Beberapa hari kemudian Zahra sudah kembali beraktivitas seperti biasanya, kakinya sudah sembuh dan ia sudah bisa berjalan normal lagi, dan dia juga sudah kembali bekerja di Restoran. Dan hari ini hari sabtu, dimana beberapa perkantoran libur tetapi resto ini tetap buka, pelanggannya pun berhamburan memenuhi setiap kursi yg tersedia di Resto. Benar benar hari yg melelahkan bagi para cheff yg mendapat bagian shift pagi,termasuk Zahra dan kedua temannya. Sampai sampai mereka bertiga melewatkan jam makan siangnya karena terlalu sibuk berkutat dengan dapur. Zahra sebenarnya sudah merasakan bahwa perutnya perih sejak bbrp menit yang lalu,tapi dia benar benar tidak selera makan.
"Zahra! Ini udah jam tengah dua! Kamu harus makan dan minum obatnu! Udah ini selesain nanti aja...!" Omel Silvi.
"Nanggung lah sil, bentar lagi kelar lah ini, kasian pelanggan udah nuggu dari tadi." Ucap Zahra.
"Hayya 'ala sholah,,,Ra, sholat dulu gih. Habis itu makan dan minum obatmu yaa..." Ucap alysa dengan lembut.
"Siaaapp kapten... ini selesain yaa lis. Hehe,dadah ciwi ciwi ku" teriaknya.
"Dasar bandell..."
Setelah selesai melaksanakan kewajibannya, Zahra ingin mengisi perut nya yg sejak tadi sudah keroncongan, tapi melihat menu yg ada pada bekal yg dibawakan dari rumah membuatnya mual. Nasi dan sayur bayam lagi dan lagi.
"Hm,kayaknya makan bakso enak banget deh,tapi bekalku ini gimana? Mmmm...aku kasih orang itu aja deh,"
Zahra memberikan bekalnya kepada pak Tono, tukang parkir di restoran ini. Dan selanjutnya dia memesan 1bungkus bakso lewat goj*k.
Setelah 15menit pesanannya datang dia langsung cuss, ke taman dekat resto dan menikmati bakso yg sudah ia idam-idamkan bbrp hari ini.
"Duh,sambal kamu kog menggoda sekaliii... bakso ini pasti akan lebih nikmat dengan kehadiranmu...imanku benar2 tak sekuat itu jika berhadapan denganmu, sedikit saja mungkin tidak akan apa2,hehe."
Perlu dicatat bahwa yg dibilang sambal yg sedikit bagi Zahra itu adalah separuh dari sambal yg ada di plastik kecil bakso pesanannya itu. Jelas saja itu sudah sangat pedas untuk ukuran perut Zahra yg mempunyai maagh dan baru sembuh dari sakit tifus. Apalagi dia hari ini telat makan, tidak makan nasi pula dan yg paling parah setelah ini dia tidak berniat meminum obatnya. Yaa,inilah Zahra yg sangat keras kepala.
"Huhh...hahh...ini nikmat sekalii... aku sudah lama tidak menikmati bakso Bang Matt ini,duh aku lupa ga bawa minum lagi."
Matanya menatap ada penjual di tepi taman,ia bergegass kesana membeli sebotol teh sos*o dingin. Setelah menghabiskan bakso dan minuman nya dia kembali ke restoran. Sebenarnya jam istirahat nya masih ada 15 menit lagi. Tapi ia takut kepergok temannya sedang ditaman, ah lebih tepatnya takut kepergok habis makan makanan yg dia dilarang mengkonsumsi nya.
Pukul 15.00 dia sudah berada di parkiran karena menunggu jemputan dari sang kakak. Zahra merasa perutnya agak panas, namun diabaikannya, dan sesampainya di rumah ia langsung tidur di kasur kesayangan nya.
Keesokan harinya,
Hari ini adalah hari libur. Sejak semalam Zahra tidak bisa tidur dengan nyenyak,hal ini karena perutnya terasa sangat perih, mungkin maagh nya kambuh. Dan pagi ini pun ia masih merasakan perih pada perutnya.
Tapi ia masih saja menutup nutupi hak ini dari keluarga nya.
"Ra,ayok kita lari-lari kakak tunggu dibawah." Teriak kakaknya,Reza.
"Iyaa kak,sebentar lagi."
Sebelum nya Zahra mengoleskan sedikit liptint supaya wajahnya tidak terlihat pucat. Zahra meratapi nasibnya kalau sampai keluarga nya tau ttg yg ia lakukan kmrin. Tapi ia masih berusaha terlihat baik2 saja. Diperjalanan Rizal merasa sedikit aneh dengan tingkah Zahra, biasanya dia yg paling bersemangat jika diajak lari2 ke taman dihari libur seperti ini. Tapi ini? Langkahnya lebih lambat dari biasanya dan wajahnya terlihat sedikit pucat.
"Kamu baik2 aja kan ra? kog agak pucet sih mukamu?"
Mendengar penuturan sang kakak membuat Zahra terkejut.
"A...Apa?enggak kog kak aku gpp,
"Kita istirahat aja dulu,nih minum airnya." Ucap Rizal sambil memberikan sebotol air mineral pada sang adik.
"Kog kamu kayak nahan sakit sih Ra? Apa yg sakit? " kini ganti kakaknya Reza yg bersuara.
"Eng...enggak kog kak,aku gapapa...ugghh"
"Kenapa Ra? Pgn mutah?"
"Hehe,aku agak eneg aja kog kak gara2 minum air putih dipagi hari "
Ucapnya karena gugup.
"Bukannya biasanya kamu bangun tidur langsung minum yaa? Jujur aja Ra kamu kenapa? " ucap Reza.
"Jangan lupa hari ini jadwal check up kamu ke Om Burhan. Kakak nggak mau ada alasan kayak anak TK itu lagi,mengerti? " ucap Rizal.
"Lah,ga usah lah kak,aku juga udah sehat kayak gini kog,"
"Kalau gitu nanti sampai rumah kakak periksa, muka mu lesu banget kayak gitu juga, suaramu juga kayaknya agak serak deh Ra,udah kita pulang aja sekarang. Kamu kuat jalan kan?"
"Gendonggg Kak Rezaaaa..."
"Apaan ogah,kamu tu berat tau dek... punya kaki juga buat apa kalo ga buat jalan."
"Hehe, kak Rizal sih nanyanya nglantur,masa aku sehat gini mau diperiksa, ogah pokoknya."
"Kalo kamu emang sehat ga mungkin kamu nolak kalo cuman diperiksa."
"Deg,habislah riwayatmu Ra..." batin Zahra.
Sesampainya di Rumah mereka langsung membersihkan diri masing2 dan Zahra masih setia di kamar kamdi karena perutnya perih dan mual. Ia yakin saat ini maagh nya benar2 kambuh. Ia segera turun ke bawah dan duduk di meja makan. Melihat makanan membuat nya semakin mual. Dan benar saja, baru sesuap nasi yg masuk keperutnya ia sudah tidak bisa menahan untuk tidak memuntahkan nya.
"Raa,kamu kenapa?" Ucap mamanya khawatir dan menyusulnya ke kamar mandi.
"Gpp kog ma,"
"Zahra khumaira Al-farisi duduk di sofa,biar kakak perikaa keadaanmu! Mama dan semuanya Rizal mohon tetap dimeja makan dan lanjutkan sarapan kalian." Ucap Rizal dengan dingin membuat Zahra menelan ludah nya.
"Sini biar mana bantu jalan Ra."
Zahra duduk di sofa dan Rizal sudah membawa peralatan dokternya. Huh,kini mata Zahra sudah mulai berkaca-kaca.
"Mmm...kak Zahra gpp. Beneran deh"
"Zahra baring." Ucap sang kakak dengan dingin dan hal itu sukses membuat Zahra benar2 ketakutan.
"Apa kamu kemarin telat makan?"
" "
"Kalau kamu diam berati kakak anggap jawabannya iya! Tapi harusnya kalo kamu minum obat ga akan sampai muntah kayak gini. Kakak yakin kamu ga minum obat semalam. Bener ga?"
" " Zahra masih belum bersuara, ia bahkan tak berani menatap mata sang kakak.
"Kita bawa ke RS aja pa, lagian hari ini kan jadwal check up nya anak bandel ini,Om Burhan pasti udah stay disana."
"Jaaangan kakk...plisss" rengeknya.
"Assalamualaikum,halo om? Om udah di RS? oke kami kesana sekarang."-----------------------------
#TBC
maaf agak lama aku update nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zahra Khumaira Al-Farisi
RandomZahra Khumaira Al-Farisi, seorang gadis yang sangat amat benci dengan hal-hal berbau medis, mulai dari jarum suntik,obat, dan rumah sakit. Namun,ntahlah takdir mengharuskannya berdekatan dengan hal-hal tersebut. "Sejauh apapun kau menghindar,ak...