"Ma, Jisoo mau keluar dulu ya!" seru Jisoo.
"Mau kemana?" cegat Jaekyung. "Baru juga dua hari keluar, kamu udah mau ke mana-mana aja." Jisoo memutar bola matanya malas.
"Ke café depan doang ma. Mau ketemu sama teman." Jaekyung mengerutkan keningnya tanda berpikir. "Temanmu yang mana sih?" tanya Jaekyung. Perasaannya anaknya nggak punya teman.
"Aku baru kenal pas di rumah sakit beberapa hari yang lalu. Temanku itu sepupunya Dokter Kim, jadi kalau aku pulang tidak selamat, mama tuntut aja ke Dokter Kim." Jaekyung segera menjitak kepala anaknya karena bicaranya yang melantur. "Hush! Ngawur kamu. Kamu kalau bicara yang benar sedikit, kenapa?"
"Ma, Jisoo ngomong benar kok. Jisoo mau ketemu sepupunya Dokter Kim, namanya Lisa." Jisoo mengelus kepalanya yang kena jitak tanpa memerhatikan ekspresi wajah ibunya yang tegang untuk sesaat.
"Ya sudah, pulangnya jangan terlalu malam ya," kata Jaekyung.
Jisoo tidak menaruh rasa curiga pada mamanya yang langsung memberi izin. "Iya ma. Jisoo pergi dulu!" Dia menutup pintu kemudian berjalan keluar dan berpas-pasan dengan dua orang yang memiliki rumah tepat di depannya. Jisoo merasa pernah melihat salah satunya, yang perempuan tepatnya namun dalam versi yang lebih muda dari yang dilihatnya sekarang.
"Kau, Kim Jisoo ya?" tanya yang laki-laki. Jisoo mengangguk. "Jadi, kau sudah keluar dari rumah sakit? Selamat."
Jisoo tersenyum canggung. "Terima kasih emmm..."
Mata laki-laki itu melebar karena mengingat sesuatu. "Oh, maafkan aku. Aku lupa mengenalkan diri. Aku Kim Hanbin, dan dia Lee Hayi, istriku," katanya sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya. Jisoo baru saja akan menyambutnya saat perempuan yang diketahuinya sebagai Hayi berucap, "Jangan bersentuhan dengannya. Dia ini berpikiran macam-macam dan itu tidak baik bagi perempuan sepertimu."
Mendengar hal itu, Jisoo mengurungkan niatnya dan Hanbin merengut ke arah Hayi. Hayi tertawa melihat respon keduanya. Dia mendekati Jisoo dan menjabat tangannya. "Aku Hayi. Meski berat kuakui, tapi aku istrinya."
"Kau mau pergi ke mana?" tanya Hayi. Jisoo sempat ragu sesaat namun tetap menjawab, "Ke café depan perumahan."
"Kau mau kutemani? Kami juga mau ke sana untuk bertemu seseorang," tawar Hanbin. "Kalau kau tak keberatan, tentu saja."
Jisoo mengerjapkan matanya. "Tentu, tentu saja aku tak keberatan. Kukira kalian mau pergi berdua saja." Hayi menggandenga tangan Jisoo dan Hanbin mengikuti keduanya dari belakang. "Kau akan alergi kalau hanya pergi berdua saja dengan orang sepertinya," kata Hayi sambil menunjuk Hanbin yang merengut mendengar ucapannya.
'Begini kah rasanya diabaikan? Tunggu kau Bobby kampret! Aku akan melakukan sesuatu untuk membalas hal ini,' batin Hanbin ngawur. Kenapa balas dendamnya ke Bobby ? Simple saja, siapa yang berani menghadapi Hayi, Jisoo, belum lagi kalau Lisa sudah bergabung.
***
"Nanti kalau urusanmu sudah selesai dengan temanmu, kau bisa memanggil kami di ruangan itu. Santai saja, kami kenal baik dengan pemiliknya," kata Hayi. Jisoo berjalan menuju meja yang terletak di sudut, sedangkan Hayi dan Hanbin menuju ruangan yang berlabel 'STAFF ONLY'
"Yo, Yunhyeong!" kata Hanbin saat membuka pintunya. Dia mengangkat alisnya heran melihat Yunhyeong yang tidak mengomel karena dia terlalu ribut atau membalas sapaannya. Yunhyeong sedang menatap layar CCTV.
"Apa yang kau lakukan?"
"Sssttt...." Yunhyeong meletakkan jari telunjuknya, menghalangi Hanbin untuk mengoceh. Hanbin menoleh dan saling menatap dengan Hayi yang juga heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You No Matter What (Bobsoo)✓
FanficKetika kenangan yang paling berharga buatmu harus tertimbun begitu dalam hingga terlupakan, apa yang harus dilakukan? Mengikhlaskannya pergi atau berusaha mengingatnya kembali? Mencari kenangan yang baru atau tetap bertahan meskipun pada hati yang r...