"Yakin sudah siap... ini hari penentuanmu loh Nduk, kalo gagal Nyai angkat tangan. Nyai ga mau ulangi ritual dari pertama, soalnya pasien Nyai yang baru banyak. Nyai ini fokus selesaikan permasalahan pasien satu persatu sampai tuntas. Tapi jika kegagalan dari pasien sendiri Nyai tidak mau membantu lagi, tapi jika gagal dari Nyai. Nyai akan bantu dari jarak jauh."
"Siap Nyai, maaf Nyai ini baru pertamanya Liana melakukan itu. Tapi kali ini siap Nyai."
"Setelah pembersihan badan, nanti Nduk Liana duduk kembali disini. Saya kasih ramuan khusus, dan melakukan ritual untuk menguatkan keinginan Nduk buatan dapatin cinta dari lelaki itu."
"Baik Nyai."
Kembali aku mengikuti para Dayang, melakukan pembersihan badan, kali ini tidak lagi ku malu melihat mereka menelanjangi tubuhku. Aku justru sangat menikmati setiap belaian inci tubuh.
Selesai pembersihan, kembali aku duduk menemui Nyai. Benar saja disana aku sudah disediakan cawan kuningan yang berisi ramuan seperti jamu. Dan disana aku melihat foto Pak Robi terpampang diatas tumpukan bunga tujuh rupa.
"Silahkan diminum sampai habis, tutup hidungnya kalau tidak biasa minum jamu. Lalu ikuti gerakan Nyai, dan ikuti mantra yang Nyai bacakan. Kamu yang fokus dan serius."
"Baik Nyai.."
Ku coba seteguk demi seteguk menghabiskan ramuan yang sangat pahit ini, antara mual, namun terus ku menelan sampai habis, setelah berhasil meneguk semua isi ramuan segera ku netralkan dengan madu sachet yang sudah disediakan diatas cawan.
Suasana hening kembali, aku mencoba fokus mengikuti setiap gerakan Nyai dan mengikuti mantra yang dia ucapkan. Sejujurnya aku tidak faham dengan artinya, namun tetap ku ikuti demi cintaku kepada Pak Robi.
"Wes rampung Nduk, sekarang kamu langsung masuk ke kamar itu lagi. Tunggu disana Kangmas Dimas akan segera datang. Ingat jika gagal, Nyai anggap kamu tidak berhasil dengan semua ritual ini. Dan jangan datang lagi ke Nyai. Kamu bisa cari ke orang pintar yang lain buat dapatin pria itu ya."
Aku hanya mengangguk, mencoba menguatkan hati dan tekad, aku ingin fokus dan berhasil setelah melakukan banyak ritual ini.
Aku duduk menepi di ranjang jati besar bertabur bunga melati dan mawar, mencoba merapikan rambut panjangku dan merapikan kemben jarik yang masih membalut tubuh indahku.
Tidak lama, ku mendengar pintu diketuk dan Kangmas Dimas datang dengan wajah yang penuh senyum. Entah mengapa yang ku lihat bukannya Dimas melainkan Pak Robi. Ya aku melihat itu Pak Robi.
Meskipun Kangmas Dimas menyebutkan namanya berulang kali, yang aku lihat pria itu adalah Pak Robi.
Ramuan jamu yang diberikan Nyai begitu hebat, aku merasakan getaran panas di setiap aliran darah. Aku tidak merasa gugup, takut ataupun malu lagi.
Bermula dari genggaman tangan, kita bercumbu penuh nafsu, tanpa terasa kami berdua tanpa menggunakan sehelai kain. Kita sama - sama bertelanjang bulat.
Aku merasakan sentuhan, kecupan, penuh lembut dan bergairah. Pria ini benar - benar pintar memainkan lidahnya, kedua puting semakin menyembul tinggi, vagin* terus mengeluarkan cairan kenikmatan saat lidahnya bermain didalam lubang kenikmatan.
Terus lidah dan jemarinya bermain di organ sensitifku. Aku tidak bisa menahan permainan liarnya, terus mengerang merasakan kenikmatan yang luar biasa nikmatnya.
Disaat aku menarik ke jantannya untuk segera memasukkan ke dalam kenikmatan yang luar biasa ini, dia seakan enggan memasukkan hanya jemarinya saja yang terus bermain didalam kenikmatan yang luar biasa.
Aku kelelahan, entah berapa kali aku mengeluarkan cairan kenikmatan itu. Merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa yang belum pernah aku rasakan. Meskipun demikian dia tidak menyetubuhiku, dia hanya menyenangkan aku. Rasanya ingin terus melakukan itu, lagi dan lagi.
Aku sangat ketagihan.
"Maaf mbak, ritualnya sudah selesai. Nanti Nyai akan menjelaskan jika saya hanya ditugaskan untuk meningkatkan gairah sex mbak aja, bukan untuk berhubungan badan. Dan saya sangat senang bisa ditugaskan sama mbak, selain mbak cantik, body mbak sexy habis. Saya sempat tidak bisa kontrol diri, apalagi buah kembar yang sangat merokah itu. Membuat saya ingin sekali menyetubuhi mbak. Tapi ya saya harus profesional, terimakasih ya mbak. Saya kenakan pakaian lagi dan segera bergegas meninggalkan ruangan ini, mbak silahkan pakai jariknya kembali."
Aku melihat pemuda tersebut berlalu meninggalkanku, dengan tampang lusuh dan masih merasakan getaran kenikmatan yang sangat dahsyat. Tak begitu lama, para Dayang membersihkan orang intimku yang sangat becek. Mereka tersenyum melihatku kelelahan.
"Akhirnya ritual dihari terakhir berjalan lancar ya Jeng, bagaimana enakkan Jeng. Nah setelah ini tinggal ritual terakhir untuk mengembalikan semangat Jeng Liana. Cepat pakai jariknya ya Jeng, kita langsung ke ruangan belakang, sudah ditunggu Nyai disana."
Dengan langkah gontai aku mencoba berdiri dan berjalan mengikuti para dayang.
"Bagaimana Nduk berjalan lancarkan, nikmat kan, kenapa ga hari pertama berjalan lancar. Kamu bisa merasakan kenikmatan setiap harinya sampai ritual ini selesai. Sini duduk disini, sudah Nyai siapkan untuk mandi kembang tujuh rupa. Setelah selesai dengan ritual terakhir tidak perlu lagi datang kemari, bisa langsung telefon Nyai saja. Jika pria yang kamu sukai tidak ada respon baru saya akan bantu ritual dari jarak jauh ya."
Aku hanya mengangguk dan tersenyum, benar kata Nyai kenapa tidak diawal pertama ritual aku bisa berhasil merasakan kenikmatan ini, kenapa dihari terakhir aku baru merasakan kenikmatan yang membuatku ketagihan.
Aku melakukan prosesi siraman, dan Nyai berkumat kamit membacakan mantra untukku.
Setelah semua selesai aku dipersilahkan tidur di pondok penginapan yang telah disediakan dayang untuk pasien yang menginap.
Begitu nyenyak tidurku, pengalaman yang luar biasa menegangkan, tidak terasa sudah membuatku tertidur lelap.
..........
KAMU SEDANG MEMBACA
PELET
Mystery / ThrillerKetika cinta merasa bertepuk sebelah tangan terkadang hati dan fikiran akan melakukan segala cara untuk mendapatkannya. Bermula dari persahabatan Liana dan Dinda, sampai akhirnya Dinda menceritakan pengalaman mistisnya bertemu dengan wanita sakti be...