Sudah sebulan kami tinggal dirumah baru ini, rumah yang ku persembahkan untuk Liana. Selain dia pintar merawat diri, dia begitu rajin membersihkan rumah barunya.
Meskipun aku telah mendatangkan asisten rumah tangga untuk membantu membersihkan rumah besar ini, namun dia tidak pernah bermanja diri, begitu rajin bahkan untuk mengurus segala perkakasku tak pernah dia menyuruh asisten, semua dia kerjakan sendiri.
Hari ini ada acara di kantor, Liana sengaja aku liburkan sampai dia melahirkan anak kita. Aku tidak ingin perut yang semakin membesar membuat kecurigaan karyawan kantor.
Terlalu buru - buru mengejar waktu, karena jarak rumahku dengan kantor cukup jauh tidak seperti sewaktu tinggal di apartemen. Hanya berjarak 10 menit saja sudah sampai, sedangkan sekarang hampir 45 menit baru sampai.
"Mas - mas jika sudah buru - buru selalu ada saja yang tertinggal, ya berkas lah, ya dompet, sekarang handphone." Ucapku dalam hati.
Masih membereskan sisa sarapan, aku dibantu dengan Mbok Euis dalam mengejarkan pekerjaan rumah.
Sedang bersantai sambil membaca majalah seputar kehamilan, tiba - tiba Hp Mas Robi berbunyi. Ada salah satu pesan yang membuatku segera membukanya.
"Assalamualaikum Abi bagaimana kabarnya? Abi sudah hampir satu setengah tahun Abi tidak lagi pulang kerumah, Ummi hanya mengingatkan Abi untuk jaga kesehatan dan pola makan, serta jangan lupa beribadah ya Abi. Biar tidak terjadi hal mengerikan sewaktu Ummi datang ke Bandung."
Langsung aku membalasnya seakan penasaran dengan pesan tersebut.
"Iya Ummi, terimakasih sudah mengingatkan Abi. Abi kenapa lupa ya, memang ada apa sebelumnya."
"Abi sudah lupa..? Oh iya Abi banyak kegiatan mungkin sampai lupa kejadian malam itu, di malam itu Abi berteriak bilang 'Jangan Dekatin Aku, jauh.. jauh kamu' dan kepala Abi suka pusingkan Abi. Ummi sudah pernah bertanya dengan Ustazah Ummi, katanya itu tanda Abi kena ilmu sihir, bisa pelet atau santet Abi. Ummi sebenarnya tidak mempercayai itu. Tapi melihat keadaan Abi saat itu, apalagi Abi memberikan hasil diagnosa dokter yang normal, membuat Ummi percaya, ada yang jahat dan niat buruk sama Abi. Abi harus berhati - hati, jangan tinggal sholat Abi. Sesibuk apapun jaga sholat tetap lima waktu, dan kalau bisa diimbangi sholat tahajud ya Abi. Agar diberi perlindungan dan dijauhkan dari segala perbuatan setan. Jaga diri ya Abi. Karena hanya Abi yang bisa menangkalnya."
Terasa bergetar kaki dan tanganku membaca pesan panjang lebar Zahra ke Mas Robi. Aku takut semua ini akan terbongkar, aku baru merasakan kenikmatan menjadi istri Mas Robi, aku baru saja tinggal di rumah ini. Aku tidak ingin semua terbongkar begitu saja.
Segera ku hapus semua pesan Zahra, dan mengembalikan ponsel mas Robi ke tempat semula.
Aku menghubungi Nyai Juminten, dan ku kirimkan foto Zahra ke Nyai Juminten. Aku mengambil fotonya di handphone Mas Robi. Ku ungkapkan semua kecurigaan Zahra terhadap apa yang aku lakukan, meskipun Zahra belum mengetahui jika aku yang melakukan semua ini. Aku harus waspada, agar semua itu tidak segera terbongkar.
"Sudah urusan Zahra biar Nyai yang urus, kamu fokus dengan kehamilanmu. Karena anak ini yang bisa menguatkan cinta Robi sama kamu, meskipun nanti pelet dari Nyai sudah habis, karena adanya kehadiran anak ini ilmu pelet Nyai sudah tidak berfungsi. Karena anak ini, membawakan cinta sesungguhnya."
Aku mencoba melupakan semua pesan Zahra, karena Nyai Juminten yang akan mengurus Zahra. Mencoba berbahagia merawat kandunganku, begitu juga Mas Robi yang sangat perhatian akan tumbuh kembang buah hatinya.
Tak terasa mendekati HPL, aku segera dilarikan ke RS bersalin, kontraksi yang terus aku rasakan membuat Mas Robi begitu mengkhawatirkan keadaanku.
Mama dan papa terpaksa di hubungi Mas Robi, menceritakan segalanya begitu juga dengan pernikahan siri kami. Aku tidak tahu bagaimana Mas Robi membujuk Mama dan Papa untuk datang ke Bandung. Yang ku lihat disaat ku tersadar Mama sudah ada disampingku. Memelukku penuh haru, sambil menatap bayi kembarku, bayi kembar sepasang lelaki dan perempuan.
"Sayang, Mama dan Papa sudah memaafkan kalian semua. Apalagi Robi telah bertanggung jawab dengan kebahagiaan putri semata wayang Mama. Mama ikut berbahagia mendengar kelahiran anak kembarmu, cucu Mama. Tapi mengapa Liana sembunyikan dengan semua ini, ya sudahlah nak. Mungkin takdir Tuhan, ini jalannya Liana mendapatkan jodoh. Meskipun dengan cara seperti ini. Mama doakan semoga pernikahan kalian langgeng dan segera diresmikan untuk pendidikan anakmu nanti ya. Mama dan Papa temani disini selama seminggu ya, soalnya Mama dan Papa masih banyak kegiatan. Jika ada perlu apa - apa lagi bilang ke Mama ya. Jangan menyembunyikan apapun lagi ya sayang."
Aku cukup terharu melihat ketulusan Mama dan Papa kepadaku, meskipun aku telah melakukan kesalahan yang begitu besar. Namun cinta Mama dan Papa luar biasa, terutama menyayangi anak kembarku cucu mereka.
Mas Robi begitu berbahagia, baru kali ini dia memiliki anak kembar sepasang. Rasa cinta dan kasih sayangnya bertambah untukku, hanya untukku bahkan ada niatan Mas Robi untuk menceraikan Zahra.
Ya kecurigaan Zahra yang masih menghantuiku, namun seakan semua telah berlalu tak perlu lagi ku menggunakan minyak pelet. Rasa cinta Mas Robi sudah datang dengan sendirinya, dan dengan kehadiran si kembar membuatnya tak bisa berpaling lagi dariku.
...................
KAMU SEDANG MEMBACA
PELET
Mystery / ThrillerKetika cinta merasa bertepuk sebelah tangan terkadang hati dan fikiran akan melakukan segala cara untuk mendapatkannya. Bermula dari persahabatan Liana dan Dinda, sampai akhirnya Dinda menceritakan pengalaman mistisnya bertemu dengan wanita sakti be...