out 2

841 130 29
                                    


Ketukan di pintu kamar membuat sasuke dan inojin sama-sama saling berpandangan terkejut.

Sasuke segera menarik hinata untuk bersembunyi di toilet, tidak sakura tidak boleh melihat hinata untuk saat ini atau semuanya akan menjadi kacau!

"sasuke! "

Hinata menatap takut pada sasuke yang terlihat panik.

"hime, tunggulah sebentar disini. "

Lalu sasuke melihat inojin, menyuruh inojin ikut bersembunyi bersama hinata.

"inojin, menurutmu jendela toilet itu cukup untukmu menbantu hinata keluar?"

"sasuke??! Kau didalam kan??? " suara sakura semakin nyaring.

Inojin menatap tanya, tapi tidak punya waktu untuk bertanya. Inojin melirik jendela itu sekilas lalu mengangguk.

"kita bertemu ditempat yang ku katakan padamu. "

Inojin tidak sempat membalas, sasuke melemparkan tas yang berisikan hal yang berkaitan dengan identitas mereka didalamnya, lalu ia menutup pintu toilet.

Menghela nafas kasar,  sasuke segera membuka pintu yang diketuk dengan tidak sabar.

"ada apa denganmu?!" bentak sasuke geram.

"kau mau kemanaa?? " tanya sakura memelas.

Sasuke tersentak, apa sakura mendengarnya?

Sasuke mengulur waktu menjawab dengan mengusap-usap wajahnya gusar.

"aku ingin mengajak inojin berenang dipantai. " jawab sasuke datar,  meskipun ia cukup gelisah dengan alasannya itu.

"... Hanya berenang? "

Sasuke mengangguk. Sementara sakura berusaha melihat isi kamar sasuke melalui  celah pintu.

"mana inojin?" selidik sakura curiga, inojin tidak ada di kasur atau manapun.

Sasuke mulai kesal, astaga jika saja ia tidak harus pergi diam-diam ia akan sangat senang hati memaki gadis ini daripada menghindarinya.

"dia di toilet, sedang kau taula apa! " jawab sasuke ketus, tanpa menunggu jawaban sakura, sasuke menutup pintu.

Muak dengan berada lebih lama bersama sakura.

....

Malam, sunyi tanpa kebisingin apapun kecuali alam yang mendesas-desis,  membisikkan ceritanya melalui angin.

Neji dan naruto menapakkan kakinya berjalan menembus udara yang dingin.

"kau yakin? Hinata menunggu didekat lapangan?"

Neji memilih berbohong, bahkan jika ia harus mati, neji memilih untuk memperjuangkan hidupnya.  Dengan kemungkinan sekecil mungkin.

Ia mengatakan pada naruto bahwa sebenarnya hinata melarikan diri dari rumah sakit setelah mengetahui bahwa keluarganya menjauhkan ia dan sasuke.

Dan neji juga berbohong, mengatakan pada naruto bahwa ia adalah pendukung hinata. Mereka berencana bertemu di lapangan dan akan bersama-sama melarikan diri.

Kebohongan sempurna, benar-benar kebohongan pahit.

Sepanjang perjalanan mereka menuju lapangan bola kaki yang berada di ujung pulau ini, neji tak terasa merenungkan segalanya.

Tentu...  Ia diambang kematian.

Hal yang ingin dilakukannya, adalah minta maaf pada adiknya itu.  Ia berpikir,  jika saja...  Mereka mengatakan yang sebenarnya pada uchiha itu.

A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang