a story by idewsmile
.
.
.
“Kau sudah mempersiapkan seluruh barang-barangmu?”
Kim Minjoo mendongak ke arah Kwon Eunbi yang berdiri di ambang pintu kamar, mengamati Minjoo yang kala itu sedang menutup resleting koper yang ia bawa. “Sudah,” jawab Minjoo sembari tersenyum.
“Sini biar aku bantu membawa kopermu,” kata Eunbi, menghampiri Minjoo.
“Gomaweo, eonnie.”
“Pesawatmu jam 8 nanti, kan?” tanya Eunbi memastikan.
“Nde,”
“Masih ada sisa waktu sedikit lama. Sekarang pukul enam pagi, perjalanan menuju ke bandara membutuhkan waktu sekitar setengah jam. Masih ada banyak waktu untuk menunggu di Bandara,” ujar Eunbi, melirik ke arah jam tangannya.
Minjoo mengerutkan kening, “Menunggu?”
Kwon Eunbi mengedikkan bahu, “Barangkali ada teman-teman yang ingin datang mengantarmu?”
“Ahh, aku rasa tidak ada.” Kata Minjoo. “Lagipula aku hanya pergi ke bandara untuk pulang ke California, itu saja. Nothing special,” ucapnya.
“Apa Yujin tidak datang?”
“Hm?”
.
.
.
WE JUST BROKE UP“Ya, aku sedang dalam perjalanan menuju kesana sekarang,”
Ahn Yujin sedang mengendarai mobil miliknya, sementara tangan kanannya memegang ponsel. Tidak biasanya Yujin berangkat menuju ke kantor pagi-pagi sekali. Jika bukan karena mendapat telepon dari Sekertaris Park, yang mengharuskannya berangkat ke kantor lebih awal.
“Mwo? Ayahku sudah kembali ke Seoul?” ia sedikit menjauhkan ponsel dari telinga. “Astaga, beberapa laporan saham yang di minta Ayah belum selesai ku kerjakan.” Ucapnya mendengus.
“Tuan Ahn ingin anda menyerahkan laporan itu pagi ini di ruangannya. Beliau sudah berada di kantor, sekarang.”“M-mwo???? A-apa yang orang itu lakukan sepagi ini???”
“Tuan Ahn sedang memeriksa ulang seluruh laporan yang dibuat oleh tiap divisi perusahaan. Karena itu sebaiknya anda bergegas datang kemari. Tuan Ahn ingin seluruh laporan saham dari tiap divisi, selesai pada hari ini mengingat besok beliau masih harus melakukan perjalanan bisnis ke Singapore.” Tukas Sekertaris Park menjelaskan.
“Nde arraseo, aku akan segera tiba di sana.”
Ahn Yujin mematikan sambungan telepon, meletakkan ponselnya kembali diatas dashbor mobilnya. Ia menghela napas, merasa sedikit jengkel karena mendapat telepon dari sekertaris Park.