new start

1K 126 10
                                    

.

.

Sasuke menyeringai senang memandang paket barang yang ia pesan. Akatsuki memang tidak mengecewakan, kelompok yakuza yang pernah ia selamatkan itu benar-benar membalas jasa.

Beberapa alat penyedap, kamera kecil pengintai dan pistol. Ini cukup bagi sasuke. Perperangan melawan hyuuga akan dimulai.  Dan mulai saat ini ia tidak akan bermain-main lagi.

Apapun yang terjadi ia akan bertemu dengan hinata.

Sesulit apapun tantangan yang menantinya,  ia akan menaklukan itu. Karena alasannya lebih dari jiwanya,  itu adalah hidupnya.

Sasuke menatap foto hinata dilayar hp-nya, hatinya cukup merasa sakit dan kesepian. Mengapa mereka memperlakukan ia seperti ini?  Karena ia seorang uchiha,  jadi ia dilarang untuk merakit cintanya?

Kenapa orang-orang slalu saja salah menilainya?

Ia menyayangi hinata,  bahkan lebih dari dirinya sendiri. Tentu ia akan menjaga hinata,  hinata sendiri adalah candu baginya. Sasuke bahkan tidak mampu bertahan tanpa hinata.  Tapi,  tapi...  Mengapa para hyuuga itu tidak percaya padanya?

Mengapa mereka bahkan tega memisahkan hinata darinya.

Apa ia seburuk itu?

Sasuke rasa ia cukup mapan dan matang,  ia tidak akan melakukan sesuatu yang dapat melukai hinata.

Lalu... Mengapa?

Apa itu semua karena masa lalu keluarganya?

Itu adalah kakaknya,  bukan dia.  Walaupun mereka sedarah bukan berarti mereka sama. Sasuke adalah orang yang berbeda,  dia tidak begitu.
Ia tidak akan tega melukai orang yang ia sayangi...tidak akan pernah.


"hinata...  Sebenarnya saat ini aku sangat rapuh. "

Sorot mata sasuke menyendu,  ia terus memandang foto hinata.  Karena hanya itu yang ia dapat lakukan untuk meredam rasa rindunya yang meledak.

Di foto itu hinata tersenyum ceria,  wajah cantiknya seakan-akan bersinar. Sasuke mengelap layar HP-nya menggunakan lengan bajunya, agar ia dapat lebih jelas memandangi kekasihnya lebih lama.

"hinata... Tolong tunggu
sebentar lagi..."




...




"apa sasuke belum keluar juga?" tanya sakura penasaran,  niat hati ingin mengintip namun ia takut sasuke akan marah padanya.  Karena sasuke adalah orang sangat menghargai privasi, ia tidak diam begitu saja melihatmu melanggar privasinya.

Naruto menggeleng,  wajahnya menampilkan gurat-gurat khawatir.  Namun seperti sakura,  ia juga terlalu takut untuk mendapat murka dari sasuke.

"tentang rencana kita? Begaimana ini akan bermulai? " 

Sakura tersenyum angkuh,

"ayahku mengirimiku beberapa orang, dan aku akan menyuruh mereka menyelidiki isi rumah sakit itu. "  sakura mengepalkan tinjunya.  "kita akan menemukan hinata,  menculiknya dan memaksa ayahnya pergi dari jepang."

"hanya itu?" ucap naruto tidak yakin. Naruto yakin sekali jika sasuke bahkan akan mencari hinata bahkan hingga kebenua lain.

Sekali lagi sakura tersenyum lebar.

"tentu tidak itu hanya tipuan. "  sakura menjentikkan jarinya didepan wajah naruto.  "aku akan memusnahkan keluarga bajingan itu. "


Naruto tersenyum semuringgah.  Inilah yang ia harapkan dari seorang sakura haruno!

Naruto bertepuk tangan gembira bagaikan anjing laut didalam sirkus.

"kau memang tidak mengecewakan sakura. " puji naruto kagum.


