Malang sekali!!
Disekitar tempat mereka berhenti tidak ada toko/supermarket buka yang menyediakan foundation untuk menutupi lebam dipipinya.
Kalaupun putar balik, akan jauh sekali,dan jam sudah menunjukkan pukul 05.30.Tiba-tiba Reyhan malah membelikannya es batu untuk mengompres lukanya.
Katanya ia tak percaya jika sampai rumah Zahra akan menuruti omongannya.
Reyhan kemudian membungkus es tersebut dengan sapu tangannya."Isshhhh... Sakit Han!" Amuk Zahra saat kompres dingin itu mengenai luka lebamnya.
"Hm,tahan yaa..." Bujuk Reyhan.
"Han,udaahhh... Sakit tauk!"
"Biar ga bengkak Raa, bentar lagi yaa..."
Tiba-tiba suara dering ponsel mengalihkan perhatian mereka berdua.
Kak Rizal calling...
"Stop dulu Han ngobatinnya. Heduh,kak Rizal telfon. Aku harus bilang apa nih" tanya Zahra panik saat melihat ponselnya lah yang berbunyi.
"Ya udahlah,jujur aja" ucap Rizal sambil mengemasi peralatan untuk mengobati Zahra
"Dasar Dokter Rese!" Makinya pada Reyhan.
'Halo kak'
'Dimana?'
'Dijalan kak, dari supermarket.'
'Pulang!'
'Bentar La...'
'Sekarang!'
Tut.
Benar-benar datar,padat,dan dingin.
Sungguh, mendengar nada suara sang kakak,membuat Zahra merasa sedang berada di kutup utara."Aduh Hannnn,gimana ini. Mana kita belum dapatin foundation nya." Teriak Zahra panik.
"A...aku pinjem masker mu ini aja ya," pinta Zahra saat melihat dileher Reyhan terpasang masker yang menggantung.
"Eh,ini aku udah pakai dari tadi loh."
"Udah gpp, darurat ini. Mana sini,cepetan!" Zahra mulai tak sabaran.
Reyhan menyerahkan masker scuba warna hitamnya pada Zahra.
Segera Zahra mengenakannya."Udah sampai sini aja, kamu jangan ikutin aku lagi. Ntar ketauan lagi! Hushh hushh ..."
"Udah ditolongin malah diusir."
"Hehe, iyaa maaf. Terima kasih dokter Reyhan udah nolongin, ngobati luka lebamku dan makasih juga Maskernya ini!" Ucap Zahra sambil tersenyum dibalik maskernya.
"Iyaaa sama-sama. Tapi aku berharap,supaya kamu jangan masak seafoodnya sekarang yaa... Bibirmu itukan luka itu,pasti ntar tambah sakit."
"hm,yayaya...kali ini aku ikutin saran mu, soalnya ini bibirku perih banget, mana lebamnya nyut-nyutan lagi,"
Reyhan tersenyum mendengar jawaban Zahra.
"Kalau emang bibirnya sakit,jangan dipaksa makan yang keras dulu. Makan bubur aja dulu Ra,"
"Whatttt?? Ogah banget.
Aku emang gajadi masak seafoodnya,tapi bukan berati aku gajadi masak nasgor favorit ku.""Yaudah, teraserah,ntar kalo bibirnya makin perih aku ga tanggungjawab loh yaa..."
Zahra menganggukkan kepalanya ragu.
"Eh,tapi emang bener? Bisa berdarah lagi ga sih ini sudut bibirku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Zahra Khumaira Al-Farisi
RandomZahra Khumaira Al-Farisi, seorang gadis yang sangat amat benci dengan hal-hal berbau medis, mulai dari jarum suntik,obat, dan rumah sakit. Namun,ntahlah takdir mengharuskannya berdekatan dengan hal-hal tersebut. "Sejauh apapun kau menghindar,ak...