Kuncinya adalah strategi yang matang.
....
"sasuke apa kau tau ttaebayo?? Mereka menjual pizza!!! " seru naruto kegirangan, ia kembali dengan beberapa kotak pizza.
"naruto...siapa yang akan memakan pizza sebanyak ini?" ucapku sarkastik.
Yang benar saja?
Sekotak pizza mungkin akan terasa enak, tapi jika sebanyak itu?
Itu hanya akan membuatmu mual.
"aku harus keluar." aku membawa tas, menyambar kaca mata hitam dan topi, serta tak lupa masker.
"kau mau kemana ttaebayo??!!" seru naruto kecewa, ia meletakkan pizzanya dan menatapku dengan memelas.
"ne, ne, benar kata naruto, sasuke-kun. Mengapa tidak duduk dan bersantai sejenak?" sakura tersenyum manis membawakan beberapa botol soda.
Sasuke menghela nafas, ya, siapa juga yang bisa menolak pizza dan cola? Tapi aku bukan orang sesantai itu, tak ada waktu untuk bermalas-malasan. Aku harus mencari bocah seniman itu sesegera mungkin sebelum hiashi mengetahui keberadaan bocah licik itu.
"oi sasuke, jangan melamun seperti itu. Pizza ini keburu dingin ttaebayo!" oceh naruto sebal, ia membuka kotak pizza dan mengambil sepotong lalu memberikannya pada sasuke.
"aku akan menyusul kalian nanti."
Aku tidak punya alasan untuk berlama-lama disini, aku harus pergi. Tidak akan ada petunjuk jika aku memilih untuk berdiam diri. Aku harus menemukan hinata!
"sasuke-kun! Matahari sangat terik tidakkah jika kau ingin keluar saat senja saja?" sakura memandangku dengan cemas.
Sebenarnya, mereka mulai tampak menahan ku untuk berada ditempat ini. Apa yang terjadi pada mereka? Mengapa mereka seolah-olah menahanku seperti ini?
Tunggu,
Apa mereka berdua berusaha menghalangiku?
Apa mereka berdua tahu, jika hinata masih hidup?
"apa... Kalian tahu?" tanyaku ambigu, aku ingin melihat reaksi orang-orang ini.
"apa??" tanya naruto melongo dengan wajah bodohnya.
"tahu apa sasuke-kun?" sambut sakura bingung.
Sudah kuduga tidak akan semudah itu, naruto adalah aktor, sakura adalah idol. Tidak akan mudah menemukan celah dari mereka. Selain itu, mereka tidak percaya bahwa hinata masih hidup.
Aku tidak butuh menceritakan apapun pada mereka. Aku hanya perlu bergerak sendiri. Dengan demikian, mereka tidak akan menghalangiku.
"ah tidak. Aku pergi dulu."
🌹🌹🌹
"kau tidak usah panik neji."
"tapi tou-san, lelaki itu sedang berada dipulau ini!" neji mengenggam handphonenya erat.
Kegelisahannya menjadi nyata, pria uchiha itu mengetahui keberadaan mereka.
"percayalah padaku, ia tidak akan menemukan hinata."
"tou-san, aku cemas..."
Neji melirik adiknya yang sedang tertidur lelap. Tidak terdapat tanda-tanda bahwa adiknya akan bangun dan itu cukup menguncah hatinya.
"dengar neji..." suara diujung sana terdengar mengeras. "yang perlu kau lakukan adalah menajamkan telingamu dan jeli melihat sekitarmu."
Neji melirik adiknya untuk kesekian kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Dream
RomanceJika ia memang telah mati lalu... Mengapa ia slalu datang dimimpiku?