Sakura tertawa, mengibaskan rambutnya sembari menebar pesonanya.  Gerak tubuhnya menyatakan bahwa ia adalah ratu. Tidak ada yang dapat mengalahkan tekad dan kemauannya.


"apa yang kalian tertawakan?" tanya sasuke sarkas dan keheranan.

Baginya sekarang sakura dan naruto tak lebih dari orang idiot yang sama sekali tidak mengenal kata pandai.  Karena mereka berdua memiliki banyak kesamaan,  terkadang sasuke pikir mereka berdua akan lebih baik bersama jika saja mereka menyadarinya.



Sakura mengibas-ngibaskan tangannya anggun, dalam sekejab ekspresinya berganti. Naruto yang berprofesi sebagai aktor pun cukup mengakui bahwa sakura memiliki bakat luar biasa dalam akting. Ia menipu orang-orang dengan image yang ia pilih padahal gadis cantik ini sangat busuk.  Orang seperti ini memang patut untuk diperhitungkan.


"kenapa kalian tidak berpacaran saja?" sambung sasuke santai,  ia meneguk susu yang disediakan digelas. Tentu ia tahu siapa yang menyiapkannya,  naruto slalu melakukannya untuknya.

Terkadang sasuke pikir, naruto agak terlalu memanjakanya. Tapi bukan berarti ia keberatan. Sama sekali tidak,  hanya saja.... Ya... Agak aneh.
Terlepas dari naruto adalah homo,  perhatian yang diberikan naruto membuatnya was-was. Ya,  walaupun mereka berteman dengan alasan pertemanan itulah sasuke mempercayai naruto.


"haah dengan nenek sihir ini? " naruto tertawa keras.  "Mustahil hubungan kami bahkan akan bertahan 1 hari?! "

Sakura yang merasa tersinggung akan itu melemparkan bantal kekepala naruto, hingga membuat naruto terjatuh terduduk.

Menyadari kesalahannya, sakura segera memperbaiki sikapnya dengan berpura-pura tersenyum.


"naruto-kun maafkan aku... "

Naruto berdecih dan menatap gadis gulali itu dengan sinis.  Apa-apaan, pikirnya.

"fix kalian cocok. " sasuke menggelengkan kepala pelan. Agak merasa pening dengan tingkah bodoh sakura dan naruto.

Knock knock



"are...? Siapa ya? " tanya sakura manis,  ia menempelkan jari telunjuknya dibibirnya agar terlihat menggemaskan.

Sasuke yang acuh mengabaikan itu dan memilih membukakan pintu.

"inojin!!! " sambut sasuke ceria,  ia segera mempersilahkan inojin masuk. Ia sendiri menantikan kehadiran bocah itu,  sasuke telah menepatkan tugas yang penting untuk inojin.

"doumo. " sapa inojin sopan pada sakura dan naruto yang menatapnya dengan tanya.

"sasuke-kun?  Itu siapa?" wajah sakura terlihat shock,  berbagai pikiran negatif terangkai dalam otaknya.


Sasuke menepuk kepala inojin.

"bocah ini adalah sekutuku. " lalu sasuke segera menyeret inojin sebelum sakura ataupun naruto kembali mengajukan pertanyaan kepadanya.

Dan menutup pintu rapat-rapat agar tidak terjadi kebocoran informasi.

"jadi... Tugas apa yang harus aku lakukan?" tanya inojin penasaran.  Ia membawa buku gambar dan beberapa peralatan untuk menggambar lainnya seperti yang diperintahkan sasuke.

"karena wajahku sudah pasti diblacklist,  maka kau satu-satunya harapanku. " sasuke memegang bahu inojin, dalam hatinya ia menaruh kepercayaan dan harapan pada sosok anak muda berambut baby blonde.
"kau akan menyelipkan ini dibeberapa ruangan rumah sakit. "


Sasuke menyerahkan beberapa alat penyadap yang berbentuk sangat kecil seperti kerikil pada inojin.

"a-apa ini?? "

"itu penyadap. " sasuke tersenyum lebar.  "agar aku dapat mendengarkan apa pun yang mereka katakan. "


.
.
.

A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang