Hinata pergi....
Sulit bagiku untuk menerima ini, kekasih ku, gadis ku, pujaan hatiku, ia pergi untuk selamanya... Apa yang harus ku lakukan?
Aku...aku bahkan tidak ada disampingnya saat ia membutuhkanku, saat-saat terakhir dalam hidupnya. Aku tidak disana...
Berziarah kemakamnya saja aku tidak diperbolehkan. Apa aku ini? Mereka benar-benar menganggapku sampah. Aku benar-benar terpukul, kehilangan cahayaku, kehilangan alasanku untuk bahagia.
Jangan tanya padaku bagaimana keadaanku?
Haha
Aku benar-benar hancur...
Aku ingin menyusul kekasihku,
Untuk apa aku hidup jika tanpa dirinya. Tidak... Aku tak mau.
Aku hanya ingin bersamanya, bersama kekasihku tercinta."Sasuke...hinata pasti tidak ingin kau seperti ini...dia sangat mencintaimu."
Naruto, satu-satunya sahabat yang ia percayai. Lelaki dengan surai blonde itu slalu disampingnya setiap saat, tidak meninggalkannya barang sebentar saja. 3 kali percobaan bunuh diri harus gagal, dan semua itu berkat naruto. Sahabatnya seolah-olah membaca pikirannya, slalu bertindak selangkah didepannya. Naruto menggagalkan rencanaku begitu mudah.
"hah...kau tak mengerti..." aku memandang naruto dengan putus asa. Frustasi. Itulah yang aku rasakan.
"Hinata adalah segalanya...bagiku.""Kau pikir hinata menginginkan ini?" suara naruto berubah meninggi. Tatapannya mengarah tajam padaku.
"Dia tidak menginginkan ini! Sama sepertimu Sasuke!!! Jangan membuatnya lebih bersedih dari ini!"Aku tersenyum sinis, memangnya apa yang dobe bodoh itu mengerti? Dia tidak tahu apapun! Berbicara itu mudah, tapi apa yang dia tahu tentang perasaanku? Naruto tak akan pernah mengerti rasa sakitku! Kehilangan seseorang yang kau kasihi secara tragis didepan matamu bukanlah suatu perkara mudah! Apa kau tahu bagaimana sakitnya mengenang hal itu? Bayangannya dengan tubuh berlumuran darah slalu menghantuimu, membuat tak sanggup walau hanya menghisap udara. Wajah hinata disaat-saat terakhirnya slalu membuatku ingin mati, dadaku berdenyut sangat nyeri, aku tidak ingin ini terjadi padaku! Aku tidak menginginkan ini.
Aku mendorong tubuh naruto yang berusaha menghalangiku, lalu berjalan ke dapur. Menelan beberapa pil tidur dan berjalan gontai menuju kamar. Aku hanya lelah...aku ingin menyusul hinata.
"sasuke..."
Suara dobe terdengar sendu, lirihannya tidak mencegahku untuk beristirahat dari penat. Aku hanya ingin tidur. Jika saja aku dapat bertemu hinata dalam mimpi, maka aku tak akan meninggalkan mimpiku untuk selamanya.
🌹🌹🌹
"sasuke..."
Sebuah suara familiar itu berdengung didalam kepalaku. Aku berdenyit, menahan putaran hebat yang membuat kepalaku berputar tujuh keliling. Aku menjumpai rumput segar yang bersih, bagaimana bisa aku tiba disini? Padahal jelas-jelas aku meringkuk nyaman dikasurku yang hangat.
"sasuke...?"
Suara itu kembali menyapaku, membuatku mencari sosok yang memanggilku dengan suara yang aku rindukan.
Dan mataku, hampir keluar dari tempatnya.
Hinata berdiri disana, menatapku dengan sendu. Tatapan yang membuatku merindu, membuatku ingin mati dengan mengingatnya saja.
Hinataku...kekasihku...pujaan hidupku.Hinata telah mati,
Kini ia berdiri disana.
"kau telah mati hinata." kataku sendu, hampir ingin menangis mengatakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Dream
RomanceJika ia memang telah mati lalu... Mengapa ia slalu datang dimimpiku?