Hujan. Bobby menyayangkan keputusannya tadi pagi yang malas membawa mobil dan memilih naik bis. Dia juga baru mengingat kalau semalam Donghyuk sudah memberitahu prakiraan cuaca hari ini. Karena itu, dia terjebak di halte bis di jam sembilan malam sendirian dengan perasaan kesal.
Bobby juga tidak ingin menembus hujan agar sampai di perumahannya yang berjarak hampir 500 meter dari halte bis ini. Dia akan berakhir dengan basah kuyup dan flu. 'Hayi akan mengomel padaku karena terlambat mengambil Jihun,' batinnya.
Bobby menghembuskan nafas, uap putih mengepul di depannya. Dia menggosokkan kedua tangannya untuk meminimalisir dinginnya malam. Di saat-saat begini, pikirannya kembali memikirkan Jisoo.
Terhitung sudah 3 hari sejak Jihyo memberitahunya untuk mengatakan segalanya pada Jisoo, namun karena Jisoo menghindarinya membuat Bobby uring-uringan dan tidak sempat mengatakan apapun pada wanitaitu.
'tap tap tap'
Bobby menoleh ke arah langkah kaki yang semakin jelas terdengar dan melihat Jisoo dengan jaket tebal dan payung besar berwarna pink berjalan mendekat. Dia cukup terkejut, tidak menduga akan bertemu dengan Jisoo. Dia tersenyum melihat ekspresi Jisoo yang terkejut melihatnya di sini.
"Hai Jis," sapanya canggung. Jisoo mengangguk. "Hai."
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Jisoo begitu berhenti di samping Bobby. Dia menurunkan payungnya dan duduk di samping Bobby.
"Kau sendiri ngapain jalan di jam segini?" tanya Bobby balik membuat Jisoo merengut.
"Aku bertanya duluan, jadi aku harus mendapatkan jawaban duluan." Bobby terkekeh ringan mendengar ucapan Jisoo.
"Aku pulang kerja, tentu saja," jawab Bobby. "Aku tidak membawa mobil, hari ini aku naik bis dan aku lupa membawa payung atau apapun itu," lanjutnya begitu melihat Jisoo akan bertanya lagi. Dia sekarang menatap Jisoo.
"Aku pergi ke perpustakaan dan ketiduran di sana. Pegawainya membangunkanku saat jam tutup, makanya aku baru pulang jam segini." Dia melirik Bobby dan berkata, "Jangan tertawa!" membuat tawa Bobby semakin meledak.
Jisoo tidak bisa tidak ikut tertawa. Lama kemudian, dia menatap hujan yang sepertinya bakalan awet. Dia menoleh dan menatap Bobby yang mulai mengantuk karena bosan menunggu.
"Bob, kau mau pulang atau tidak?"
Bobby menoleh dan menatapnya. "Tentu saja mau."
Jisoo berdiri dan membuka payungnya kemudian dia menyerahkannya pada Bobby yang menatapnya heran. "Kau yang pegang payungnya kalau begitu. Nggak etis kan seorang perempuan yang membawa payung untuk laki-laki?"
'Aku akan dilihat dengan aneh karena memegang payung mencolok begini,' batinnya. Bobby tersenyum mendengarnya kemudian dia berdiri. "Kalau begitu, ayo." Mereka berjalan berdampingan dengan suara hujan sebagai peramai suasana yang agak canggung.
'Jisoo bodoh! Bagaimana bisa kau mengajak Bobby pulang bersama seperti ini?' protes Jisoo dalam hati. Dia mengutuk tindakannya dan berharap suara detak jantungnya tidak mengalahkan suara hujan atau Bobby akan mendengarnya.
Bobby menghela napas. "Jangan terlalu jauh jalannya. Kau akan basah. Mendekatlah sedikit," kata Bobby sambil memegang lembut lengan atas Jisoo dan mengikiskan jarak di antara mereka. Jisoo yang diperlakukan demikian merasa pipinya memerah.
"A-aku akan memukulmu kalau sampai kau berbuat yang macam-macam," kata Jisoo dengan gugup.
"Aku tidak akan berbuat macam-macam, sudah kubilang kan kalau kak Jinwoo dan papamu akan menghajarku duluan jika berbuat yang aneh-aneh." Jisoo berdeham untuk mengontrol detak jantungnya yang mulai kembali normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You No Matter What (Bobsoo)✓
FanfictionKetika kenangan yang paling berharga buatmu harus tertimbun begitu dalam hingga terlupakan, apa yang harus dilakukan? Mengikhlaskannya pergi atau berusaha mengingatnya kembali? Mencari kenangan yang baru atau tetap bertahan meskipun pada hati yang r...