12. Suasana Rumah

7.9K 296 2
                                    

            Sudah beberapa hari ini Zahra merasa sangat bahagia karena sudah bisa kembali tidur nyenyak di kamarnya, tidak lagi makan bubur atau nasi tim khas Rumah Sakit. Dan yg lebih membahagiakan adalah besok ia akan kembali ke Resto untuk bekerja. Ya, bertemu dengan duo sahabatnya, rekan2 kerja yg baik, pemilik resto yg ramah, kembali memainkan alat masak & yg pasti melayani pembeli dgn senang hati. Tapi,hari ini dia harus memgunjungi dokternya di RS untuk check up kesehatannya. Huh, mengingatnya saja membuat moodnya buruk hari ini. Namun, jika dia kabur bisa jadi ia ditawan lagi oleh omnya dan keluarganya.
        "Apa yang harus kulakukan? Malas sekali aku ke tempat ituuu, membayangkannya saja hiii... membuatku ngeri, bayangkan sakitnya jarum infus,jarum suntik,bubur, aroma khas obat, Aaaaaaaaaaaaaaaaaa..... bisa-bisa aku gila jika aku terus membayangkannya,apalagi sampai kembali ke tempat itu,tapi aku bisa apa?? Apa coba kubujuk kak Reza untuk membantuku? Tapi apa bisa? Ah,aku coba saja."
        Kemudian Zahra keluar dari kamarnya menuju kamar sang kakak,Reza.
       "Kaakkk....kak reza,Zahra boleh masuk?"
       "Masuk aja,"
       "Kakak lagi ngapain?"
       "Nggak ngapa2in kog, cuman lagi baca buku."
        "Kak Reza jadi lanjut ambil spesialis?"
        "Sebenernya sih kakak males, tpi ya gimana lagi,tuntutan. Kayak kamu nggk tau aja keluarga kita, Kakek, Ayah, Ibu, Kak Rizal. Semuanya pengen kakak lanjutin kuliah lagi. Nggak mungkin banget kakak egois, kecewain mereka cuman karena kakak males,hehe."
      "Iyaa sih,uhh... pokoknya aku doain kakak sukess,Aamiin."
      "Aamiin...trus kamu kog tumben nyariin kakak?"
       "Hehe,ya kak,aku ada perlu sama kakak."
     "Apa?"
     "Aku mau minta tolong sama kakak."
     "Asal jangan aneh-aneh."
   Zahra hanya menyengir mendengar perkatan sang kakak. Dia menjadi ragu kalau kakaknya mau membantunya.
      "Eh,tapi bukannya kamu hari ini ada jadwal check up sama om Burhan ya?"
      "Eeeee,iii...iya kak, ma....makannya aku minta bantuan kakak supaya bisa bantuin aku ka,bur....hehe."
      "Nggak. Kakak nggak mau."
      "Ayolahhh kakkk,plisss yayaya, nanti aku bakalan turutin apapun permintaan kakak,1 aja tapi ya,yayaya."
     "Nggak Zahraaa..."
     "Kakk...ayolahhh....."
     "No. Kamu harus tetap ke RS hari ini."
     "Ishh.... Zahra nggak mau."
     "Udahlah jangan bandel, kamu mau om Burhan murka? Bisa-bisa dia laporin ke kakek dan kau,kurasa kau akan tinggal bersama kakek selamanya, hahahaha. Untung kakak dulu check up nya sama om Burhan cuman sekali."
      "Trus trus pas kakak check up nggk disuntik kan? Nggk tes darah atau apalah gitu,"
       "Lah? Lha emang kamu pikir check up sama om Burhan itu ngapain klo nggk kyak gitu? Nimbang berat badan sama ngukur tinggi badan doang? Ya gitu mah dirumah aja bisa. Tpi klo urusan memberi vaksin ke kamu, dirumah ini nggak ada yg tega. Ya cuman om Burhan seorang."
       "Haaaaaaaa..... ja,jadi nanti, Zah Zahra....Aaaaaaaaaaaaaaaaaaa."
      Zahra langsung lari keluar dan kembali ke kamarnya. Kakaknya hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan sang adik. Zahra bertambah bingung. Ia bahkan sangat panik memikirkan cara bisa kabur hari ini. Tiba-tiba....
       Tok...Tok...Tok...
      "Siapaaa....?" Teriak Zahra.
      "Kak Rizal."
       Zahra segera membuka pintu.
     "Kenapa?"
     "Segera siap-siap. Setelah sarapan kita langsung ke RS."
     "Nggak mau."
     "Zahraaa, jangan bandel."
     "Zahra nggak mau kakk, Zahra takut."
     "Takut apa?"
     "Takut disuntik...Aaaaa... pokoknya Zahra nggak mauuuu."
     "Kata siapa? Siapa yang bilang kalo kamu bakalan disuntik?"
     "Kak Reza. Dulu katanya waktu kak Reza Check up ke om Burhan kyak gitu."
     "Kamu tuh dibohongin sama Reza."
 Udah ayo cepat kita turun."
     "Nggak. Pasti kak Rizal kan yg bohong. Biar aku mau kesana. Pokoknya Zahra nggak mauuuuu."
     Tanpa aba2 Rizal langsung menggendong sang adik ala2 karung beras. Yg digendong pun hanya bisa teriak2 dan memukuli puggung sang kakak. Sedangkan yg dipukuli seakan tidak merasakan pukulan itu. Zahra diturunkan dari gendongan setelah sampai di meja makan. Dan ia berencans untuk kabur lagi namun dihadang oleh kedua kakaknya, serta tatapan tajam sang Ayah.
       "Iyaaa Zahra nurut kog yah."
Ucapnya sambil menunduk.
      "Hahahahahaha...." kedua kakaknya pun tertawa.

------------------------------
Gimana ya Zahra? Apa dia masih bisa kabur?? #TBC

Zahra Khumaira Al-FarisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang