46. Pernikahan kak Rizal

4.4K 308 47
                                    

HAPPY READING!!
jangan lupa kasih vote dan komentar kalian,
Always author baca kog walau jarang dibales satu-satu,,hehe😂
______________________

Hari yang ditunggu-tunggu oleh sepasang insan pun tiba.
Hari dimana mereka melepas status 'lajang' menjadi seseorang dengan ikatan pernikahan.
Saling mengucap janji sehidup semati atas nama Sang ilahi Rabbi.

Sekarang Zahra berada dikamar mempelai perempuan,
Menemani sesosok perempuan cantik yang sedang gugup di depan meja rias.

Tak lama kemudian Zahra menemani calon pengantin turun kebawah menemui mempelai pria, yaitu sang kakak,Rizal.
Namun,saat menuruni tangga ia malah disuguhkan tatapan dari Reyhan yang menatapnya intens.
Pipinya bersemu merah.
Hal ini dikarenakan ia teringat hari terakhir bertemu dengan Reyhan dengan keadaaan yang sangat memalukan.
Ya,kejadian beberapa minggu lalu di Rumah Sakit saat kakinya terkena paku yang berhasil membuatnya benar-benar terlihat memalukan didepan Reyhan
Semenjak itu,ia terus berusaha menghindar dari Reyhan.
Bahkan menjawab chat darinya saja hanya dibalas seadanya.

Namun meski begitu sebenarnya ia merindukan sesosok makhluk yang senyumnya sudah memenuhi isi pikirannya.
Bahkan kini namanya selalu diselipkan dalam doa yang dipanjatkan nya ditiap sepertiga malam.

Tak lama kemudian terdengar suara yang memecah keheningan.

"Saya terima nikah dan kawinnya Hanum Pertamasari binti Ferdi dengan maskawin tersebut tunai." Ucap Kak Rizal.

"Bagaimana saksi? SAH?" Tanya naib pada seluruh hadirin

"SAH..."  Jawab seluruh hadirin.

Kemudian sang naib mendoakan kedua mempelai pengantin.
Terlihat, Kak Hanum meneteskan air mata bahagia karena terharu.
Zahra yang melihatnya pun jadi ikut baper.

Lalu terlihat Kak Hanum mencium tangan sang suami.
Dan Sang Suami menyentuh kepala sang istri lalu mendoakannya dilanjut dengan mencium kening sang istri.

Entah ada angin dari mana, tiba-tiba Zahra membayangkan kalau ia juga berada diposisi Kak Hanum.
Bersama Reyhan tentunya.
Pipinya kembali merona.
Disusul bibirnya senyum-senyum sendiri.

"Heh, lagi mikir apa? Malah senyum-senyum sendiri lagi. Pasti lagi bayangin nikah sama Reyhan yaa...ciyeee ciyeeee..." Goda Kak Reza setengah berbisik sambil menyenggol lengannya.

"Kakak duluan aja sono sama Alysa,,, ga tega kalo ngelangkahin yang lebih tua,hahaha" Zahra balik menggoda sang kakak.

Acara berlanjut dengan sesi foto hingga tak terasa sudah pukul 12 siang.
Acara resepsi di kediaman kak Hanum akan diadakan nanti malam, sedangkan untuk resepsi di Rumah Kak Rizal akan diadakan besok lusa.

Setelah acara ijab kabul  tersebut,Zahra ingin pulang kerumahnya sebentar.
Kenapa?
Karena Ponselnya tertinggal.
Benar-benar alasan yang sungguh absurd bukan?
Tapi memang itulah kenyataannya.
Ia baru ingat kalau ponselnya ia letakkan diatas meja rias kamarnya tadi.

"Bun, Zahra mau pulang bentar yaa, mau ambil ponsel. Tadi buru-buru trus lupa." Izinnya pada sang bunda.

"Makannya, besok lagi jangan ceroboh kayak gitu. Pakai mobilnya Ayah aja, biar Bunda ambilin kuncinya" Ucap bundanya sinis.

"Aduh Bun,kalo Ayah tau ga mungkin diizinin. Zahra pesen goj*k aja yaa?"

"Tapi diluar mendung, ntar kalo kamu kehujanan gimana?"

"Bunda mah suka lebay gituuuu, ntar ya tinggal berteduh lah kalo emang hujan."

"Terserah,yang penting kamu jangan main hujan. Nih,uang buat bayar ongkos goj*k" ucap Bunda sambil menyerahkan beberapa uang seratus ribuan.

"Makasih bundaa sayangnya akuuuuuuu, Zahra pergi dulu,"

"Hati-hati..." Ucap Bunda dibalas anggukan oleh Zahra.

Selanjutnya ia segera membooking salah satu driver lewat ponselnya.
Tak lama kemudian goj*ek pesanannya datang, ia segera naik menunju rumahnya.
Benar-benar canggih sekali zaman sekarang ini.

Tiba-tiba ditengah perjalanan hujan mulai turun.
Sehingga Abang goj*ek yang memboncengnya menawarkan agar berteduh.

"Tanggung Bang, bentar lagi sampek. Saya buru-buru nih" teriak Zahra ditengah hujan.

-Yess, hujan.... Yuhuuuuu udah lama banget aku ga main hujan- batin Zahra bersorak ria dalam hatinya.

Lihatlah!
Bahkan kini tangannya sudah ia angkat dan lambai-lambaikan ke udara untuk menikmati guyuran air hujan.

Namun,saat jarak menuju rumahnya tinggal beberapa meter lagi ia minta diturunkan saja.
Hehe,ia sudah lama tidak    bermain dibawah guyuran hujan.
Dan kali ini benar-benar kesempatan yang tidak bisa disia-siakan.
Karena biasanya ia pasti akan dilarang oleh keluarganya, dan sekarang keluarganya tidak ada yang mengetahui aksinya ini.
Well, ia segera turun dan mengucapkan terimakasih pada abang driver ini.
Plus membayar tentunya.

Tin...Tin...
Baru beberapa langkah berjalan sambil bernyanyi ria, terdengar suara klakson mobil dari arah belakang.
Mengganggu saja pikirnya!

Lalu saat Zahra hendak memakinya, si pengendara malah sudah keluar sambil membawa payung.
Memintanya untuk ikut masuk kedalam karena hujan sudah semakin lebat.

"Ra,masuk! Aku antar pulang. Jangan main hujan, nanti kamu sakit" teriaknya disela-sela  suara decakan hujan yang semakin deras.

"Ga mau." Jawab Zahra lalu langsung berlari.

"Kejar kalo bisa, hahahaha..." Teriak Zahra sambil berlari menerjang hujan.

Si pengendara tadi langsung membuang payung yang dipegangnya dengan asal, dan berlari mengejar Zahra.
Membiarkan tubuhnya ikut basah karena guyuran air hujan.

Duarrr...
Terdengar suara petir menggelegar.
Membuat Zahra langsung menunduk (jongkok) sambil menutup telinganya.

"Kena kamu! Sekarang masuk mobil, bibirmu udah pucat kayak mayat tau nggak!" Ucapnya sambil memegang tangan Zahra.

"Emang ga tau, wlekkk..." jawab Zahra sambil menjulurkan lidahnya.

Akhirnya Zahra menyerah,
Ia ikut masuk ke mobil pengendara tadi.
Tubuhnya juga sudah mulai kedinginan sejak tadi.
Tapi hatinya bahagia karena ia bisa menikmati   bermain hujan setelah sekian lama.

"Ha...hachimmm"
Suara bersin Zahra memecah keheningan diantara dua orang di mobil tersebut.

"Enak yaa main hujan-hujanan! Sekarang udah mulai flu kayak gitu trus gimana coba?? Udah tau gitu besok masih mau ngulangin lagi nggak kalo hujan?" Omelnya sambil mengambilkan selimut di  mobil bagian belakang untuk Zahra.

"Maybe,kalo ada kesempatan kenapa disia-siakan,hehe" ucap Zahra santuyy sambil memakai selimut tersebut.

--------------------------------
Hayooooo...
Siapa coba yang lagi sama Zahra?

Kasih vote & komentar yang banyak yaa biar author semangatt update part selanjutnya!

Zahra Khumaira Al-FarisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang