14. Terluka

7.9K 295 7
                                    

                      "Kamu"
Ucap mereka bersamaan.
         Keduanya masih terkejut dipertemukan lagi dalam keadaan yang tidak tepat. Ya, Reyhan & Zahra tidak sengaja bertubrukan,dan kini Zahra berada dalam posisi yang sangat bisa dikatakan dalam posisi tidak baik, meningat ia terjatuh di lantai dan kakinya tadi sempat tertubruk kursi disampingnya sebelum lututnya berciuman dengan lantai. Alhasil,sepertinya kakinya terluka. Ya, ia merasakan perih pada kakinya tapi dihiraukannya.
         "Makannya kalau jalan tu lihat2, jangan main hp sambil jalan."
         "Iya saya salah nona. Maafkan saya, tapi sepertinya anda juga bersalah dalam hal ini karena berlari didalam ruangan. Ketahuilah,ini bukan spot olahraga lari nona."
         "Kau mengacaukan hariku."
         "Hm,apa kau baik-baik saja?"
         "Ishhh..." keluhnya karena kakinya terasa perih.
         "Kakimu sepertinya,,,,"
         "Aku baik-baik saja."
          "Benarkah?"
          "Sudah jangan bicara lagi. Aku mau ke dapur." Zahra bergegas pergi ke dapur dengan memaksakan keadaan kakinya. Sakit sekali pikirnya,tapi spa boleh buat,ia tidak mau jadi lemah lagi. Lalu tanpa disadarinya,
           "Sil,tolong lihat kaki temanmu ini. Sepertinya dia terluka. Aku tak sengaja menabraknya tadi. Aku pikir dia pura-pura baik2 saja padahal jalannya saja seperti itu." Ucap Reyhan pada Silvia.
          "Ya Allah raaa,kakimu kenapa kog jadi pincang gini jalanmu? Sini biar aku lihat."
          "Aku gak papa kog sil, beneran deh,paling cuman lecet."
           "Tuh kan. Biar saya ambilkan obat. Kau terluka karena aku menabrakmu kan? Tunggu disini." Ucap Reyhan tanpa dibantah.
         "Kamu pasti ceroboh kan ra? Makannya lain kali hati-hati. Nih lihat, sampai berdarah pergelangan kakimu. Lututmu juga." Ujar Silvia dengan cemas.
         "Hehe,udah nggk usah lebay, aku gpp kog beneran."
         "Jangan bohong, mukamu saja kelihatan kayak nahan sakit kog. Udah kamu diem aja."
         "Kemarikan kakimu zahra, biar saya obati." Ucap Reyhan.
          "No. Bukan mahram. Udah gak usah aku gpo kog beneran deh." Bantah Zahra.
          "Ra,jangan lebay,ini buat kebaikanmu." Bujuk Silvia.
          "Ada apa ini?" Tiba-tiba Alex, pemilik restoran datang karena mendengar keributan ini.
          "Kamu udah disini Rey? Trus ini kamu kenapa ra? Ya Allah kakimu berdarah gini. Kog bisa, Rey cepet obatin." Ujar Alex khawatir.
         "Dia gak mau pa,bukan mahrom katanya. Tadi kita nggak sengaja tubrukan,trus dia jatoh dan kayak gini deh." Jelas Reyhan
          "Ra,udahlah biar diobatin Reyhan,dia nggk bakalan ngapa2in kamu kog,"
         "Aku gpp kog om beneran deh,"
         "Atau kalo emang kamu nggak mau saya obatin,biar saya panggilkan kakakmu?atau ayahmu?atau doktermu, dokter Burhan" ancam Reyhan.
        Mendengarnya Zahra melotot dan langsung menjawab,
         "Jangaaaannn.... plis jangan, oke - oke aku mau diobatin. Tapi pelan2 yaaa...duh pasti perihhh ini kalo diobatin." Ucap Zahra sambil berkaca-kaca.
         "Kalo gak diobatin bisa tambah sakit nanti ra, udah gpp. Tahan dikit lah....." ucap Alex menenangkan.
         "Iyaa ra,nanti bisa infeksi." Tambah Silvia.
         "Saya obatin yg pergelangan kaki saja,yg dengkulnya biar temanmu yg obatin. Trus ini saya sentuh dikit gpp ya? Buat ngecek takutnya retak apa tulangnya geser. Atau kalo nggak boleh kita ke RS aja kita ronsen." Jelas Reyhan.
         "No. Aku nggak mau ke tempat itu lagi. Baru aja minggu lalu pulang, kemarin kesana lagi dan ini mau kesana lagi? BIG NO."
         Mereka semua tertawa,kecuali Zahra pastinya. Dia malah meringis karena merasakan perih di kakinya menjadi-jadi karena terkena cairan antiseptik itu.
         "Ssshhh..." ringisnya.
         "Sakit ya...?" Tanya Reyhan.
         "Udah tau pakek nanya. Pelan-pelan,sakittt..." ucap Zahra sambil berkaca-kaca.
         "Tahan yaaa, bentar lagi.....
Nah,udah selesai." Ucap reyhan.
         "Nggak usah kerja dulu kamu ra, istirahat aja ya? Biar om antar pulang." Ucap om Alex.
       "Nggak! Zahra nggak mau om, Zahra mau kerja titik! Nggk mau pulang, bahkan kalo perlu Zahra nggk usah pulang hari ini. Zahra nginep disini aja biar orang rumah nggk tau soal kakinya Zahra. Gawat kalo sampai mereka tau.... huhuuuu... bisa jadi tawanan lagi Zahra, padahal baru aja hari ini bisa masuk lagi, setelah 1minggu di RS,1minggu ditawan di rumah dan bahkan kemarin, Aaaaaaaaaaaa.... nggak,nggak! Itu nggak akan terjadi ra,oke tenang2"
        "Itu karena mereka sayang kamu nakkk," ucap om Alex menenangkan.
        "Tapi Zahra nggak suka om, Zahra tertekan."
        "Duh jadi merasa bersalah banget kan akunya. Maaf ya nggk sengaja."
Ucap Reyhan dengan tulus.
       "Aku juga yang salah karena lari-lari tadi. Ah udah lah, yg penting seerang aku harus cari cara."
      "For what?" Ucap Reyhan bingung.
      "Ya biar bisa kabur dari keluarganya Zahra lah,kayak nggak tau pikirannya Zahra aja." Sahut Alysa.
      "Hehe. Bantuin dong."
      "NGGAK BOLEH." ucap Reyhan, Om Alex, Silvia dan Alysa bersamaan.
      "Apaan sih kalian,ayoolahh,"
      "ENGAK BOLEH ZAHRAAA."
Ujar mereka berempat bersamaan lagi.

-----------------------------------
Bersambung.

Zahra Khumaira Al-FarisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang