fact!

1.1K 139 11
                                    

-seminggu sebelum kecelakaan hinata.

"sasuke -kun, jangan minum alkohol terlalu banyak. " protes hinata pada sasuke yang sedang meneguk beberapa botol vodka dengan semangatnya.

Sasuke menarik tubuh mungil hinata mendekat dan mengecup pipi gembul kekasihnya itu gemas.

"tidak apa-apa sayang... "

Bukannya melarikan diri dari sasuke yang mulai mabuk hinata justru malah mendekat pada kekasihnya itu. Aroma mint sasuke sama sekali tidak mengalahkan aroma vodka yang menyengat.

"awas saja sasuke-kun menyentuhku! Tidak akan ku biarkan!! " oceh hinata kesal karena merasa diabaikan.

Namun ia malah terlihat sangat lucu dengan tingkah merajuknya itu, hinata selalu terlihat lucu dan itu tidak akan pernah membuat sasuke bosan.

"ututu.... Nata marah??" sasuke berusaha meladeni kekasihnya yang sedang merajuk. Ia mencubit-cubit pipi hinata pelan, seperti mencubit mochi pikirnya.

"nata tidak ingin bicara pada pemabuk. " jawab hinata ketus.

Sasuke tertawa keras mendengar penuturan hinata. Perasaannya saat ini sangat bahagia dan mabuk kepayang. Baginya, hinata sangat cantik malam ini, dan hasratnya menggelora lebih dari biasanya.

"jadi... Nata tidak ingin disentuh oleh ku? " meskipun sasuke mendekat dan merapat ke leher jenjang hinata berbanding terbalik dengan perkataannya.

Hinata berusaha menjauhkan sasuke karena nafas berat sasuke malah membuatnya geli.

"sasuke-kun... Uughh apa yang kau lakukan..?" tanya hinata separuh menahan rasa aneh yang menggugah tubuhnya ketika sasuke menjilati dan menciumi lehernya.

Tidak merasa puas hanya dengan leher, sasuke mendorong hinata agar berbaring disofa. Menindih hinata dan mengecup bibir hinata dengan khidmat.

"aku... Sangat mencintaimu hinata... "
Bisik sasuke memabukkan.

"sasuke-kun...? Kau... Tidak akan.. "
Hinata berusaha mendorong tubuh sasuke namun itu percuma, nafsu dan rasa mabuknya telah membutakan pemuda uchiha dihadapannya.

"hinata... Aku akan menikahimu.. Aku akan membahagiakanmu... Aku mencintaimu... "

Ketika sasuke terbangun esok harinya, ia tahu apa yang dilakukannya. Ia tersadar bahwa ia telah melakukannya....

Ia telah menggauli kekasihnya....

Pagi itu, hinata menangis dipelukannya. Ia takut bahwa keluarganya justru akan membunuh sasuke jika mengetahui hal ini. Ia tahu ayahnya tak pernah menyukai sasuke, ayahnya sangat membenci sasuke...

Hanya saja, ia yang mencintai sasuke, jadi rasanya tidak adil jika hinata menjauhi sasuke hanya karena ayahnya tidak suka. Ia yang menjalani hidupnya, ceritanya, dan kisah cintanya. Ayahnya tahu apa selain selalu menghakimi dirinya dan sasuke?

"aku takut... Sasuke-kun... Bagaimana ini... " isak tangis hinata membuat sasuke bersalah. Bagaimana pun.. Ia-lah orang yang memaksa hinata untuk melakukannya.

Sasuke telah membuat keputusan.

Ia akan melamar hinata.

"hinata dengarkan aku! " sasuke menangkup kedua pipi hinata, menatap hinata dengan segenap keberaniannya.

Mata hinata terfokus pada sasuke.

"aku akan melamarmu!"

Hinata sejenak termanggu.

"benar...? " tanya hinata tidak percaya, ia pikir sasuke enggan untuk menikahinya karena ayahnya sangat membenci sasuke.

Tapi lihatlah... Sasuke...tidak ragu sama sekali.

"tentu saja... Aku akan menikahimu. Aku akan melamarmu senin depan.aku akan menyiapkan segalanya untuk itu. "
Sasuke mengecup bibir hinata membuat gadisnya terharu akan sifat bertanggung jawabnya.

"terima kasih... Sasuke-kun... Terima kasih... " hinata memeluk sasuke sangat erat

...

Sasuke meringgis kala kenangan indah itu tiba-tiba menghanyuti kekosongan pikirannya.

Mereka dulu sangat bahagia...
Mereka saling mencintai...
Mereka saling memahami...

Namun... Cinta mereka membuat mereka terpisahkan... Haruskah mereka berakhir seperti romeo dan juliet?

Hell no!

Sasuke akan memperjuangkan hinata, dan itu adalah tujuan hidupnya.

Sasuke menurunkan topinya, mengawasi inojin dari bangku halaman rumah sakit. Saat ini ia sedang menyuruh inojin berpura-pura melukis para perawat dengan modus siapa tahu mereka membicarakan hinata.

Inojin siap turun lapangan dengan perlengkapan penyadap yang jika bisa terpasang pada salah satu perawat dirumah sakit ini. Khususnya, jika itu bisa adalah dokter Tsunade! Yang katanya adalah dokter utama didalam rumah sakit ini.

Jika bisa memasang penyadap padanya, maka jalan sasuke untuk mendapatkan informasi mengenai hinata pastilah terbuka lebar.

"inojin, bilang saja kau akan melukisnya tanpa menganggunya. "

Inojin mengangguk dari tempatnya. Ia dengan natural mendekati dokter rambut blonde tanpa keraguan. Inojin benar-benar dapat diandalkan.

Dari bangku taman rumah sakit, sasuke berpura-pura memberi makan merpati atau membaca koran sedang matanya fokus tertuju pada inojin.
Dan telinganya mendengarkan apa saja yang dapat didengarnya melalui penyadap.

"aku tidak mengerti suster... "

"ini keajaiban dok!"

terdengar suara helaan nafas.

"tapi... Aku tidak percaya! Wanita itu ditabrak hingga membuatnya koma, dan bayinya selamat? Bukankah ini terlalu mengagumkan?"

Sasuke terhenyak secara tiba-tiba, pembicaraan ini membuatnya merinding. Ia melihat inojin yang sedang melukis didekat dokter tsunade. Inojin juga terlihat terhenyak atas apa yang didengarnya.

"apa... Orang tua pasien mengetahui hal ini? " suara suster terdengar cemas.

"belum... Aku tidak berani. "

Sasuke melihat dokter tsunade menatap inojin. Memperhatikan bagaimana kelanjutan lukisannya.

"apa kau sudah selesai nak? Itu terlihat mengagumkan."

"padahal ia masih kecil ya dok. Tapi bisa melukis sebagus ini. "

Inojin tersenyum gembira. Ia terlihat membelakangi dokter dan suster, menempelkan alat penyadap disisi ujung canvasnya secara diam-diam. Lalu memberikan hasil karyanya kepada dokter tsunade.

"untuk dokter yang cantik. " senyum inojin mengembang lalu ia segera keluar dari rumah sakit itu dan menghampiri sasuke.

Sedang sasuke ia masih terhenyak ditempatnya, mendengarkan lebih lanjut apa pembicaraan dokter tsunade yang sangat menganggunya.

"dok... Hyuuga-sama menelpon."

"aah... Kurasa, kita harus memberitahunya."

"tentang bayi didalam perut hinata hyuuga? "

"ya.. Haah pekerjaan ini mulai merepotkan. "


Dan pada saat itu juga, sasuke merasa kepalanya pening dan berputar-putar. Pembicaraan yang baru saja didengarnya membuat logikanya terhempas.

Hinata hamil????





....


A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang