38. Minta Maaf

4.8K 262 37
                                    

Typo bertebaran!
Jgn lupa vote & kasih komentar,
Happy reading Readers!!!!
___________________________

Reyhan pov.

Kami terus berjalan menyusuri lorong-lorong rumah sakit menuju ruangan dokter Ryan.
Sesekali aku melirik Zahra yang sejak tadi terlihat kesal.
Lucu, pikirku.

"Berhenti," ucapku saat tiba di ruangan Dokter Ryan.

Tok...tok...tok...
"Assalamualaikum,ucapku."

Karena sekarang adalah jam istirahat jadi mudah bagi kami untuk menemuinya.

"Waalaikumussalam, Masuk." Jawab Dokter Ryan dari dalam.

"Eh,Reyhan. Masuk Han,,
Temennya juga silahkan masuk." Tambahnya.

"Makas...aduh," Ucapku terpotong karena tanganku yang terborgol tertarik kebelakang.
Jelas saja alasannya karena Zahra tidak mau masuk kesini.

"Raa...ayo masuk." Bujukku.
Kulihat ia menggelengkan kepalanya.

"Pulanggg...." Ucapnya dengan tatapan memohon.

"Bentarrr aja,yuk." Bujukku lagi. Namun,ia kekeh menggelengkan kepalanya.

"Mau saya gendong lagi?" Godaku.

Aduh...
Dia menginjak kakiku lagi.
Namun setelahnya ia masuk ke ruangan Dokter Ryan dengan ketus.

"Selamat siang Dok." Sapa Zahra pada Dokter Ryan.

"Selamat siang Zahra. Silahkan duduk. Kamu kesini mau konsultasi atau mau minta maaf soal kemarin?" Tanya Dokter Ryan.

"Nggak dua-duanya." Jawab Zahra cuek.

"Zahra Khumaira Al farisi!! Minta maaf sekarang!" Ucapku,Silvi dan Alysa bersamaan.
Ntahlah, padahal kami tidak berencana mengucapkan kalimat ini bersama.

"Lepaskan dulu borgolnya! Baru aku mau menuruti permintaan kalian." Pinta Zahra.

"Mau kabur lagi kamu?" Sidik Dokter Ryan.

"Saya nggak ada rencana untuk kabur kali ini. Lagi ga ada tenaga alias L.A.P.E.R...Noh, mereka bertiga diajak mampir ke tempat makan malah ke rumah sakit." Omelnya.

"Zahra,kamu itu ngajaknya makan di kedai uji nyali. Kalau kita turutin kemauanmu,bisa dicincang kita sama keluargamu." Jawab Silvi terdengar frustasi dengan tingkah Zahra.

"Udah jangan lebay, lagipula ga jadi kan?" Jawab Zahra yang sepertinya masih ngambek dengan kami.

"Han,lepasin borgolnya!" Ucap Zahra lagi.

Aku belum menjawab pertanyaannya, hanya sekedar menatap matanya tajam.

"Lah malah natap kayak gitu! Ntar suka sama gue lagi!! Gue ga suka yaa sama Dokter." Omelnya membuatku tersenyum.

"Kita doain kamu dapat jodoh Dokter Aamiin...." Teriak Silvi diaminkan oleh semua orang di ruangan itu, kecuali Zahra tentunya.

"Doa jelek mah kembalinya ke yang mendoakan." Ucap Zahra.

"Kita itu tadi doain yang baik buat lu Raaa,, hedehhhhh" keluh Alysa.

"Bodo amat.Dokter Ryan,saya minta maaf soal kejadian kemarin, saya emang sengaja nendang perut dokter supaya saya bisa kabur,tapi sebenernya ini salah Dokter sendiri yang ga bisa nangkis tendangan saya. Udah kan?beres... Sekarang lepasin borgolnya saya mau pulang!" Ucapnya Zahra datar dengan tidak ada nada menyesal sama sekali.

Hebat sekali dia ngeles,
Padahal jelas yang salah situ eh sambil minta maaf malah sekalian nyalahin yang dimintai maaf.
Aku hanya bisa menggelengkan kepala.

Zahra Khumaira Al-FarisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang