harus saling menemukan untuk bersatu. Kalau ingin sih. Lupakan masalalu, bukan hanya itu sekarang diantara kalian hanya ada masa depan. Buat seindah mungkin." Perkataan Vannya membuat Bella bungkam.

Vannya meninggalkan Bella sendiri. Niat Vannya agar wanita itu sadar, ternyata cinta membuat seseorang lemah sekaligus bodoh seketika.

Vannya menghela nafas. Mungkin dia harus minta maaf pada Bella. Perkataannya tempo lalu begitu kasar bahkan rasa sopan santunnya nggak ada. Vannya dibuat bingung. Bisa-bisanya ia hampir membocorkan rencana Ricky setelah pria itu sembuh. Untung ia tak kelepasan waktu itu.

"Nona mari kita kembali. Tuan Ricky menunggu."

Vannya berjalan lebih dulu. Bodyguard Ricky selalu stay mengikuti dari belakang. Vannya awalnya risih namun ia harus terbiasa begitu hidup dengan keluarga Viska bahaya bisa datang dari arah manapun, penjelasan dari Rifky saat ia pernah menolak mentah-mentah tawaran untuk dikawal kemanapun.

"Bang__" sapa Vannya baru masuk ruangan Ricky.

Ricky menatap tanya. Dari wajahnya menunggu ucapan Vannya.

"Vannya bakal rindu abang lagi." Ucap Vannya membuat Ricky lega. Dikiranya ada apa dengan gadis kecilnya.

"Abang bentar lagi pulang. Jangan khawatir." Balas Ricky, Vannya merasa tenang jika bersama Ricky dan lainnya.

Vannya susah berbaur dengan orang baru. Keluarga bagian utama orang yang ia kenal. Ia tak perlu cemas.

"Kamu kemarin didatangi Bella?"

Deg

Vannya menegang. Abangnya tahu dari mana. Apa abangnya tahu sikap lancangnya pada Bella. Wah mati, Vannya ini bukan lagi nyawa taruhannya jika ikut campur urusan Ricky. Ah Vannya lebay. Ricky nggak mungkin jahat padanya. Wong dia sepupu tercantik dan disayang seluruh keluarga. Tawa Vannya dalam hati.

"Abang selalu nyuruh orang buat ngikutin dia."

Vannya mendongakkan kepalanya menatap Ricky, jadi sampai segitunya ya urusan cinta. Over banget abangnya. Nasib Bella.

"Iya bang, kemarin dia tiba-tiba datang pas aku nyari udara segar di taman hotel."

"Oh"

What hanya oh bunder bulat. Vannya kira ia akan dihukum ternyata jauh dari expetasi.

"Abang serius nggak sih sama Bella?"

"Kamu serius nggak bertunangan sama Ano?

Skakmat untuk Vannya. Bukannya menjawab pertanyaan Vannya, Ricky malah membalikan pertanyaan yang sama.

Bunuh tidak___ sayang dia ganteng, abang pula

Wanita Tangguh✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang