10. Lagi?

8.7K 315 2
                                    

         Sudah satu minggu Zahra dirawat di RS dan hari ini dia sudah benar-benar tidak bisa menahan diri untuk tidak kabur dari sini.  Beberapa hari lalu sebenarnya dia sudah mencoba untuk kabur tapi tiba-tiba saja kakaknya datang dan pastinya tau niat buruk sang adik. Dan sekarang dia sedang memikirkan cara lagi untuk bisa kabur dari sini. Dan Waktu subuh adalah waktu yg sangat tepat untuk kabur. Karena keluarganya sudah pulang dan para perawat serta dokter Burhan juga tidak sedang visit.
         "Bagaimana cara melepas infus ini ya? Atau aku tarik saja tapiii.... rrrrrr....huh membayangkannya saja membuatku ngeri...bagaimana kalau darahku muncrat atau nanti kulitku robek atau aaaaaa.... tenang Ra tenang.... aku punya ide....aku keluar saja dengan infus ini dan pura-pura ke taman rumah sakit jika ada yg bertanya dan infus ini akan jadi alibiku untuk menutupi tujuan utamaku...hahaha" Zahra berbicara dengan dirinya sendiri bahkan sambil tertawa sendiri. Jika saja ada orang yg mendengar pasti mengira kalau Zahra sedikit stres.
         Perlahan-lahan Zahra mulai turun dari bankar dan berjalan pelan menuju pintu keluar, aman pikirnya.
Melewati lorong yg masih lumayan gelap membuatnya sedikit ngeri sebenarnya.
      "Anda mau kemana nona?"
      "Aaaaaa...huh kau membuatku terkejut saja."
      "Kau mau kabur lagi ya?"
      "A...Apa...aku tidak kabur..."
      "Lalu?"
      "A...aku hanya ingin jalan-jalan saja...aku bosan dikamar dan aku ingin ke taman RS."
      "Subuh-subuh begini kau ingin ke taman?sendirian?"
     "Me...memangnya kenapa? Suka suka lah." Kog aku jadi gugup sih...batin Zahra.
    "Kembali lah ke ruanganmu nona. Udara diluar sangat dingin."
     "Big no. Sudah sejauh ini tidak mungkin aku akan kembali ke tempat terkutuk itu lagipula ......." aduh,jaga mulutmu Zahra.
      "Ma..maksudku aku ingin ke taman, ya ke taman...aku bosan sekali di kamar, dan saat subuh seperti ini udaranya pasti sangat sejuk. Dan a... aku tidak kabur...kalau aku kabur tidak mungkin aku membawa infus sialan ini kan?"
      "Justru dengan membawa infus ini kau telihat seperti pasien yg ingin kabur nona, hm,bukannya kau seminggu lalu juga hendak kabur ya? Lalu kau bersembunyi di ruanganku. Dan di......"
      "Sudah hentikan omong kosongmu itu dok. Itu semua memang benar tapi sekarang ini aku tidak sedang kabur. Aku hanya ingin ke taman itu saja. Sudahlah,lebih baik anda pergi saja."
      "Buktikan kalau kebenaran ucapanmu nona,aku akan menemanimu dan ini pakailah, diluar sangat dingin."
      "Ihhh...aku nggak mau pakai pakaian ini...aku muak melihatnya... dan ya aku tidak kedinginan dan aku tidak mau kau mengikutiku. Jadi pergilah dokter."
      "Aku tidak akan pergi tanpamu nona. Atau mungkin aku akan pergi jika kau sudah ada yg menemani. Bagaimana jika aku panggilkan saja doktermu,atau kakakmu mungkin."
      "Whatt....nggak...jangan lakukan itu. "
      "Dari wajahmu terlihat kalau kau takut rencana kaburmu terbongkar nona."
      "Huh keterlaluan kau dokter. Iya memang aku mau kabur. Trus kenapa hah? Aku muak disini. Aku sudah seperti seorang tawanan karena Om Burhan. Dan jika ada kesempatan kenapa aku menyianyiakannya? Tapi kenapa kau harus datang disaat kesempatan emas ini dok. Aku ingin pulang...hiks hiks"
       "Hei..kenapa kau malah menangis...aduh jangan menangis aku mohon...mm....aku akan mengantarmu ke taman mungkin kau bisa lebih baik disana tapi dengan syarat kau harus memakai jas ku ini dan kau tidak boleh lama-lama di taman okay?"
      "AKU MAU PULANG DOKTERR BUKAN KE TAMAN. Hiks hiks..."
      "Kau harus sembuh dulu baru boleh pulang"
     "Aku sudah sembuh."
    "Benarkah?lalu kenapa kau masih diinfus."
      "Kalau begitu bantu aku melepasnya ya?"
      "Apa? Jangan gila,kau masih membutuhkannya."
     "Ayolah aku mohonnn..."
Rengek Zahra dengan mata berkaca-kaca.
      "Tidak nona. Sekarang lebih baik aku antar kau ke ruanganmu. Tidak jadi ke taman.ayo."
     "Nggak...aku nggak mau. Yasudah kita ke taman saja. Setidaknya masih ada peluang untukku meskipun hanya kecil. Ayo cepat"
     "Pakai ini dulu."
     Dengan malas Zahra memakainya dan dia pun berjalan ber2 dengan dokter yg bahkan tidak dikenalnya.
      "Namaku Reyhan Zein As-Syafi. Pangil saja Reyhan."
     "Aku tidak keppo dengan namamu."
     "Hahaha...baiklah baiklah."
     "Tapi tunggu-tunggu. Apa kau dari anaknya Om Zein?"
      "Darimana kau tau?"
      "Aku bekerja di Restoran ayahmu."
     "Oh...sudah berapa lama."
      "Sejak lulus kuliah. Sekitar setahun yg lalu."
      "Oh..."
        Selanjutnya mereka hanya diam bahkan setelah sampai di taman tak ada yg memulai pembicaraan.
     "Mmmm...Rey?apa kau bisa membantuku?"
      "Apa? Lepaskan benda terkutuk ini dari tanganku."
      "Hahaha..."
     "Kenapa kau tertawa? Apa ini lucu... ayolahh kau harus membantuku."
      "Aku tidak bisa membantu hak itu. Tapi aku bisa membantumu selamat dari amukan dokter Burhan. Mungkin... karena dia ada dibelakang dan sedang menuju kemari."
     "A...APA?"
     Dan benar saja, kini sang dokter sudah berada sekitar 1m darinya.
     "Kau tenang saja,aku akan membantumu."
     "Selamat pagi dok." Sapa dokter Reyhan.
     "Pagi. Lagi-lagi kau  sudah berbuat nakal lagi ya Zahra."
      "Aku hanya jalan jalan di taman itu saja."
      "Iya dok. Maafkan saya. Sebenarnya tadi saya yg mengizinkannya kemari."
      "Kau tidak perlu melindunginya dokter Reyhan. Aku sudah hafal dengan keponakanku ini. Seminggu ini sudah lebih dari 3x dia mencoba kabur. Dan terlebih lagi pagi ini tidak ada yg menjaganya dikamar. Tidak mungkin dia tidak mencoba kabur dlm situasi emas ini. Dan terima kasih kau sudah menjaganya."
         Dokter Reyhan hanya menganggkkan kepalanya.
      "Zahra,kembalilah ke ruanganmu. Ini sudah waktinya sarapan dan meminum obat."
      "Aku masih ingim disini."
       "Padahal aku berniat melepas infusmu pagi ini. Tapi jika kau tidak mau yasudah."
        "Benarkah? Berati aku akan pulang hari ini?"
       "Tidak. Keadaanmu masih lemah. Kau harus banyak istirahat."
      "Aku akan istirahat dirumah. Ayolah omm...zahra mau pulangg..."
       "Ayo kembali ke kamarku."
         Dengan terpaksa Zahra mengikuti perintah dokternya itu dan tak lupa ia berpamitan pada dokter Reyhan.
       "Makan dulu setelah itu aku akan melepas infusmu. Jangan banyak bicara atau aku tidak jadi melakukannya"
        Setelah menghabiskan sarapannya dengan wajah cemberut kini ia merasa senang karena setidaknya dgn dilepas infus ditangannya akan memudah pergerakannya. Tapi ia sungguh cemas tentang rasa sakit saat dilepas infus.
      "Om,pelan pelan ya. Zahra takut."
      "Jangan cengeng."
     "Ta...tapi Zahra takut om."
     "Hanya sakit sedikit,"
      "Aaaaawww...hiks hiks sakit om"
      "Jangan kayak anak kecil."
      "Tapi ini benar2 sakit.hiks"
      "Sudah selesai. Sekarang istirahatlah...besok kau boleh pulang."
      "Benarkah??"
      "Tidurlah."

-------------------------------------
#tbc

Zahra Khumaira Al-FarisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang