(Nggak penting, dilewatin juga bisa kok xd)
Sebelumnya mau minta maaf karena akhir-akhir ini nggak update dengan teratur. Biasanya juga nggak, tapi kalau bisa udapte sehari sekali kan nggak apa-apa. Masalahnya adalah, sifat plin plan bikin aku revisi cerita ini sampai 4 kali.
Here we go~
Lanjutan Flashback
Bobby berdiri diam disamping Jisoo yang terbaring sejak satu minggu lalu. Dia masih belum menunjukkan pergerakan juga tanda bahwa dia akan segera sadar. Dokter Park sampai risau dibuatnya. Bobby masih ingat hari itu. Semuanya kacau, orang tuanya dan orang tua Jisoo datang.
Sejak itu, Bobby tidak pernah beristirahat. Setelah kerja, dia akan berada di samping Jisoo menemaninya hingga pagi datang kembali. Dia hanya pulang untuk berganti pakaian. Jihun dititipkan pada neneknya.
Jaekyung dan Yoona sudah menyuruhnya untuk pulang tentu saja, namun lelaki itu terlalu keras kepala. Dia ingin memastikan sendiri keadaan Jisoo. Jaekyung dan Yoona hanya menghela napas berusaha mengerti.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Jaekyung memecah keheningan yang ada di ruangan itu. Semua orang yang ada disitu menatap Dokter Park yang baru saja selesai memeriksa Jisoo. Dokter Park mengangkat kepalanya dan menatap anak dan menantunya kemudian beralih pada Bobby yang tatapannya tidak pernah lepas dari Jisoo.
"Masih sama," gumamnya pelan. "Tetapi organ vitalnya masih berfungsi dengan baik. Dia stabil jad jangan khawatir."
"Tapi dia masih belum sadar," kata Jaekyung cemas. Dokter Park menghela napas pelan. "Aku juga tidak tahu. Tapi, aku berharap dia akan segera sadar dalam beberapa hari lagi. Dia pasti akan segera bangun dan kita bisa mengomelinya."
'tok tok' Semua yang ada dalam ruangan menoleh ke arah pintu yang dibuka. Heechul dan Yoona masuk ke dalam.
"Kami datang di saat yang tepat kan?" tanya Heechul. Yoona memukul suaminya agar tidak bercanda di saat seperti ini.
"Kalau begitu, aku permisi dulu. Ada hal lain yang harus kukerjakan. Kalau sudah senggang, aku akan kembali kesini," kata Dokter Park
"Tinggallah sebentar. Kenapa buru-buru begitu?" Heechul mengangkat alisnya.
Dokter Park menoleh. "Ada 3 dokter yang sedang menganggur di rumah sakitmu."
"Jangan khawatir. Kalian mendapat akses khusus dariku," kata Heechul enteng.
"Aku tidak khawatir. Aku hanya takut kau memiliki alasan untuk memotong gajiku lagi seperti dulu. Biarkan mereka berdua di sin-"
"Jisoo! Ini mama nak. Buka matamu." Jaejoong, Bobby, dan kedua orang tuanya segera berkumpul di dekat Jisoo. Dokter Park menyerobot ke depan mereka semua.
Jisoo perlahan membuka matanya kemudian menyesuaikan diri dengan cahaya yang silau. Dahi Jisoo berkerut, tangannya bergerak untuk memegang kepalanya. Dokter Park memegang tangannya. "Jangan sentuh kepalamu," katanya. "Kepalamu terluka."
Jisoo bergumam dengan suara serak. "Sakit sekali." Dokter Park membantunya meletakkan kembali tangannya yang masih lemah. "Mama, aku ada di mana?"
"Kau di rumah sakit," jawab Jaekyung. "Apa yang terjadi padaku?" tanyanya.
"Kau kecelakaan dan kepalamu terluka," jawab Jaejoong. Bobby menyeruak ke depannya.
"Jis, kau baik-baik saja?" Jisoo semakin mengerutkan keningnya. Dia menatap Bobby dengan aneh. "Kau siapa?"
***
Bobby terpekur di ruangannya. Raganya disitu namun pikirannya berkelana. Dia masih membayangkan tatapan Jisoo yang melihatnya seakan dia adalah orang asing. Dokter Park langsung memeriksanya saat itu juga. Dan perkiraannya mengatakan Jisoo terkena amnesia retrograde sementara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love You No Matter What (Bobsoo)✓
FanfictionKetika kenangan yang paling berharga buatmu harus tertimbun begitu dalam hingga terlupakan, apa yang harus dilakukan? Mengikhlaskannya pergi atau berusaha mengingatnya kembali? Mencari kenangan yang baru atau tetap bertahan meskipun pada hati yang r...