Bonus Chapter

683 67 8
                                    

Suatu hari....

"Tumben kau datangnya pagi-pagi gini. Biasanya juga kalau hari libur, kau tidur sampai jam 12 siang," kata Jisoo saat dia menghampiri Bobby yang datang ke rumahnya.

"Aku bangun pagi dibilang tumben, bangun siang diomelin, aku salah terus deh perasaan," rengut Bobby.

"Iya, bercanda kok. Bobby pintar deh, bangun pagi-pagi," kata Jisoo dengan nada mengejek sambil mengelus kepala Bobby seperti anak kecil membuat Bobby segera mencubit pipinya.

"Kamu kira aku anak-anak apa? Kamu gitu lagi, nanti aku cium," ancam Bobby.

"Mau cium? Kalau papaku liat, habis kamu disate nanti," tantang Jisoo. Mereka kemudian tertawa bersama. Kalau orang yang tidak mengenal mereka pasti akan mengatakan kalau mereka memiliki hubungan spesial. Namun nyatanya, candaan seperti itu sudah sering dilontarkan oleh dua sahabat ini. Iya, hanya sahabat.

"Ngomong-ngomong, Bob?" ucap Jisoo setelah tawanya mereda. "Kau mau ke mana ajak aku pagi-pagi gini?"

Bobby berdiri dan menggenggam tangan Jisoo, menyuruhnya berdiri. "Ayo, nanti juga tahu ke mana," katanya. Dia menuntun Jisoo masuk ke dalam mobilnya kemudian memasangkan seatbeltnya juga. Setelah itu, Bobby melajukan mobilnya.

Mereka kemudian tiba di sebuah rumah bertingkat dua yang minimalis namun berkesan elegan. Jisoo merasa heran karena tidak sampai 5 menit, mereka sudah berhenti.

"Bob, aku baru tahu kalau temanmu tinggal di sini? Kau mau jemput siapa?" tanya Jisoo heran.

Bobby melepaskan seatbeltnya. "Ayo turun, kita masuk dulu," katanya.

Jisoo mengangkat alisnya heran kemudian dia melepas seatbelt dan keluar dari mobil saat Bobby membukakan pintu mobil buatnya.

"Kita mau berkunjung ke rumah temanmu ya?" tanya Jisoo ulang. Bobby mengacuhkan pertanyaan Jisoo dan mengeluarkan kunci dari saku celananya. Dia membuka gembok yang mengunci pagar rumah itu kemudian menggeser sebagian pagar itu.

Jisoo terbelalak kaget. "Bob! Itu rumah orang, jangan dibobol! Kalau mau jadi maling jangan ajak-ajak aku dong!" seru Jisoo histeris.

"Nona Kim, diam dulu ya. Jangan banyak tanya. Udah masuk aja dulu. Nanti juga ngerti," kata Bobby.

"Bagaimana aku mau diam kalau kau tingkahnya kayak maling ini! Malah ngajak-ngajak aku juga!" serbu Jisoo.

Bobby mencubit kedua pipi Jisoo dengan gemas. "Kim Jisoo, diam dulu ya. Ikut aja dulu. Kalau ada yang ngira maling, bilang aja kalau ini rumah aku," katanya pelan.

Bobby kemudian menekan password dan meletakkan jarinya pada fingerprint scanner. Setelah itu, dia kemudian membuka pintunya dan Jisoo mengikutinya dengan ragu-ragu.

"Bob, kau mau ngapain sebenarnya? Ini rumah siapa?" tanya Jisoo cemas. Bagaimana nggak, kalau Bobby tidak memberitahunya apapun dan sikapnya cukup mencurigakan. Kalau ada orang lewat dan melihat mereka, mereka akan dikira sindikat perampok atau sejenisnya.

Rumah itu masih belum memiliki perabot, seperti baru saja dibangun. Bobby melangkah lebih dalam melewati beberapa ruangan. Ruangan paling belakang terhubung dengan halaman belakang rumah yang luas. Ada kolam renang di sisi kanannya dan halaman itu ditumbuhi berbagai jenis bunga.

Bobby mengajak Jisoo ke halaman dan berdiri menghadap di tengah-tengah halaman itu.

"Jis, gimana menurutmu soal rumah ini? Kamu suka atau nggak?" tanya Bobby. Raut wajahnya menjadi serius.

"Modelnya bagus, apalagi ada halamannya. Tapi, kok cuman halaman yang terisi. Ini sebenarnya rumah siapa sih, Bob?" tanya Jisoo balik. Dia tidak menyadari panggilan Bobby yang berubah menjadi aku-kamu.

Love You No Matter What (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang