Sembilan

550 82 9
                                    

"Jadi, siapa Jisoo yang kalian bicarakan?" tanya Ibu Bobby. Dia menatap ketiganya dengan pandangan tajam.

"Jisoo itu teman Lisa, tante," jawab Lisa pelan setelah terdiam beberapa saat. "Dia yang waktu itu korban bully. Tante juga sempat urus kasusnya kan?"

Ibu Bobby berpikir beberapa saat. Tiba-tiba dia menjentikkan jarinya. "Tante ingat. Yang anaknya cantik tapi pakai kacamata bulat itu kan? Yang dibully sama siswa yang ngakunya 'fansnya Jiwon' kan?" tanya ibu Bobby memastikan.

Hayi dan Lisa mengangguk. "Benar banget, tante," jawab mereka kompak.

Ibu Bobby menatap anaknya. Dia berkacak pinggang. "Kok kamu nggak pernah bilang sih kalau sudah punya pacar cantik kayak dia?"

Bobby terbelalak kaget. "Tante, mereka belum pacaran," jelas Hayi.

"Belum? Bukannya tadi kalian bilang Jiwon suka sama dia?" tanya ibu Bobby heran. Hayi sama Lisa mengangguk.

"Bobby sih memang suka sama Jisoo, tapi usahanya baru PDKT. Itu pun tidak ada kemajuan kalau Lisa sama Hayi yang bantu," lapor Lisa membuat ibu Bobby memukul anaknya.

"Kamu tuh ya! Ibu nggak pernah ngajar kamu untuk setengah-setengah sama perempuan. Kalau sudah jadian, cepat bawa calon menantu ibu ke rumah. Awas saja kalau kamu gantungin dia lama-lama," omel ibu Bobby. Hayi dan Lisa yang mendengarnya bertepuk tangan dengan heboh sedangkan Bobby hanya cengo melihat tingkah ibunya.

"Woahhh...., bagus tuh Bob. Udah dapat restu dari ibumu," kata Hayi.

"Tunggu dulu, okey. Tunggu dulu. Ibu kenal Jisoo dari mana? Nggak mungkin cuman karena dia cantik begitu sampai ibu mau ajak dia ke rumah," sanggah Bobby. Lisa memukulnya membuatnya meringis dan menatap Bobby tajam.

"Kau sudah direstuin sama ibumu malah menolak. Udah bagus, tahu!" seru Lisa cepat.

"Tentu saja ibu kenal Jisoo. Ayahnya kan dokter di rumah sakit ayahmu Bob. Udah sering lihat juga orangnya. Dia sopan, baik lagi. Ibu setuju kalau dia yang jadi calon menantu ibu," ucap ibu Bobby.

"Bobby masih kelas 12, bu. Masih mau sekolah dulu." Bobby memberi alasan.

"Berarti kalau lulus, mau dong?" goda Hayi membuat wajah Bobby memerah. Dia beranjak dari sofa. "Nggak tahu. Bubar sana kalian!" Dia menutup pintu kamarnya dengan keras. Sementara diluar kamar, ketiga perempuan itu hanya cekikikan puas setelah mengerjai Bobby.

***

"Jadi gimana? Ibumu suka dengan hadiahnya?" tanya Jisoo suatu hari setelah mereka belajar bersama.

Bobby mengangguk. "Iya, dia suka kok."

Jisoo tersenyum. "Baguslah kalau dia suka. Aku sempat khawatir kalau misalkan ibumu tidak menyukainya," katanya.

"Kau pulangnya gimana? Dijemput atau pulang sendiri?" tanya Bobby.

Jisoo menggeleng. "Aku dijemput kok. Sama Kak Jinwoo," katanya.

'Kakaknya yang galak itu?' Bobby menghela napas.

"Jisoo!" Bobby memicingkan matanya dan melihat Jinwoo yang memanggil Jisoo. Jisoo berlari ke arahnya dan memeluk kakaknya. Bobby menundukkan kepalanya, menyapa pelan Jinwoo.

"Kakak sudah lama?" tanya Jisoo.

"Belum, baru saja." Bobby menyusul menghampiri Jisoo sambil adu tatap dengan Jinwoo.

"Ayo pulang, Jisoo."

Jisoo menoleh ke arah Bobby dan tersenyum. "Aku duluan ya, untuk pelajaran selanjutnya kita bicarakan nanti saja," katanya. Bobby mengangguk dan menatap Jinwoo lagi. Jinwoo menatap tajam membuat nyali Bobby seakan ciut.

Love You No Matter What (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang