lost

1.1K 134 17
                                    

Aku mencari.

Aku hampir mendapatkannya.




...



"dimana kamar hinata hyuuga?" tanyaku dengan nada suara tak menyenangkan.

Resepsionis itu menatapku dengan nanar sebelum mengubah ekspresinya. Matanya menatapku dengan aneh, aku tahu ada yang salah.

"maaf tuan... Tapi pasien dengan nama hinata hyuuga tidak pernah menjalani rawat inap atau rawat jalan di rumah sakit ini." jelas resepsionis berkuncir dua itu ramah.

Tidak... Dia berbohong.

Senyum yang dipaksakan dan mata yang selalu mengawasiku. Tentu saja, hyuuga tidak akan pernah membiarkanku bertemu dengan hinata begitu mudah.

"benarkah??" aku menghela nafas. "kalau begitu...aku yang salah. Maafkan aku ne...karena membentakmu tadi."

Resepsionis itu tersenyum ramah, lagi-lagi senyum palsu yang tampak dipaksa. Diam-diam jarinya bersembunyi dibawah meja siap untuk menekan tombol jika saja aku memaksanya untuk mengatakan yang sebenarnya.

Hah!

Apakah hiashi pikir aku sebodoh itu?

"tidak apa-apa tuan. Selamat siang, semoga harimu menyenangkan."

Aku mengangguk, lalu berjalan keluar. Hah...tampaknya si tua hiashi benar-benar ingin bermain denganku. Semuanya terbaca dari ekspresi resepsionis yang berjaga tadi, ekspresi wajahnya yang tampak terkejut dan juga... Ia bahkan begitu mudah menyimpulkan bahwa hinata hyuuga tidak pernah dirawat dirumah sakit ini. Ahahaha sejenius apapun perawat itu mustahil ia bisa menghafal seluruh nama pasiennya. Jangan mengibul! Setidaknya jika itu benar-benar wajar ia pasti akan memeriksa pc komputer untuk memeriksa riwayat pasiennya.

Well, kesalahan pertama sudah ada dalam genggamanku. Hinata kekasihku, ia benar-benar dirawat disini!

Tunggu aku sayang... Aku hanya butuh sedikit lagi waktu untuk memenangkan permainan ini. Saat saatnya telah tiba, aku akan membawamu pergi. Tunggulah aku...


...



"mama! Bagaimana bisa kau lakukan itu?!!" seru sakura panik dan marah. " apa aku tidak punya akses apapun disini?"

Naruto memandangnya dengan harap-harap cemas.

"astaga... Apa kau tak tahu apapun mengenai itu?"

Sakura menjambak rambutnya karena rasa kesal yang memuncak dikepalanya.

"benar-benar tidak ada informasi apapun?"

Sakura menghempaskan handphonenya sesaat kemudian. Ia terduduk dan meremas kepalanya dengan ekspresi yang kecewa.

"bagaimana?" desak naruto khawatir. Kata-kata sepihak dari sakura cukup membuatnya bertanya-tanya apa yang telah dibicarakan ibu-anak haruno ini.

"naruto...".lirih sakura cemas.

"ada apa?"

"kurasa hinata benar-benar masih hidup..."

"apa???"

Naruto mundur berapa langkah, ia tidak mempercayai pendengarannya. Tapi, untuk apa sakura berbohong disaat seperti ini?

Ingatan naruto kembali pada tanggal 20 agustus, ketika dimana keluarga besar itu membumikan hinata. Ia dan sasuke menyaksikannya dari kejauhan, dan... Itu cukup menyakinkannya setidaknya sampai hari ini bahwa hinata telah tiada!

Apakah keluarga hyuuga sengaja? sengaja memanipulasi pemakaman itu agar sasuke percaya bahwa hinata telah tiada?

Untuk apa mereka berbuat sejauh itu????

Kepala naruto terasa ngilu memikirkannya. Jadi, hinata masih hidup?? Dan... Itu persis di pulau ini hinata berada?

"harus bagaimana..." lirih sakura putus asa, ia mengotak atik handphonenya. Berusaha menenangkan diri.

Sasuke... Sudah menderita sebanyak ini hanya karena hinata..

"kita harus mencegah sasuke bertemu dengan hinata." ucap naruto tegas.

Benar,

Sasuke diperlakukan seperti sampah oleh hyuuga. Sudah cukup apa yang diberikan dunia pada sahabatnya, tidak ada lagi penghinaan karena kali ini naruto akan menbantu sahabatnya itu untuk lepas dari semua masalahnya.

"kau benar.. " sakura berdiri dengan mantap. "tidak lagi alasan untuk hinata bertemu dengan sasuke. Hinata telah mati dan seharusnya seperti itu."



🌹🌹🌹




Aku menelusuri rumah sakit ini, dan aku mempelajari sesuatu. Aku benar-benar telah diincar oleh hiashi. Hyuuga brengsek itu menempatkan paling tidak 2 orang disetiap lantai, untuk mengawasi pergerakan mencurigakan. Aku juga mendampati beberapa dari mereka yang mengenaliku terus saja menguntitku.

Sial.

Si pak tua itu benar-benar menantangku. Mari kita saling beradu kejeniusan. Kau tak akan bisa kemana-mana karna mulai sekarang aku akan slalu mengintaimu.

Gedung 3 tingkat itu mempunyai ruang bawah tanah yang mencurigakan. Dan aku yakin, hiashi pasti berpikir bahwa aku mencurigai ruangan itu. Tapi sayang sekali, aku tidak sebodoh itu.

Jika firasatku benar, hinata berada dilantai satu. Ya tempat strategis dimana bocah kecil itu dapat melukis hinata dengan sudut yang tepat. Jika jendela terbuka, maka yang bocah itu perlu lakukan hanyalah mengawasi hinata dari sudut pandang yang tepat.

Dan, mungkin kedatanganku sedikit menyentak pak tua itu jadi aku yakin ia memindahkan hinata ke ruang yang lain. Jika ia memindahkan hinata kelantai 2 dan 3 maka itu akan sesuai prediksi ku, maka yang pasti ia lakukan adalah memindahkan hinata disekitaran lantai 1.

Aku hanya perlu kunci akses untuk masuk kesana. Tapi sebelum itu aku harus melakukan sesuatu, menemukan bocah seniman itu dan memesan beberapa alat yang akan sangat membantuku dalam mengintai.

Jika bocah seniman itu benar tentang kakak hinata, maka tentu pria itu akan tinggal dipulau ini, kita persempit saja disekitaran rumah sakit. Ada dua kemungkinan, ia tinggal di sekitar rumah sakit atau justru menginap dikamar hinata. Jika ia keluar mungkin itu akan terlalu mencolok. Mereka pasti meminimalisirkan kesalahan.

Sepertinya neji tinggal bersama hinata meski ini agak ambigu, tapi aku akan simpan teoriku untuk sementara.

Sekarang, aku perlu detail yang cukup dari bocah seniman itu. Ia pasti tahu waktu, tempat, dan kondisi sekitar hinata. Seperti suster yang memasuki runagan itu, dan jam-jam tertentu orang yang menungguinya berganti atau keluar dari ruangan. Jika aku bisa mendapatkan detailnya maka akan cukup beguna untuk membuatku merangkai rencana.

Kita lihat saja, siapa yang akan memenangkan permainan petak umpet ini hyuuga.


....


A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang