Author: Idew Hwang
.
.
.
“Katakan pada anak tidak tahu diri itu agar keluar dari persembunyiannya. Dia sudah membuat kekacauan, dan kebohongan pada ayahnya sendiri. Kim Chaewon, Choi Yena, kalian hubungi Yujin, sekarang juga atau aku yang menyeret anak itu kembali kemari—”
.
.
.
WE JUST BROKE UPChoi Yena nyaris melempar apron yang ia kenakan, ke arah Kang Hyewon. “Aku pikir upaya temanmu untuk mendapatkan kembali Kim Minjoo, sudah mulai tidak waras,” umpatnya. “Ayah Yujin meneleponku kemarin, di saat Chaewon berada di cafe bersama Felix. Sialan, paman Ahn mengancam akan menutup seluruh cabang YM Cafe jika Yujin enggan kembali ke Seoul.” Yena melonggarkan krah bajunya, “Lalu aku harus bekerja dimana jika YM Cafe di tutup?”
Kang Hyewon yang sedang berada di meja kasir hanya menggelengkan kepala menatap sahabatnya itu, “Kau— apa kau tidak bisa santai? Memangnya hanya YM Cafe saja? Acuan untuk mendapatkan sebuah pekerjaan? Gunakan logika, kawan.” kata Hyewon, memutar matanya malas. “Aku tidak mau ikut campur dalam masalah ini. Okay?” ia mengedikkan bahu, lalu tersenyum sekilas.
“Damn.” umpat Yena.
“Hubungi Lee Chaeyeon, dia sedang berada di Jepang bersama Sakura, kemungkinan mereka akan menetap disana.” usul Kang Hyewon tanpa menatap ke arah Choi Yena.
“Menetap?”
Hyewon mengangguk, “Memangnya kau tidak tahu? Mereka berdua akan segera menikah dalam waktu dekat. Remember? Sakura sedang hamil sekarang,”
Yena memijat keningnya perlahan, “Kepalaku pusing, Yujin benar-benar membuat masalah besar. Dia benar-benar gila,”
“Lagipula siapa yang menyangka jika tunangan Minjoo adalah salah satu relasi dari Yeomsang Group, perusahaan ayah Yujin. Harusnya Yujin tidak gegabah, kau pasti paham jika paman Ahn akan semarah ini jika dia tau semuanya, pengaruhnya sudah pasti pada saham Yeomsang Group.” kata Kang Hyewon, memberikan secangkir teh hangat pada Choi Yena. “Kau sebaiknya minum dulu, biar otakmu tidak pusing—”
“Gomawo,“
“Selamat Pagi,” sapa suara familiar dengan senyuman manis di bibirnya, gadis berponi itu memasuki YM Cafe sambil tersenyum, “Selamat Pagi kak Hyewon, dan selamat pagi—” ia melirik ke arah Choi Yena, “Kenapa wajahmu cemberut begitu?”
Choi Yena hanya mengibaskan tangan, memberi isyarat 'tolong jangan ganggu aku' pada pergerakan tubuhnya.
Jo Yuri, gadis itu hanya mengacak rambut Choi Yena sambil menggumam, “Arraseo—“
“Pacarmu sedang di landa pusing berkepanjangan, sebaiknya kau temani dia.” ujar Kang Hyewon, menepuk lengan Jo Yuri sambil setengah menahan tawa.
“Yakhh—”
* * *
“Pecat Ahn Yujin dari Urban Works,” desis suara Goto Moe nyaring terdengar melalui sambungan telepon antara dirinya dan Shin Yuka. Itu adalah kalimat yang cukup singkat namun membuat Shin Yuka sedikit tercengang, gadis berpostur tinggi tersebut sedikit menjauh dari sisi Kim Minjoo yang kala itu sedang bersama Yamada Noe, mereka mendiskusikan sesuatu tentang seorang model bernama Jang Wonyoung, yang saat itu ingin menemuinya.
Shin Yuka melangkah keluar dari ruangan Kim Minjoo, “Maaf, tapi Moekyun, kontrak Ahn Yujin masih tersisa satu bulan hingga nan—”
“Aku tidak peduli pada kontrak bodoh itu.” desis Goto Moe. “Urban Works tidak menerima seorang pembohong, cukup jalankan perintahku. Dan pastikan tunanganku tidak berurusan lagi dengan Ahn Yujin—”
“B–baik, akan aku laksanakan.” ujar Shin Yuka.
“Tolong atur jadwal meeting, untuk malam ini. Semua staff Urban Works harus datang, termasuk para artist, model dan seluruh crew. Kita akan membahas beberapa hal penting. Kau mengerti?”
“Aku mengerti,”
“Good.”
Sambungan telepon terputus begitu Goto Moe mengakhiri panggilan.
.
.
.
“Sedang membaca apa?” tanya Miyawaki Sakura yang berada di teras depan halaman rumah milik orang tuanya, Lee Chaeyeon mendongak menatap Sakura sekilas, “Ah, Chaewon mengirim email. Choi Yena, juga,” jari telunjuk Lee Chaeyeon menunjuk pada layar ponselnya.
“Tumben, memangnya kenapa?”
“Sepertinya Yujin telah membuat masalah besar,” balas Lee Chaeyeon.
Miyawaki Sakura melepas kacamata minus yang ia kenakan, “Masalah... besar?”
“Ada hubungannya dengan Perusahaan milik ayahnya,“ ujar Lee Chaeyeon. “Sayang, apa kau tidak keberatan jika aku– menghubungi Yujin, mmh maksudku aku khawatir jika sesuatu yang buruk terjadi padanya, kau tahu jika dia sendirian di Jepang– Yujin juga cukup gegabah dalam hal apapun.”
Sakura mengangguk, “Tentu.” ia lalu mengecup pipi Lee Chaeyeon. “Lakukan selagi itu tidak menyulitkanmu, aku harap Yujin juga akan baik-baik saja.”
Lee Chaeyeon tersenyum, “Kang Hyewon, dia mengirim salam untukmu melalui Yena,”
“Jinjja?”
Chaeyeon mengangguk, “Coba baca ini, dia menulis cukup banyak—”
Sakura terkekeh, bersama Chaeyeon ketika mereka membaca email panjang lebar keluhan dari Choi Yena, di Seoul. Miyawaki Sakura duduk di pangkuan Lee Chaeyeon, bersama dengan tawa yang melengkapi pada hari itu.
.
.
.
“Suruh dia pulang, aku tidak mau menemuinya.” tolak Kim Minjoo.
Yamada Noe mengerutkan keningnya, “Memangnya kenapa? Minjoo–chan, dia sudah menunggu satu jam,”
“Lalu? Oh Ayolah aku sudah muak dengan semua ini, cukup dengan masalah Ahn Yujin, cukup.” ujar Kim Minjoo.
“Tapi Minjoo–chan,”
“Noe jangan membantahku, ku mohon.”
Yamada Noe menelan ludah, sedikit mengetatkan dagunya, “Aku tidak bermaksud menentangmu, tetapi gadis itu hanya ingin bicara denganmu. Tolong, turunkan kadar egoismu untuk kali ini saja. Aku harap kau mau bicara dengan gadis itu, aku tidak tahu apa masalah kalian dan aku juga tidak mau ikut campur... tapi untuk kali ini saja.. tolong dengarkan aku,” ucap Yamada Noe, “Jangan terlalu keras pada dirimu, jangan mendahulukan egomu. Mungkin gadis itu bermaksud baik, untuk menemuimu—”
Kim Minjoo tertegun mendengar ucapan Yamada Noe padanya, ia menatap Yamada Noe cukup lama, seolah benaknya tengah mempertimbangkan sesuatu. Minjoo menarik napas, lalu mengangguk. “Baiklah. Kau menang kali ini, suruh Jang Wonyoung masuk ke ruanganku.” ucapnya.
Yamada Noe mengangguk senang, “Ay ay, captain—” ia bergegas menghubungi loby, melalu telepon di ruangan Minjoo.
.
.
.
TO BE CONTINUED