50. Jadwal visit tak terduga

5.4K 335 73
                                    

Setelah sepersekian detik Reyhan keluar, pintu ruang rawat Zahra kembali terbuka.
Zahra yang saat itu baru saja membuka ponsel tidak menyadari siapa tang datang, ia hanya mengira jika Reyhan lah yang datang untuk menggodanya lagi.

Ceklek...

"Pergi dan jangan balik lagi!! atau aku bakalan marah sama kamu!" Ucap Zahra tanpa melihat ke arah pintu masuk.
Tangannya sudah bersiap hendak melempar bantal namun diurungkannya saat menyadari siapa yang datang.

"Kenapa? Mau marah?
Marah kog bilang - bilang!!" Ejek Dokter Burhan.

Zahra kikuk.
Ia mengira itu Reyhan.
Tapi ternyata malah Om sekaligus dokternya yang datang.
Hedehhhhh...
Untung saja bantal yang ada ditangannya ini belum melayang mengenai Omnya itu.
Kalau sampai tadi ia sudah melemparnya, ntah apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Eh, Om Burhan...
Mau ngapain Om? Pasti mau ngizinin Zahra pulang kan? Zahra udah ga betah disini Ommm! pengen pulaaanggg,, plisssss... Ya Om?" Ucapnya dengan menunjukkan tatapan puppy ayesnya.

"Nggak!"

"Ommmmmm,pliss. Nanti zahra ga akan bandel lagi, yayaya..."

"Nggak"

"Zahra janji ga akan ngulangin lagi kog Om, pliss"

"Janji ga ngulangin apa?"

"Zahra ga akan main hujan lagi, suer Om." Ucap Zahra keceplosan.

"Jadi yang benar yang mana? Kamu kehujanan atau hujan-hujanan?" Sidik omnya tegas.

"Eh,itu anu om..."

"Kehujanan dan hujan-hujanan berbeda jauh! Jawab yang benar."

"Mmmm... Itu Om,
A...Awalnya Zahra kehujanan kog Om"

"Terus? Ga ada inisiatif berteduh? Atau emang sengaja ga mau berteduh?"

" Mmmmm ...."

" Berati itu namanya hujan-hujanan! Bukan kehujanan!!"

"Ehehe...tapi udah deket Om, tanggung."

"Mau dekat ataupun jauh, yang namanya hujan-hujanan itu sama saja! Intinya kamu tetap basah kuyup kena hujan dan jadi demam!"

Skakmat!!
Zahra sudah tidak bisa menjawab pernyataan Omnya itu lagi!
Ia hanya pasrah saat Omnya itu memeriksa keadaannya dan menjawab beberapa pertanyaan yang dilontarkannya.

"Ada keluhan?"

"Ada Om."

"Yaa?"

"Zahra bosen diruangan ini terus om! Pengen pulaaangggg..."

"Makannya cepet sembuh!"

"Zahra udah sembuh Om."

"Dokternya itu kamu apa saya sebenarnya?"

"Ehehe..."

"Sudah makan?" Tanya Dokter Burhan.

"Udah Om."

"Kenapa ga mau makan makanan RS?"

"Ga ada rasanya Om,hambar!"

"Terus? Kamu mau makan seblak gitu?!!?"

"Om mau beliin?" Jawab Zahra sambil menganggukkan kepalanya dengan semangat.

"Jangan mimpi!" Ucap Omnya itu membuat Zahra cemberut.

Setelah itu Om Burhan menyiapkan obat untuk Zahra.

"Minum obatnya!" Ucap Dokter Burhan sambil menyodorkan obat untuk Zahra.

"Kog kayak gituan sih Om obatnyaa! Zahra ga bisa nelen kalo pil gituuuu!" Rengeknya manja.

"No! Om ga mau kasih obat sirup kayak bayi itu lagi! Ini udah Om patahkan jadi dua, sekarang coba kamu telan"

"Ga bisa Om!"

"Bisa!"

"Enggak Om!" Ucap Zahra sambil geleng-geleng kepala.

"Coba dulu!"

"Ooommmmm,," Rengeknya hampir menangis.

"Jangan cengeng!
Katanya pendekar!!
Nih udah Om patahin lagi obatnya jadi 4.
Udah jangan alasan lagi!"

"Tapi besok Zahra boleh  pulang ya Om?" Pinta  Zahra.

"Hm, kita lihat keadaanmu besok."

"Janji ya Om?"

"Janji? Janji apa?"

"Yeyy, pokoknya Om udah janji besok Zahra boleh pulang!" Ucap Zahra membuat Om Burhan geleng-geleng kepala.

"Ayo cepat minum obatnya.'

Akhirnya Zahra menurut.
Ia mencoba menelan obat pil yang diberikan Om nya itu.
Meski sedikit kesulitan, namun akhirnya ia berhasil.

"Bisa kan?"

"Tapi pait Om!"

"Itu obat bukan gulali.
Anak TK juga tau kalo obat itu pahit.
Pokoknya mulai sekarang Om ga mau denger kamu minum obat syrup lagi!"

-Dasar kejam,sadis,- maki Zahra dalam hati.

"Kamu maki-maki Om?" Ucap omnya itu tiba-tiba.

"Kog Om bisa tau?" Ucap Zahra terkejut.

"Ohhh jadi bener. Padahal saya cuma menebak! Trus maki gimana? Coba Om mau denger?"

"Hehehe...
Maaf Om, piisss dahh.." ucap Zahra sambil menunjukkan jari tengah dan jari manis tangan yang diinfus.

"Tanganmu ng diinfus jangan diangkat tinggi-tinggi. Nanti lepas." Ucap omnya.

"Aduh Om, ada darahnya,, huaaaaa ini gimana Om!"
Ucao Zahra panik.
Pasalnya ia terkejut saat melihat infus yang terpasang ditangannya malah darahnya naik.

"Makannya diem, jangan gerak-gerak terus!"

Dokter Burhan segera melepas infus tersebut.
Lalu menekan tombol untuk memanggil suster agar membawakan jarum infus yang baru.

"Hiks,sakit Om." Keluhnya.

"It's okay" ucap Dokter Burhan betusaha menenangkan Zahra.

"Sus, mana jarumnya?" Ucap Dokter Burhan saat melihat suster sudah memasuki ruangan.

"Lohhh!! Ini mau dipasang lagi? Huaaaaa ... Zahra ga mau Om! Pliss jangan Om" Zahra terus berontak berusaha menolak saat tangan yang satunya hendak diinfus lagi.
Tapi kekuatannya tak sebanding dengan Dokter Burhan dan 2 perawat yang memeganginya.
Akhirnya setelah beberapa menit terlewati,  infusnya sudah terpasang rapi ganti di tangan kanannya.

"Hiks,sakit Om..."

Ceklek...
Pintu ruangan kembali terbuka.
Kak Reza dan kak Hanum memasuki ruang rawat Zahra sambil  mengucapkan salam.
Membawakan parcel buah dan kompor portabel dikarenakan Reza saat ini sedang ada jam kuliah.

"Kenapa lagi hm? Bandel lagi kan pasti?" Sidik Kakaknya.

"Husshh...
Jangan galak-galak!" Omel sang istri.

"Hiks, hiks...
Kak Rizal jahat." Ucap Zahra yang masih sesenggukan karena habis menangis.

"Hehe, gimana keadaanmu adikku sayang?? Besok masih pengen main hujan lagi Hmmm?" Sidik Reza lagi.

"Zahra  pengen pulang Kak,plis bantuin" rengeknya sambil menarik-narik ujung baju sang kakak.

"Nggak! Sekarang kamu istirahat!" Bantah kakaknya.

"Nyebeliiinnn banget semuanyaa!!" Ujar Zahra sambil cemberut memanyunkan bibirnya.
Lalu ia mengambil posisi tidur membelakangi semua orang diruangan itu.

-------------------------
Hehehe....
Author comeback nih,😅
Sebenernya udah mau up dari kemaren tapi kuota zonk.
Jangan lupa kasih vote & koment kalian di part gaje ini ya readers!🙈

Zahra Khumaira Al-FarisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang