23. Lamaran??

6.8K 248 25
                                    

Ting...
1gambar diterima.

      Sebuah notifikasi menyadarkan seseorang dari lamunannya, Tentu saja sebuah notif yang ia tunggu sejak tadi. Siapa lagi kalau bukan Reyhan Zein Assyafi. Melihat ekspresi seseorang difoto tersebut saat dengan terpaksa meminum segelas susu dengan menahan mual tapi tetap berusaha tersenyum untuk menikmatinya. Bukan hal mudah baginya membujuk duo sahabat Zahra untuk mengirimkannya foto kegiatan Zahra. Namun setelah mengatakan bahwa ia ingin serius mendekati Zahra akhirnya mereka ber2 percaya. Ya walaupun justru disini Reyhan lah yg ragu karena ia yakin Zahra tidak suka padanya, terlebih dia seorang dokter. Makhluk yg sangat amat dihindari oleh orang yg bernama Zahra.
      "Kamu lucu sekali Ra, aku akan segera memintamu pada ayahmu. Tapi aku yakin kau akan menolakku...hahahaha..."
     Akhirnya dia berfikir untuk berbicara secara pribadi saja dulu dengan keluarganya sendiri lalu baru akan menemui keluarga calonnya namun ia ingin agar dirahasiakan dahulu sampai Zahra mulai tertarik pada nya.
       "Semoga ini yg terbaik," doanya dalam hati.
        Setelah mendapat testu dari orangtuanya, ia kemudian bergegas menemui calon ayah mertuanya. Ups,,pede sekali pikirnya. Disana dia merasa benar-benar gugup. Terlebih ada sang kakek & kedua kakak Zahra.
          "Apa gue bilang bro, lo pasti suka sama adek gue,tapi gue ga yakin kalian dia suka sama lo, secara lokan dokter, sama kami ber4 aja dia sering ngejauhnya." Ujar Reza.
           "Begini om,kek,kakRizal, dan Za, saya disini bukan hanya sekedar meminta Zahra, tapi saya akan berusaha membuat nya bahagia semampu yg saya bisa In Syaa Allah... tapi saya juga tidak bisa memaksa kalau memang zahra tidak menginginkan saya menjadi calon imamnya. Tapi izinkan saya untuk berusaha membuat Zahra menerima saya apa adanya ini. Saya tau kalau Zahra tidak suka dengan yg namanya pacaran,begitupun saya... "
       "Silahkan saja nak Reyhan kalau kau mau mendekati putri om, tapi hasilnya nnti sepenuhnya om serahkan keputusan Zahra."
        Setelah malam itu ia benar-benar lebih giat meminta zahra pada Rabbnya...yaa bukankah meminta di sepertiga malam adalah cara yg paling mustajab?

Di resto.
      "Gue boseeennn tiap hari makan bubur....huhuuuuuu...mana masih 3minggu lagi hukuman dari om Burhan selesainya...hedeh..."  gerutu Zahra pada kedua sahabatnya.
       "Udah lah Ra nurut aja jangan bandel lagi...kamu ga kapok apa?"
Ucap Silvi.
         "Andai kau tau perasaan ku, ah udah deh pokoknya siang ini aku pengen makan mie titik."
         "Zahraaaaa...."ucap kedua sahabat nya.
         "Pliss kali ini aja yaa," rengeknya.
         "Ga bolehhh!!!" Larang kedua sahabatnya lagi.
          "Bodo amat,pokoknya aku pengen makan mie." Ujarnya dalam hati.
         "Iyaa iyaa gajadi..." mulutnya memang berkata demikian tapi tidak dengan hatinya. Apalagi dia sudah menemukan ide yg sangat bagus untuk memenuhi keinginannya itu.
         "Ra, kamu ga lagi ngrencanaiin sesuatu kan?" Sidik Silvi lagi. Tapi Zahra hanya menunjukkan cengiran khas nya dan kedua sahabatnya yakin bahwa sifat keras kepalanya emang sudah mendarah daging. 

            Siang harinya setelah pulang dari resto ia meminta pada supirnya, mang diman yg merupakan suami mbok nem untuk berhenti di depan sebuah minimarket. Alibinya adalah untuk membeli beberapa bahan belanja yang sudah habis,padahal sesungguhnya ada tujuan lain. Setelah membayar di kasir ia benar-benar bahagia.  Sebungkus mie instan berhasil dikantonginya dengan kemudian diselipkan pada saku baju diresto tadi lalu dimasukkan dalam tas.

Bisakah ia menikmati mie instan yg dia beli tadi?
Tebak yaa readers!!

Zahra Khumaira Al-FarisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang