Delapan Belas

537 68 1
                                    

Bobby berdecak kesal. Tega sekali Donghyuk meninggalkannya dan membawa Jihun pergi. Dia kan hanya kebelet sebentar. Nggak bisa gitu nunggu bentar saja. Lagian Bobby bukan jenis manusia yang kalau pergi ke toilet akan memakan waktu hingga dua jam.

'Sekarang di mana anak itu?' batin Bobby. Matanya sibuk mencari keberadaan adiknya dan anaknya yang (dirasanya) ganteng sepertinya. Dia berjalan menuju taman kompleks yang letaknya cukup dekat dengan rumahnya. Hanya berjarak sekitar 5 rumah.

Matanya meneliti, melihat orang atau objek yang dirasanya sama dengan bentuk adiknya itu. Dia segera berjalan menuju kursi panjang tanpa menyadari bahwa orang lain yang duduk di sebelahnya. Begitu dia memanggil adiknya, dia baru menyadari bahwa orang itu adalah Jisoo. Dan dia sedang menggendong Jihun!

Bobby merasa dia merindukan saat-saat dia bisa melihat hal seperti ini. Jihun juga pasti merindukannya. Lihat betapa eratnya anaknya memeluk mamanya itu.

"Bobby? Ngapain kau di sini?" Bobby menghentikan lamunannya dan menatap Jisoo. "Aku di sini karena dia," tunjuknya pada Donghyuk. "Yang harusnya bertanya itu aku, kau ngapain di sini, Jis? Sambil menggendong anakku lagi." Bobby bisa melihat mata Jisoo melebar kaget.

"Oh, jadi ini anak yang kau ceritakan hari itu?" Jisoo mengangguk-angguk. "Betapa malang nasibmu, Jihun. Bagaimana bisa kau memiliki papa mesum dan bertingkah seperti maling," kata Jisoo dengan nada pura-pura sedih. Donghyuk sudah tertawa keras sedangkan Bobby hanya merengut. Dia semakin kesal saat Jihun malah ikutan ketawa seakan setuju dengan ucapan Jisoo.

'Dasar anak nakal. Bagaimana bisa kau mengkhianati papa seperti ini, nak?' batin Bobby mendramatisir. Namun Bobby ikut tersenyum juga. Dia rela melakukan apapun asal bisa melihat Jisoo yang tersenyum dan Jihun yang tertawa seperti ini. Untuk pertama kalinya, dia bisa tersenyum tulus setelah kecelakaan itu.

"Jadi, apa yang kau lakukan di sini, Jis?" Bobby bertanya ulang. Jisoo yang sudah berhenti tertawa mnjawab, "Hanya baca buku saja." Dia memperlihatkan sampul depan bukunya yang bergambar bunga dan bertuliskan "JENIS-JENIS BUNGA" pada Bobby dan Donhyuk yang merasa menjadi nyamuk di antara ketiganya.

"Oh, buku itu. Aku sudah menghafalnya di luar kepala," kata Bobby sambil mengusap hidungnya, merasa bangga. Jisoo menatapnya tidak percaya. Dia seakan berbisik pada Jihun namun Bobby masih dapat mendengar suaranya. "Jihun, kalau besar nanti, jangan jadi seperti papamu ya? Dia besar kepala."

"Kau tidak percaya?" tanya Bobby. Jisoo balas dengan tatapan menantang. "Tidak. Aku tidak percaya."

"Aku bisa membuktikannya padamu, kalau kau mau," tawar Bobby.

"Coba saja," balas Jisoo. "Biar aku lihat sepintar apa kau, Dokter Kim."

"Maaf mengganggu debat unfaedah kalian tapi aku tidak mau menjadi nyamuk di antara kalian. Kak, kalau ingat tujuan kita keluar di hari Minggu, sebaiknya kita bergegas. Lisa akan mengomel kalau sampai kita telat ke café Yunhyeong."

Mereka berdua berhenti dan menatap Donghyuk. Khusus Bobby, dia menatap Donghyuk dengan kesal. "Mungkin, aku juga sebaiknya pulang. Hari sudah semakin siang," kata Jisoo. Saat dia akan memberikan Jihun pada Bobby, Jihun tidak mau melepas pelukannya.

"Jihun." Bobby mencoba menarik perhatian anaknya. Jihun menoleh. Namun saat Bobby memberikan gestur untuk mengambilnya, Jihun kembali memeluk leher Jisoo dengan erat.

"Sepertinya dia masih ingin denganmu, Jis," kata Bobby sambil tersenyum canggung.

"Tapi, Lisa akan memarahi kalian kalau kalian telat," balas Jisoo. Donghyuk menjentikkan jarinya. "Kak Jisoo ikut saja dengan kita ke café depan," sarannya. Jisoo terlihat ragu. "Kalau kau tidak mau, tidak apa-apa. Biar Jihun aku ambil sini."

Love You No Matter What (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang