Ia tidak menolehkan pandangnya kebelakang sama sekali, rasa takut dan kesempatan yang ia peroleh ini tidak akan membuatnya bahkan hanya untuk menoleh ke belakang.
"kerahkan seluruh polisi rahasia jepang, aku menunggu di pulau XY!!!"
Dan dengan itu neji mematikan teleponnya, ia kembali berjalan. Tidak tahu pasti kemana tapi yang ia tahu adalah menjauh dari naruto.
Untuk saat ini.
Neji berhenti saat melihat rumah kosong yang mungkin kemarin-kemarinnya adalah salah satu penghuni pulau ini.
Ia masuk dengan memecahkan kaca dan mengurung dirinya sendiri dalam ketakutan.
Berharap ia telah pergi cukup jauh agar tidak terdeteksi.
Sekarang ia hanya menunggu....
Menunggu bala bantuan datang.
....
10 menit lagi sebelum pesawat jet tiba, namun sasuke belum juga muncul.
Firasat inojin dan hinata sama, mereka tahu seharusnya sasuke telah bersama mereka jika saja... Tidak ada hambatan yang berarti.
"sasuke... " lirih hinata, ia dengan gelisah mengharapkan kedatangan sasuke dari rimbunan hutan dihadapan mereka.
"bibi.. Tenanglah... " inojin menuntun hinata untuk kembali duduk. Lalu menyerahkan wanita malang ini air minum.
Hinata tersenyum kecil meskipun ia luar biasa gugup. Bagaimana jika rencana mereka gagal dan sasuke tertangkap basah oleh sakura itu?
Apa yang harus mereka lakukan?
"bibi... " inojin tersenyum kecil, "jangan khawatir, paman akan tiba pada waktunya. "
Hinata menghela nafas, seharusnya... Sasuke tiba sekarang. Rasa takut dan firasat seorang wanita memang terkadang tepat sasaran, tapi hinata harap firasatnya meleset.
Sasuke pasti akan tiba'kan?
"paman sasuke... Dia sangat mencintai bibi hinata. "
Hinata menoleh, menatap inojin yang tersenyum manis padanya.
"dia berjuang sangat keras...benar-benar berjuang untuk bertemu dengan bibi. "
Hinata termanggu untuk sesaat, ia merasa... Bersalah. Sasuke bekerja sekeras itu untuknya?
Walaupun... Ayah dan keluarganya membenci kehadirannya? Dan... Sasuke tidak pernah menyerah.
Hinata tidak tahu, tapi ia mengeluarkan air mata. Harusnya, ia tidak perlu untuk ragu akan kekasihnya. Hinata mengusap perutnya, menatapnya dengan berlinang air mata.
"ayahmu... Adalah seorang yang sangat pemberani... " hinata menggigit bibirnya, lalu mengenggam tangan inojin. "dan kalian berdua adalah anak yang amat disayangi oleh ayah kalian... "
Pandangan inojin menyendu, seiring dengan tatapannya yang berlinang air mata, ia terdorong untuk memeluk hinata.
Mereka adalah keluarga.
Seiring dengan momen itu berlangsung, dari kejauhan mereka dapat mendengar deru mesin sang burung besi.
Hinata dan inojin melepaskan rangkulan mereka, sama-sama berpandangan untuk menguatkan diri.
Sasuke pasti datang.
Ia pasti datang.
"hey! Apa kalian baru saja menangis? "
Beberapa menit yang lalu.
Sasuke menatap penuh selidik pada sosok yang masih berada dalam kegelapan itu.
"apa aku mengenalmu?" tanya sasuke sarkas, lalu ia menggerakkan tangannya risih karena sakura yang tak mau bergerak seinci pun.
"hahahahahahaha" gelak tawa yang riang
KAMU SEDANG MEMBACA
A Dream
RomanceJika ia memang telah mati lalu... Mengapa ia slalu datang dimimpiku?